Kisah Mohak, Seniman Ukir Kayu Difabel asal Kediri yang Karyanya Dipesan Bupati hingga Menteri
Keterbatasan fisik bukan halangan untuk berkarya. Hal itu dibuktikan oleh Mohammad Sugianto, pria berusia 44 tahun asal Desa Peh Kulon, Kecamatan Papa
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Keterbatasan fisik bukan halangan untuk berkarya. Hal itu dibuktikan oleh Mohammad Sugianto, pria berusia 44 tahun asal Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Meski hidup dengan keterbatasan fisik, Mohak sapaan akrabnya berhasil menciptakan karya seni ukir kayu yang diminati banyak kalangan, mulai dari masyarakat umum hingga pejabat tinggi, termasuk menteri.
Mohak memulai perjalanannya sebagai seniman ukir kayu pada tahun 2008, saat mengikuti pelatihan memahat kayu di Solo.
Pelatihan tersebut diisi oleh dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Sejak saat itu, ia mulai menekuni seni ukir kayu dan perlahan-lahan mengembangkan kemampuannya.
"Awalnya ikut pelatihan dulu, lalu mulai belajar sedikit demi sedikit. Saya merasa nyaman dengan seni ukir ini karena ada rasa yang bisa saya tuangkan ke dalam setiap karya," kata Mohak saat ditemui di kediamannya, Jumat (31/1/2025).
Baca juga: 8 Tahun Karel Pemuda Difabel Jualan Susu Kedelai Keliling, Haru Dapat Rp 3 Juta: Mau Hapus Dosa Ibu

Baca juga: Gandeng Seniman Mural, Jalur Sepeda di Trenggalek Diwarnai
Setelah pelatihan, Mohak tidak langsung membuka usaha sendiri. Ia lebih sering berkumpul dengan sesama difabel untuk bertukar ide dan pengalaman.
Kemudian, ia bekerja di sebuah sanggar ukir di Nganjuk selama satu tahun. Di sana, ia mendapat pujian dari pemilik sanggar yang menyatakan bahwa Mohak sudah layak membuka usaha ukir sendiri.
"Dulu pemilik sanggar bilang, saya sudah pantas buka jasa ukir sendiri. Dari situ, saya memberanikan diri membuka usaha di rumah," kenangnya.
Baca juga: Seniman Tari Gandrung hingga Penenun Wastra Using, Tiga Maestro Banyuwangi Raih AKI 2024

Kini, Mohak telah memiliki usaha sendiri dengan nama UD Luhur Makmur.
Ia mengerjakan berbagai pesanan ukiran, mulai dari ornamen kecil hingga papan nama.
Salah satu karyanya yang sedang dikerjakan adalah ukiran papan nama.
Menurut Mohak, kayu jati menjadi bahan utama yang ia gunakan karena kualitasnya lebih baik dibandingkan kayu mahoni.
"Kayu jati lebih bagus untuk ukiran karena lebih kuat dan tahan lama," jelasnya.
Baca juga: Miniatur Bus Karya Pelajar Kediri Laris Manis, Banjir Pesanan hingga Diburu Kolektor
Mohammad Sugianto
Mohak
seniman ukir kayu
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Sandiaga Uno
Widiyanti Putri Wardhana
Haryanti Sutrisno
UMKM di Kabupaten Kediri
IM3 Beri Hadiah Motor pada 2 Outlet Terbaik di Jatim Melalui Kejutan Simpel |
![]() |
---|
Kang Marhaen Dorong Satpol PP Nganjuk Perkuat Penegakan Aturan dan Pemberantasan Rokok Ilegal |
![]() |
---|
Uji Coba Digitalisasi Bansos Nasional di Banyuwangi Dimulai, Ipuk Tinjau Proses di Kemiren |
![]() |
---|
Sambil Didampingi TNI, Wali Murid Minta Maaf karena Sebut Anaknya Muntah setelah Makan MBG |
![]() |
---|
Siswa SMA Keluhkan Nasi di MBG Berlendir hingga Telur Masih Mentah: di Sekolah Kita Nggak Enak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.