Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Pendidikan

Pakar Komunikasi Unair : Kontrol Penggunaan Gadget dalam Pendidikan 

Pasalnya pemakaian gadget pada anak selama libur sekolah kerap melebihi waktu ideal pemakaian gadget pada anak

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Sulvi Sofiana
Suko Widodo, pakar komunikasi Universitas Airlangga sekaligus Dewan Pendidikan Jawa Timur 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Penggunaan gadget pada anak-anak menjadi perhatian banyak pihak. 

Pasalnya pemakaian gadget pada anak selama libur sekolah kerap melebihi waktu ideal pemakaian gadget pada anak.  

Apalagi selama ini proses pembelajaran  juga mulai melibatkan pemakaian gadget. 

Suko Widodo, pakar komunikasi Universitas Airlangga sekaligus Dewan Pendidikan Jawa Timur mengingatkan, salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan saat ini adalah distraksi yang ditimbulkan oleh penggunaan gadget. 

"Distraksi ini mengalihkan perhatian anak, sehingga mereka menjadi kurang fokus dalam belajar," kata Suko.

Baca juga: Komisi D Dorong RSUD Surabaya Timur Jadi Rujukan Korban Pecandu Gadget dan Game Online

Suko juga mengkritik penggunaan gadget yang berlebihan dalam proses pembelajaran, yang menurutnya justru bisa mengurangi kualitas pendidikan

"Di beberapa belahan dunia, ada gerakan kembali ke metode tradisional seperti menulis tangan. Meskipun ini sering dianggap kuno, menulis dengan tangan memiliki dampak positif terhadap pengembangan otak dan imajinasi anak," tegasnya.

Meskipun tidak anti-teknologi, Suko menekankan bahwa teknologi informasi harus digunakan dengan bijak. 

Baca juga: Salma Anak Pemulung Buat Teknologi Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar, Ortu Tak Sia-sia Kuliahkan di UI

"Teknologi bisa membantu, tetapi harus diimbangi dengan pengalaman belajar yang konkret, seperti menulis dengan tangan. Ini bisa merangsang kreativitas dan membantu anak-anak lebih fokus," jelasnya.

Ia juga mengkritik rendahnya imajinasi sebagian anak-anak, seperti yang terjadi di beberapa wilayah, misalnya Jawa Barat. 

"Anak-anak di sana ditanya tentang jumlah bulan dalam setahun, mereka tidak dapat membayangkannya. Ini menunjukkan kurangnya pengembangan imajinasi melalui pengalaman nyata," ungkapnya.

Baca juga: 3 Opsi Libur Sekolah Ramadan 2025 Dijelaskan Menteri Pendidikan Abdul Muti, Ada Skema Libur 1 Bulan

Suko mengimbau kepada para pendidik dan orang tua agar di bulan puasa ini, meskipun libur, tetap memberikan tugas yang melibatkan aktivitas fisik dan mental, bukan hanya mengandalkan gadget. 

 "Biarkan anak-anak berinteraksi dengan keluarga mereka, belajar dari lingkungan sekitar mereka, ini akan jauh lebih berharga," tutupnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved