Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa SMK Keluhkan Jalan ke Sekolahnya Penuh Lumpur: Kayak di Pelosok, Reaksi Admin Gerindra Disorot

Ia kesal tiap menuju ke sekolah harus melewati jalanan berlumpur karena takut seragamnya kotor.

|
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok/galihaedah
Galih siswa SMK di Jakarta mengeluhkan jalan ke sekolahnya penuh lumpur 

TRIBUNJATIM.COM - Curhatan seorang siswa SMK di Cengkareng, Jakarta Barat, soal jalan menuju ke sekolahnya yang rusak parah, viral.

Siswa SMK yang diketahui bernama Galih tersebut merekam kondisi jalanan ke sekolahnya yang dipenuhi lumpur.

Ia mengaku miris melihat hal itu, mengingat dirinya padahal tinggal di kota besar Jakarta.

Baca juga: Polisi Periksa Guru Haryati usai Dilaporkan Orang Tua Murid, Imbas Hukum Siswa Duduk di Lantai

Melalui akun TikTok @galihaedah, Siswa SMK Cengkareng 2 Jakarta Barat itu mengurai curhatannya.

Galih lantas memviralkan soal akses jalanan ke sekolahnya yang selama ini jarang diketahui khalayak ramai.

Dalam videonya, ia juga meminta bantuan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti.

"Saya minta bantuannya Pak Menteri Pendidikan, saya dari SMK Cengkareng 2 Jakarta Barat," kata Galih.

"Saya minta bantuannya pak, akses jalan masuk sekolah saya pak penuh lumpur," lanjut dia.

Diungkap Galih, ia kesal melewati jalanan berlumpur menuju ke sekolahnya karena takut seragamnya kotor.

Galih pun mengaku enggan merepotkan ibunya jika seragamnya kotor akibat lumpur.

"Hari Senin, celana putih Pak, takut kotor Pak, mama saya nyucinya capek Pak, tolong bantuannya ini mah," ucap Galih.

Galih lantas meminta bantuan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan atensinya.

"Bantuannya Pak, noh lumpur semua. Ini di Jakarta Barat Pak, sekolah kayak di pelosok," ujar Galih.

"Saya minta bantuannya, Pak Presiden Prabowo saya minta tolong ya," sambungnya.

Viral siswa SMK di Jakarta Barat curhat soal jalanan di sekolahnya dipenuhi lumpur padahal berada di kota besar
Viral siswa SMK di Jakarta Barat curhat soal jalanan di sekolahnya dipenuhi lumpur padahal berada di kota besar (Instagram)

Sembari merekam kondisi jalanan menuju ke sekolah, Galih miris.

Terlihat di rekaman video yang dibagikan Galih, jalanan menuju ke SMK Cengkareng 2 Jakarta Barat dipenuhi lumpur basah yang licin.

Lumpur basah tersebut memenuhi seluruh ruas jalanan menuju sekolah dan rumah warga.

Diduga jalanan penuh lumpur ini disebabkan oleh hujan.

Sementara itu saat ditelusuri TribunnewsBogor.com melalui Google Maps, jalanan menuju ke SMK Cengkareng 2 tampak belum diaspal, alias masih terdiri dari tanah bebatuan.

Penampakan SMK Cengkareng 2 di Google Maps. Terlihat jalanan di depan sekolah belum diaspal dan masih berupa tanah bebatuan (Google Maps)
Penampakan SMK Cengkareng 2 di Google Maps. Terlihat jalanan di depan sekolah belum diaspal dan masih berupa tanah bebatuan (Google Maps)

Melihat kondisi akses jalanan ke sekolah di wilayah Jakarta tampak kumuh dan dipenuhi lumpur, publik di linimasa terheran-heran.

Netizen pun mempertanyakan peran pemerintah setempat lantaran fasilitas umum yang buruk.

Ada juga netizen yang heran kenapa di Jakarta masih ada jalanan mirip seperti di pelosok daerah.

"Sekelas kota besar seperti Jakarta masih ada jalan seperti ini,Kalau di desa wajar karna Dana nya banyak masuk kantong tuyul"

"Cengkareng kan masih Jakarta kok bisa ya msih ada jln bgitu..gmn walikotanya, pak camat pak lurah"

"Desa dananya masuk ke kantong tuyul kalo ini masuk ke kantong siapa yaa"

"Walkot,lurah,camat tuh duit kemanain woy"

"Baru tau gw cengkareng jalanannya begini"

Postingan yang dibagikan Galih ini belakangan viral di media sosial.

Hingga akhirnya admin Partai Gerindra pun ikut memberikan respons.

Dalam akun resminya, admin Gerindra menyebut, pihak yang harusnya memberikan atensi bukan Menteri Pendidikan, melainkan anggota DPRD DKI Jakarta.

"Bukan ranahnya Pak Mu’ti ini, mah. Nanti Admin sampein ke anggota dewannya," pungkas admin Gerindra.

Membalas komentar admin Gerindra, netizen pun balik meresponsnya.

"Lu aja min jd anggota dewannya," kata netizen.

"Enggak, ah. (Yang beneran kerja) Capek banget kerjanya," balas admin Gerindra.

Komentar admin Gerindra soal curhatan siswa SMK di Jakarta Barat yang akses jalanan ke sekolahnya dipenuhi lumpur
Komentar admin Gerindra soal curhatan siswa SMK di Jakarta Barat yang akses jalanan ke sekolahnya dipenuhi lumpur (TikTok)

Sementara itu di tempat lain, masih ada siswa SD yang harus berenang melintasi sungai untuk bisa ke sekolah.

Peristiwa ini masih dialami siswa SDN 156 Muara Lepat.

Para siswa berenang ke sekolah demi bisa mendapatkan ilmu dari gurunya di sekolah yang berada di Desa Datuk Nanduo, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Lokasi sekolah di Desa Padang Jering, Kecamatan Batang Asai.

Beda desa dengan tempat tinggal para siswa di Dusun Muara Lepat yang lokasinya di seberang Sungai Batang Asai.

Saat berenang seberangi sungai, satu tangan mereka mengangkat tas dan sepatu agar tak terkena air, sementara tangan yang lain mengayuh air.

Meski berenang dengan cara seperti ini, sepatu dan tas sekolah mereka tetap basah juga.

Selain itu, baju para siswa berusia 10-14 tahun tersebut juga basah kuyup ketika sampai sekolah.

Biasanya, para siswa SD di Dusun Muara Lepat berangkat ke sekolah naik perahu bantuan dari Kepala Desa Datuk Nanduo atau perahu penduduk setempat.

Tapi perahu yang kerap digunakan sudah tidak layak pakai lagi. 

Sementara tak ada jembatan untuk melintasi sungai.

Akhirnya, mau tak mau, mereka harus merenangi Sungai Batang Asai yang berarus lumayan deras dan cukup dalam.

Baca juga: Turis Kena Begal Lapor Polisi Malah Diminta Bayar Rp200 Ribu, Curiga Uangnya untuk Kebutuhan Sendiri

Menyeberangi sungai tak menyurutkan kemauan dan tekad kuat agar bisa berangkat ke sekolah.

Secara beriringan, beberapa siswa SD berenang menyeberangi Sungai Batang Asai dengan sangat berhati-hati.

Sesampainya di tepian, mereka berjalan menjinjing tas sekolah dan sepatu.

Pakaian sekolah para siswa SDN 156 Muara Lepat sudah basah kuyup seusai berenang.

Mereka pun langsung masuk sekolah.

Kepala Desa Datuk Nanduo, Mohamad Isa menuturkan, para siswa yang rela berenang menyeberangi Sungai Batang Asai menuju ke sekolah pada Jumat (10/1/2025) lalu.

Hal itu bukan tanpa alasan.

Di Dusun Muara Lepat, Desa Datuk Nanduo, sejak zaman dahulu hingga kini, tidak ada jembatan penghubung menuju Desa Padang Jering tempat siswa bersekolah.

"Biasanya mereka naik perahu. Ada perahu bantuan dari kades, juga perahu dari penduduk setempat."

"Karena sekarang perahu sudah rusak, tidak layak pakai, atau sudah lapuk, mereka terpaksa berenang menuju sekolah," kata Isa Minggu (12/1/2025).

-
Para siswa SDN 156 Muara Lepat, Desa Datuk Nanduo, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi, terpaksa berenang menyeberangi Sungai Batang Asai untuk menuju sekolah, tak ada jembatan di sana (Tribun Jambi/Hasbi Sabirin)

Isa mengatakan, tidak adanya jembatan penghubung Dusun Muara Lepat ke Desa Padang Jering, sangat berdampak pada aktivitas anak sekolah dan masyarakat setempat.

Warga kesulitan menyeberang.

"Lebih parahnya lagi, jika air Sungai Batang Asai banjir, siswa tidak bisa berangkat ke sekolah," ujarnya.

"Ditambah lagi aktivitas masyarakat Dusun Muara Lepat banyak ke Padang Jering, seperti beli sembako dan kebutuhan lainnya," lanjut Isa.

Dengan kondisi tersebut, Mohammad Isa berharap agar Pemerintah Kabupaten Sarolangun bisa membangun jembatan penghubung dari Dusun Muara Lepat, Desa Datuk Nanduo menuju Desa Padang Jering.

"Kami terus melakukan usulan ke pemerintah agar jembatan bisa dibangun, baik usulan melalui pemerintah desa maupun usulan pemerintah Kabupaten. Sampai hari ini belum kunjung terealisasi," tuturnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved