Berita Viral
Keluarga Pingsan Lihat Jasad Aisyah Sudah Kaku karena Diterjang Tanah Longsor, 3 Minggu Lagi Menikah
Tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah memakan puluhan korban. Termasuk pasangan kekasih yang akan segera nikah.
TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah memakan puluhan korban.
Termasuk pasangan kekasih yang akan segera menikah.
Korban ialah Rahmono dan Aisyah.
Keduanya meninggal diterjang tanah longsor usai mengurus persiapan pernikahannya.
Keluarga pun pingsan melihat jasad calon pengantin yang sudah kaku.
Diektahui bencana alam di Petungkriyono berupa banjir bandang dan longsor datang pada waktu bersamaan.
Baca juga: Kesaksian Nasirin Selamat dari Maut, 2 Kali Dihantam Tanah Longsor Pekalongan, Kondisi Terkuak
Terdapat 26 korban di antaranya 17 ditemukan tewas, sementara 9 orang lainnya dilaporkan hilang.
Bencana alam ini menjadi duka yang mendalam bagi keluarga korban.
Salah satunya Rahmono dan Aisyah, warga Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang menjadi korban ganasnya longsor di Pekalongan, Jawa Tengah.
Terdapat kisah pilu di balik cerita sepasang kekasih ini.
Keduanya merupakan calon pengantin yang tak lama lagi akan menikah.
Rencananya, tiga pekan lagi keduanya akan melangsungkan pernikahan.
Isak tangis keluarga pecah saat korban Aisyah tiba di Puskesmas Petungkriyono.
Bahkan, salah satu keluarga pingsan saat melihat jasad Aisyah yang sudah terbaring kaku.

Dikatakan oleh tante korban, saat peristiwa longsor kedua calon pengantin itu tengah berteduh saat perjalanan pulang usai mengurus persiapan pernikahannya.
Namun nahas, keduanya diterjang longsor hingga terpisah.
"Kejadiannya dia (kedua korban) habis sidang mau menikah, lalu berteduh," kata tante korban Aisyah, Kuatin, dikutip dari Bangka Pos pada Jumat (24/1/2025).
Sementara itu, jenazah Rahmono calon suami Aisyah ditemukan pada Selasa, 21 Januari 2025.
Sedangkan jenazah Aisyah ditemukan di Sungai Welo pada Rabu siang, 22 Januari 2025.
Diduga, jenazah Aisyah terbawa arus sungai.
Adapun banjir bandang dan tanah longsor di Petungkriyono disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah Pekalongan sejak Senin (20/1/2025) kemarin.
Selain Petungkriyono, beberapa wilayah lainnya seperti Kedungwuni, Wonopringgo, dan Talun juga terendam banjir.
Baca juga: Winarno Terjang Sisa Longsoran Tanah Demi Cari Istri yang Terseret, Lega Selamat: Alhamdulillah
"Di atas jalan tersebut terjadi longsor, sementara di bawahnya banjir lumpur menggenangi beberapa kecamatan seperti Kedungwuni, Wonopringgo, Karanganyar, Tirto, dan Wonokerto," jelasnya.
Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono, menyampaikan upaya pencarian korban masih terus dilakukan meskipun cuaca buruk menjadi tantangan.
Ia juga menjelaskan sebelum longsor terjadi, sebuah kafe di lokasi terdampak diketahui menjadi tempat beberapa orang berteduh.
Oleh karena itu, ada kemungkinan bertambahnya korban yang tertimbun di dalam kafe yang kini telah runtuh tersebut.
Cuaca yang masih diguyur hujan hingga siang hari Selasa membuat proses pencarian semakin sulit.
Namun, tim SAR tetap berupaya menyisir material longsoran dengan alat berat dan bantuan manual.
Lebih lanjut, Budiono menjelaskan bahwa wilayah Kecamatan Petungkriono dikenal memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana tanah longsor, terutama di musim hujan.
"Daerah tersebut ada lereng-lereng, sehingga apabila terjadi hujan yang intensitas tinggi dan waktu yang cukup lama sangat rawan terjadi longsor dan banjir bandang di lokasi tersebut," jelas Budiono.

Desa Kasimpar menjadi lokasi yang paling terdampak.
Dari total 25 korban jiwa, sebagian besar ditemukan di desa ini.
Pencarian di area kafe Desa Kasimpar terus menjadi prioritas utama mengingat kemungkinan masih adanya korban yang tertimbun.
Hingga berita ini diturunkan, evakuasi dan pencarian korban oleh tim gabungan yang melibatkan Basarnas, PMI, dan relawan setempat masih berlangsung.
Kesaksian korban selamat
Nasirin sebagai korban selamat menceritakan kengerian bencana tersebut.
Dia secara menakjubkan selamat dari maut kendati dua kali terhantam tanah longsor dan tersapu banjir.
Saat itu dia bersama temannya menunggu hujan deras mereda.
Namun, dia justru tertimpa musibah.
Diungkap Nasirin, awalnya ia tidak menyangka bakal mengalami musibah luar biasa di hidupnya.
Baca juga: Jumlah Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Pekalongan 17 Orang, 9 Hilang, Ini Identitasnya
Sebab di hari itu, Nasirin bersama 10 temannya sempat berteduh di sebuah kafe lantaran kondisi hujan deras.
Bersama 18 orang di kafe, Nasirin menunggu hujan reda hingga Maghrib.
Namun tak disangka, ternyata jalanan menuju ke rumahnya tertutup longsor.
"Kita aturan pulang jam 4, tapi jam 4 itu hujan deras beserta petir. Kita berteduh sampai maghrib. Lampu mati. Ada teman saya mau pulang hujan masih deras-derasnya, ternyata balik lagi katanya ada longsor, akhirnya neduh lagi di situ," ungkap Nasirin dilansir Tribun Bogor dari tayangan Youtube tv one news, Rabu (22/1/2025).
Saat maghrib, Nasirin syok mendengar bunyi letusan dari arah belakang kafe.
Ternyata bunyi tersebut adalah suara runtuhan tanah longsor.
Nasirin dan belasan orang lainnya pun tergulung tanah longsor hingga tertimbun.
"Tiba-tiba ada bunyi letusan dari dalam, begitu (bunyi) dos langsung, lumpur berselibat, tergulung semua. Saya alhamdulillah masih dikasih umur. Ketika saya bangun, saya udah (terlempar) 200 meter dari kafe itu, saya lihat kafe udah rata semua, ke mana ini larinya," pungkas Nasirin.
Langsung bangkit dari timbunan tanah, Nasirin berdiri.
Nasirin tersentak melihat temannya juga ikut bangun.
"Kebetulan teman saya bangun (Nasirin bilang) 'kita mau nyari hidup ke mana za?'. Ya udah kita lari, kita neduh ke pemancingan, kita merangkak, lumpur udah segini (dada orang dewasa)," kata Nasirin.
Langsung melarikan diri dari kafe tersebut, Nasirin dan temannya pun berjalan merangkak ke arah pemancingan.
Di sana Nasirin bertemu dengan puluhan orang yang juga sedang berteduh.
Namun rupanya di momen itu, Nasirin kembali terancam maut meski sempat bernapas lega.
Nasirin dan temannya kembali tertimpa longsor dan banjir.
"Kita ke pemancingan, ada yang neduh 30 orang, histeris lihat kita masih hidup, akhirnya dikasih minum, disuruh masuk ke pemancingan. Enggak lama setelah itu 5 menit, ada bunyi lagi, air masuk semua, banjir, akhirnya histeris, di jalanan numpuk. Saya sama teman saya berdua 'ini mau ke mana za, kalau di sini kita mati'," ujar Nasirin.
Tak menungu waktu lama, Nasirin akhirnya memutuskan lari bersama temannya sambil bergandengan tangan lantaran banjir bandang menerjang kawasannya.
Nasirin dan temannya pun berlari guna menyelamatkan diri.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
tanah longsor
Pekalongan
banjir bandang
pengantin
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Edi Kaget Istri Beri Akta Cerai saat Mengaji di Rumah Mertua, Tak Tahu Ditalak |
![]() |
---|
Kisah Driver Ojol Riri Terima Pesanan Martabak dari Luar Pulau, Ternyata Salah Orderan |
![]() |
---|
Warga Terdampak Debu Tambang Cuma Diberi Ganti Rugi Sembako Rp200 Ribu, DPRD Tegur Perusahaan |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Kasihan Immanuel Ebenezer Diborgol Pakai Baju Oranye: Mungkin Dia Khilaf |
![]() |
---|
Menu MBG Nasi Tutug Oncom untuk Siswa Viral, Camat Jelaskan Sudah Diperiksa Ahli Gizi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.