Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

 Pemprov Jatim dan DKI Jakarta  Teken Perjanjian Kerjasama, Perkuat Sinergi Pembangunan Daerah

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dan Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi melakukan penandatanganan Adendum Kesepakatan Bersama

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Fatimatuz Zahroh
KERJA SAMA - Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyaksikan penandatanganan Adendum Kesepakatan Bersama antara Pemprov Jatim dan Pemprov DKI Jakarta di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (31/1/2025). Peningkatan kerjasama dilakukan untuk peningkatan kerja sama dalam hal khususnya sektor pangan dan investasi. 

Sementara di sektor peternakan, lanjut Adhy, Jawa Timur juga konsisten menjadi gudang ternak nasional. Sapi perah Jatim berkontribusi 62 % terhadap populasi sapi perah nasional dan Sapi potong Jatim berkontribusi 28 % terhadap populasi sapi potong nasional.

"Populasi sapi Jawa Timur pun yang terbanyak di Indonesia," tegasnya.

Di kesempatan ini pun Adhy menyampaikan berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2024 populasi sapi potong dan sapi perah Jatim menurun akibat wabah PMK dan LSD. Namun demikian Pemprov Jatim terus melakukan kegiatan penjaminan status kesehatan hewan dengan melakukan vaksinasi. 

Baca juga: Sambut Kapal Pesiar Le Laperouse, Konjen Australia dan Pemprov Jatim Kerjasama Tingkatkan Wisman

"Saat ini telah dilaksanakan vaksinasi PMK sebanyak 14,7 juta dosis atau 95?ri target vaksinasi 15,4 juta dosis. Meski begitu secara nasional Jawa Timur tetap menempati peringkat I untuk populasi sapi," jelasnya.

Tak berhenti di situ, untuk mempertahankan status tersebut, Jawa Timur menjalankan implementasi rencana aksi road map exit strategy PMK. 

"Hasilnya kejadian penyakit PMK di Jawa Timur telah dapat dikendalikan," imbuhnya.

Lebih dari itu, Adhy mengungkapkan di tahun anggaran 2025, dirinya mengimbau agar dinas terkait mengalokasikan kebutuhan obat, vaksin, semen beku, N2 cair untuk kawin suntik/inseminasi buatan (IB). Saat ini, pemerintah pusat dan provinsi telah mengalokasikan anggaran untuk fasilitasi vaksinasi, obat, vasilitasi IB.

"Hanya saja masih belum mencukupi dari kebutuhan," katanya.

Adhy menyebut beberapa hal tersebut dapat menjadi gambaran untuk menindaklanjuti kerjasama bidang penguatan dan komoditas pangan. Menurutnya Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional pun membutuhkan pasar agar tidak terjadi over suplai.

"Dan insyaallah ini akan terjadi kebermanfaatan bagi kedua belah pihak tadi bukan hanya produknya tetapi juga pelayanan peningkatan kapasitas bagaimana kelembagaan bagaimana teknologi yang berkaitan dengan peternakan," tuturnya.

Di sisi lain, Adhy menyambut baik kerjasama bisnis yang melibatkan PT. Food Station Tjipinang Jaya (BUMD Jakarta) dengan mitra bisnis jatim yaitu UD. Sahabat Tani; Kontak Tani Nelayan Andalan Jawa Timur dan BUMD Jatim Graha Utama. 

"Kami optimis, kerja sama antara Jawa Timur dengan DKI Jakarta mampu semakin harmonis dan potensi kerja sama yang lebih luas dapat digali lebih dalam lagi," harapnya. 

Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menilai penting dilakukannya penandatanganan adendum kesepakatan dengan Pemprov Jatim. Pasalnya sebagian pusat perdagangan dan distribusi, DKI Jakarta membutuhkan suplai yang cukup untuk ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi. 

"Ini memang sangat strategis dalam rangka kita meningkatkan ketahanan pangan, ini juga sesuai dengan arahan bapak presiden Prabowo dimana kita betul-betul ketahanan pangan harus kita tingkatkan dan kita pertahankan, apalagi kita juga harus menuju swasembada pangan dan DKI Jakarta sangat butuh kerjasama ini," kata DKI Jakarta Pj Teguh Setyabudi. 

 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved