Berita Viral
Pantas Kholid Nelayan Tak Takut Meski Diancam Dalang Pagar Laut Tangerang, SHM Terbit di Era Jokowi
Kholid seorang nelayan di perairan laut Tangerang yang sedang ramai dibicarakan itu ternyata tak punya rasa takut, termasuk kepada dalang pagar laut.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Nelayan bernama Kholid yang belakangan viral itu tak takut meski diancam.
Pantas saja Kholid tak pernah merasa takut, hal itu karena nyalinya yang besar.
Kholid nelayan Pulau Cangkir rupanya memiliki nyali besar membongkar dalang pagar laut Tangerang.
Kholid tak gentar bicara keras tentang dalang pagar laut Tangerang.
Padahal ia juga sudah menerima ancaman dari orang tak dikenal.
Dia bahkan berani menantang bakal mengerahkan warga Banten melawan dalang pagar laut Tangerang.
Pagar laut Tangerang sepanjang 30 kilometer ini memang menjadi polemik.
Kholid curiga, pagar laut Tangerang diperuntukan untuk dijual lagi.
"Ini kan ada tanah-tanah kalau dilihat dari atas, ini tambaknya, kemudian dibuat suratnya, kalau udah dibuat suratnya terus dijual, penampungnya siapa ?" kata Kholid saat diwawancara TvOne, seperti dipantau TribunJatim.com via Tribun Bogor, Rabu (22/1/2025).
Kholid mengungkap dalang pagar laut Tangerang ini adalah PIK 2.
Baca juga: Alasan Kholid Sebut Pagar Laut 30 KM Bukan Hasil Swadaya, Eks Kabareskrim Polri: Yang Ngomong Botol
Ia menekankan ketika sudah mengetahui dalang pagar laut Tangerang, mestinya pemerinta bergerak memberi sanksi.
"Kalau sudah menjadi informasi harusnya negara hadir dong. Buktinya kenyataannya (tidak ditindak)," kata Kholid.
Kholid bersama nelayan lain juga bukan hanya tinggal diam.
Sejak 5 bulan lalu mereka sudah melaporkan pagar laut Tangerang.

"ke DKP provinsi sudah, responnya 'iya kami sudah tahu', sudah sidak. Ini adalah melanggar," kata Kholid.
Kholid menganggap negara justru tak berdaya dalam menegakkan aturan pada dalang pagar laut Tangerang.
"Seperti negara sudah dicaplok korporasi, takut amat gitu. Sudah jelas ini pelanggaran kok masih disegel-segel," katanya.
Tindakan itu berbeda jauh dengan nelayan bila melakukan pelanggaran di laut.
Baca juga: Sosok Aguan yang Diduga Pelaku Pagar Laut di Tangerang, Kholid Nelayan Serang Utara Keceplosan
"Namanya nelayan itu ya salah sedikti aja di laut itu udah ditangkap. Ketika ini kaitannya dengan pemodal besar lah ini koh seperti takut-takut. Cari apa lagi ? sudah jelas melanggar, tangkap, cabut," kata Kholid.
Ia bahkan menantang dalang pagar laut Tangerang karena tak mau diperbudak.
"Saya begini marah emosi, hampura yah. Saya tidak ingin dikelola korporasi. Kalau saya dikelola korporasi sampai kiamat kita akan miskin terus, modelnya ya begini, bikin miskin," katanya.
"Kalau negara gak berani ngelawan, saya yang akan ngelawan. Dan saya akan pimpin masyarakat Banten untuk melawan korporasi itu, sudah siap, saya nyatakan ini," tambah Kholid.
Bicara keras Kholid bukan tanpa resiko.

Dia mengaku sering menerima intimidasi dan ancaman dari orang tak dikenal.
"Intimidasi mah sering, setiap shooting pasti ada yang telepon," katanya.
Dalam ancamannya, Kholid diminta untuk tak banyak bicara tentang pagar laut Tangerang.
"Udah lah jangan ngurusin hal itu, itu urusan orang gede, orang kecil gak usah ikut-ikutan," kata Kholid menirukan ucapan orang.
Bahkan ada juga yang sudah menyinggung anak dan istrinya.
"Kalau ancaman ke saya nomor telepon baru, 'dengan siapa nih ?', kamu gak perlu kenal. kamu jangan macam-macam ngomong urusan pagar laut segala macam, urusan pengurugan tanah, kamu bisa bahaya kamu, kasihan anak istri kamu'," kata Kholid.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa pagar laut Tangerang sebagai proyek reklamasi alami.
Menurutnya Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelidiki dalang pagar laut Tangerang sepanjang 30,16 kilometer.
Ia menjelaskan tujuan pagar laut untuk menahan pasir sedimentasi yang dibawa ombak.
Seiring berjalannya waktu, pasir itu akan menumpuk hingga membentuk daratan.
"Semakin lama, semakin naik. kalau ada ombak datang, begitu ombak surut, dia ketahan, sedimentasinya ketahan. Boleh dibilang seperti reklamasi yang alami," katanya.

Siapa sebenarnya Kholid?
Kholid merupakan seorang nelayan dari Desa Kronjo, Kecamatan Pontang, Serang, Provinsi Banten.
Dia merupakan nelayan yang menyuarakan secara keras terkait keberadaan pagar laut.
Dia hadir di acara Indonesian Lawyer Club (ILC) untuk menjadi salah satu pihak yang menyuarakan pendapatnya terkait kontroversi pagar laut.
Penampilannya saat itu lah, Kholid membuat orang terperangah karena kecakapan wawasannya saat berbicara.
Dikutip dari Tribun Sumsel, Kholid mengaku sempat ditelpon oleh seorang meminta untuk tidak mengurusi masalah di Tangerang.
Tak membuatnya ciut, hal itu Kholid ungkap secara blak-blakan dalam acara ILC tersebut.
Berikut beberapa komentar netizen usai videonya viral di media sosial.
"Bukan orang sembarangan bapak ini"
"Selamanya Buku adalah jendela dunia"
"Ketahuan kalo rajin baca buku. Nalarnya jalan. Berpikirnya kritis. Kalo malas baca buku jadi..... *silakan isi sendiri*"
"Berasa di kuliahin sama Seorang Insinyur"
"Si bapak ini suka baca buku bkn komik"

Video nelayan Kholid saat berbicara di ILC pun beredar hingga viral dibagikan oleh berbagai akun media sosial.
Kini, kecakapannya saat berbicara menuai pujian dari banyak orang.
Dalam video yang beredar salah satunya diunggah oleh akun @undercover.id, Minggu (19/1/2025), Kholid hadir dalam sebuah acara debat terkait pagar laut.
Saat Kholid berbicara itu lah menjadi momen Kholid sebagai nelayan disorot.
Berikut isi ucapan Kholid Nelayan yang viral di media sosial.
"Saya sempat baca buku namanya itu logika penjajah karangan Yaimidi. Yaimidi itu adalah seorang orang tua di Banten yang sempet bikin buku Logika Penjajah.
Salah satu di dalam buku Logika Penjajah itu percis dengan apa yang dikatakan si penelepon tadi ke saya, 'hey Kholid kamu orang Serang, orang Pontang, nggak boleh ngurusin Tangerang.'
Padahal kalau menurut saya sebagai nelayan harusnya mempunyai pandangan tidak boleh parsial. Nah ciri-ciri penjajah itu yang mempunyai pandangan parsial, sampai tingkatannya kita nggak boleh nolongin tetangga kita yang sedang kelaparan atau tetangga kita yang sedang dijajah.
Begitu juga di laut, kalau orang laut itu hakikatnya, ketika Tangerang menangis ya orang Serang juga harus menangis. Ketika Rempang menangis, ya orang Serang juga harus menangis, harus cepet sakit.
Ketika pesisir Manado utara menjerit, ya orang Serang juga harus menjerit. Artinya Ketika saya ngomong, bahwa ini adalah dampak yang sangat berbahaya buat kami sebagai nelayan dan petani.
Justru ketika saya melihat kejadian-kejadian di laut, pemagaran laut, tanah diurug, kali diurug, ya saya bilang tadi, saya ini seperti dikelola oleh orang-orang yang kerangka berpikirnya cacat."
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kholid
nelayan
dalang Pagar Laut Tangerang
Menteri Kelautan dan Perikanan
Sakti Wahyu Trenggono
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Edi Kaget Istri Beri Akta Cerai saat Mengaji di Rumah Mertua, Tak Tahu Ditalak |
![]() |
---|
Kisah Driver Ojol Riri Terima Pesanan Martabak dari Luar Pulau, Ternyata Salah Orderan |
![]() |
---|
Warga Terdampak Debu Tambang Cuma Diberi Ganti Rugi Sembako Rp200 Ribu, DPRD Tegur Perusahaan |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Kasihan Immanuel Ebenezer Diborgol Pakai Baju Oranye: Mungkin Dia Khilaf |
![]() |
---|
Menu MBG Nasi Tutug Oncom untuk Siswa Viral, Camat Jelaskan Sudah Diperiksa Ahli Gizi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.