Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Kondisi Alam Tak Mendukung, Jalan Gunung Tugel Tulungagung Gagal Diperbaiki dengan BTT Provinsi

Kondisi alam tidak mendukung, Jalan Gunung Tugel Desa Samar Tulungagung gagal diperbaiki dengan BTT Provinsi Jatim. 

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Jalan utama Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, di Gunung Tugel, Desa Samar, longsor usai diguyur hujan deras, Rabu (20/11/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Tiga infrastruktur penting yang rusak akibat bencana di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, masih belum ada kepastian kapan dipulihkan.

Ketiganya adalah Jalan Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, yang longsor, jembatan Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol yang nyaris runtuh, dan Jalan Desa Gedangan, Kecamatan Karangrejo yang putus.

Jalan Desa Samar menjadi akses utama angkutan susu dari Kecamatan Pagerwojo.

Sementara Jalan Desa Gedangan juga menjadi akses utama angkutan susu dari Kecamatan  Sendang.

Sementara jembatan yang rusak penghubung Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol dan Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu.

Rencana awal ketiga infrastruktur ini akan diajukan untuk diperbaiki dengan Belanja Tak Terduga (BTT) dari Provinsi Jawa Timur.

Namun dalam perkembangannya, hanya Jalan Gedangan dan Jembatan Junjung yang rencananya dibiayai oleh BTT Provinsi Jawa Timur.

"Yang dua itu tinggal tanda tangan gubernur. Yang Jalan Desa Samar masih dalam proses kajian," jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tulungagung, Dwi Hari Subagyo.

Untuk jembatan Desa Junjung diperlukan biaya Rp 7,5 miliar untuk pemulihan permanen.

Baca juga: Longsor di Jalan Antar Desa Wates dan Wagir Lor Ponorogo Ternyata sudah Terjadi Berkali-kali

Namun dengan BTT provinsi, sementara akan digunakan jembatan bailey.

Sedangkan untuk Jalan Desa Gedangan membutuhkan Rp 2 miliar.

Jalan Desa Samar, tepatnya di titik Gunung Tugel membutuhkan anggaran Rp 7,5 miliar untuk memperbaiki talut jalan yang ambrol.

Namun menurut Hari, kondisinya lebih ekstrem karena ketinggian talut mencapai 11 meter.

Dinas PUPR Tulungagung masih menurunkan tim independen untuk meneliti kondisi tanah di jalan yang patah.

"Kami tidak mau kejadian ini berkembang liar. Karena itu kami minta tim independen untuk meneliti, terdiri dari tim geologi, ahli teknik sipil dan ahli hukum," paparnya.

Ternyata jalan yang ambrol ini dulunya adalah bekas sungai yang diuruk oleh warga hingga atasnya, dengan posisi melintang berubah menjadi jalan.

Di titik itu juga ditemukan 7 sumber mata air yang memicu longsoran dan pahatan.

Karena itu, Dinas PUPR memikirkan alternatif untuk mengubah jalan di titik yang rusak menjadi konstruksi jembatan.

"Kalau tetap dibangun talut seperti sebelumnya, pasti akan ambruk lagi. Pakai tros 3 meter saja masih ambles," ucapnya.

Dinas PUPR masih menunggu hasil kajian untuk menentukan konstruksi yang pas.

Sebelumnya sudah dilakukan tes sondir tanah untuk mengetahui daya dukung tanah dan kedalaman lapisan tanah keras.

Hasilnya, hingga kedalaman 24 meter belum ada tanah keras.

"Mungkin solusi sementara, itu akan coba kami uruk terus dengan area yang melebar. kalau longsor uruk lagi, seperti proses yang dilakukan di JLS (jalur lintas selatan)," ungkapnya.

Berdasarkan rencana PUPR, proses kajian akan selesai di 3 bulan awal 2025.

Hasil kajian akan menentukan konstruksi yang pas untuk Jalan Desa Samar yang putus. Hasil kajian ini juga akan dilaporkan ke bupati terpilih, untuk diambil keputusan.

Jalan Desa Samar putus di titik yang disebut warga sebagai Gunung Tugel pada Rabu (20/11/2024) silam.

Lokasi ini pernah putus pada pertengahan 2022, kemudian diperkuat dengan talut jalan yang baru.

Namun ternyata kembali terjadi longsor saat hujan deras melanda kawasan ini.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved