Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Shandy Pembela Pagar Laut dan Mendebat Kholid, Mahasiswa DO yang Sebut Pagar Hasil Swadaya

Inilah sosok Shandy mahasiswa yang tak kunjung lulus dan ramai dibicarakan karena bela berdirinya pagar laut yang rugikan nelayan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
YouTube Indonesia Lawyers Club, TribunnewsBogor.com
Sosok Shandy yang mendebat nelayan Kholid dan membela adanya pagar laut sebut sebagai hasil swadaya nelayan dan rakyat 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok lawan debat nelayan Kholid menjadi perbincangan setelah isu soal pagar laut di Tangerang masih jadi perbincangan.

Nelayan Kholid menjadi sorotan lantaran berbicara soal nasib nelayan karena adanya pagar laut tersebut.

Sandhy Martha Praja, koordinator Jaringan Rakyat Pantura (JRP), adalah sosok yang mendebat Nur Kholid.

Shandy Martha Praja diperbincangkan usai mengaku membuat pagar laut Tangerang.

Ia mengaku-ngaku pagar laut dibuat secara swadaya dengan patungan Rp 5.000.

Shandy nimbrung dalam isu pagar laut Tangerang yang kini menjadi polemik.

"Sebetulnya bukan nelayan yang menancapkan bambu, tapi memang swadaya, kita sebut masyarakat. Karena ini (pagar laut) bukan hanya untuk kepentingan nelayan, ide dasarnya begitu. Ini adalah untuk juga kepentingan menahan abrasi, ombak dan segala macam, jadi dibuatlah tanggul itu," kata Shandy.

Dihadapkan dengan banyak narasumber termasuk nelayan Kholid, Shandy tampak kikuk menjawab pertanyaan soal pernyataannya yang kontroversial.

Terlebih nelayan Kholid blak-blakan bertanya ke Shandy soal pernyataan Shandy yang bak membela pendiri pagar laut.

Padahal Kholid sebagai nelayan yang sehari-hari melaut merasakan betul dampak buruk pagar laut tersebut.

Baca juga: 4 Pernyataan Nelayan Kholid Soal Pagar Laut Tangerang, Bantah Dibuat Swadaya - Cara Licik Korporasi

Karenanya saat mendengar Shandy menyebut pagar laut dibuat atas swadaya masyarakat, Kholid tak terima dan balik bertanya ke Shandy.

"Kenapa saya justru belum bisa menangkap ketika pemagaran laut itu dibilang swadaya. Karena tolak ukurnya adalah pendapatan dari nelayan. Saya hitung, bambu itu dari Karangserang sampai Kronjo diperkirakan jutaan. Kalau perbatang bambu aja, harga bambu Rp20 ribu sampai Rp15 ribu. Kita hitung dari yang terendah, (bambu) Rp15 ribu dikali berapa juta bambu, udah berapa. Kira-kira masuk enggak dalam pikiran kita ketika itu swadaya masyarakat? Sementara pendapatan masyarakat sendiri morat-marit," tanya Kholid, nelayan viral penentang pagar laut.

Mendengar pertanyaan Kholid, Shandy tak langsung menjawabnya.

Sambil beretorika, Shandy justru membahas soal framing dan kepentingan nelayan alih-alih menjawab pertanyaan Kholid.

Shandy yang membela berdirinya pagar laut
Shandy yang membela berdirinya pagar laut (Tribun Bogor)

Hal itu lantas ditertawakan oleh Kholid.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved