Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ratusan Siswa SMA Protes Tak Didaftarkan SNBP, Orang Tua Geruduk Sekolah: Gagal Cita-citanya

Ratusan siswa SMAN 7 Kota Cirebon protes karena tidak didaftarkan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) oleh sekolah ke Kemendikbud.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
GAGAL IKUT SNBP - Sejumlah siswa SMAN 7 Kota Cirebon protes di ruang aula, Senin (3/2/2025) siang. Pihak sekolah dinilai gagal mendaftarkan sebanyak 155 siswa eligible untuk ikut SNBP. 

TRIBUNJATIM.COM - SMAN 7 Kota Cirebon, Jawa Barat, digeruduk sejumlah orang tua serta siswa kelas 3 pada Senin (3/2/2025) pagi.

Sejumlah siswa-siswi ini meluapkan rasa kecewa di halaman sekolah SMAN 7 Kota Cirebon pada Senin pagi.

Mereka kecewa karena tidak didaftarkan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) ke Kemendikbud.

Baca juga: Tangis Ibu-ibu Bersujud Minta Rumah Tak Dirobohkan, Tolak Ganti Rugi Rp3 Juta dari Pemilik Tanah

Kekesalan ini tak terbendung lantaran hingga Senin siang ini, para siswa belum terdaftar secara resmi sebagai peserta SNBP tahun 2025 di Kementerian Pendidikan.

Mereka dinyatakan gagal karena proses pendaftaran telah ditutup alias melewati batas akhir pada Jumat (31/1/2025).

Bahkan Kementerian Pendidikan telah memberikan tambahan waktu hingga 2 Februari 2025 sore, tetapi belum juga didaftarkan.

Perjuangan mereka untuk mendapatkan nilai baik sejak kelas 1 hingga kelas 3 agar dapat masuk perguruan tinggi jalur prestasi pun sirna.

Tak ayal mereka menuntut pihak sekolah bertanggung jawab.

Mereka berteriak memprotes sikap sekolah dalam memberikan pelayanan yang dinilai lamban dan tak bertanggung jawab.

Siswi kelas 3 IPS 1 SMAN 7 Kota Cirebon, Hanifah, menyebut dirinya sangat kecewa karena jalur siswa yang eligible untuk terdaftar sebagai SNBP adalah jalur yang dia nantikan untuk dapat masuk perguruan tinggi negeri.

"Ini sangat berpengaruh buat masa depan kami, melalui jalur SNBP masuk perguruan tinggi negeri," ungkap Hanifah saat ditemui Kompas.com di SMAN 7 Kota Cirebon, Senin siang.

"Kami minta pertanggungjawaban dari pihak sekolah, tetapi diminta menunggu dan menunggu tanpa kepastian," imbuhnya.

Dia telah berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang terus naik di tiap semester sejak kelas 1 hingga kelas 3.

Dia memiliki cita-cita untuk dapat masuk Universitas Padjadjaran Bandung.

Sejumlah siswa siswi SMAN 7 Kota Cirebon, Jawa Barat, memprotes pihak sekolah yang dinilai gagal mendaftarkan sebanyak 155 siswa siswi eliglible dalam tahanan SNBP Perguruan Tinggi Negeri, di ruang aula, Senin (3/2/2025) siang.
Sejumlah siswa siswi SMAN 7 Kota Cirebon, Jawa Barat, memprotes pihak sekolah yang dinilai gagal mendaftarkan sebanyak 155 siswa siswi eliglible dalam tahanan SNBP Perguruan Tinggi Negeri, di ruang aula, Senin (3/2/2025) siang. (Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Siswi kelas 3 IPA 1 SMAN 7 Kota Cirebon, Kechi, menegaskan tidak terdaftarnya siswa-siswi ini murni kesalahan pihak sekolah.

Seluruh siswa yang telah lolos seleksi tingkat sekolah telah mengumpulkan rapor sejak kelas 1 hingga kelas 3.

Semua nilai yang disetorkan juga sudah mengalami kenaikan di tiap semester sejak kelas 1 hingga kelas 3.

"Ini murni kesalahan pihak sekolah, bukan kesalahan siswa. Justru siswa yang eligible dan berprestasi yang dirugikan."

"Kami sudah menjalankan tugasnya, mengumpulkan rapor, tetapi ujung-ujungnya nihil," tuturnya.

"Sekolah tidak berani memberikan tindakan lebih lanjut, kami butuh kepastian, bukan kata-kata penenang," kata Kechi dengan tegas di lokasi yang sama.

Kechi menyebut, upaya pihak sekolah mengirimkan perwakilan ke Kementerian Pendidikan akan menjadi sia-sia.

Seluruh proses pendaftaran ini dilakukan secara online dan selama satu bulan.

Namun kesempatan ini disia-siakan oleh pihak sekolah sehingga tidak terdaftar hingga batas penutupan.

Baginya, pihak sekolah terkesan tenang dan tanpa masalah, tetapi setelah viral dan disebarkan ke sekolah-sekolah lain, pihak sekolah baru rapat.

Baca juga: Penjual Durian Tolak Anaknya Dilamar Gubernur, Mimin Minta Sang Putri Selesaikan Kuliah: Nanti

Salah satu perwakilan orang tua siswa, Melani Indriani, mengaku tidak tega terhadap perjuangan anaknya yang terus berusaha masuk SNBP.

Anaknya dan seluruh siswa lain sudah giat belajar untuk mendapatkan nilai baik sesuai standar siswa kategori eligible.

Cara ini dilakukan sang anak dengan kerja sama orang tua, mengingat sulitnya proses masuk perguruan tinggi negeri.

Melani juga menyebut bahwa siswa yang terdaftar sebagai SNBP atau undangan masuk sesuai prestasi mendapatkan biaya yang relatif lebih terjangkau.

Status ini juga membuat mahasiswa berpeluang besar mendapatkan beasiswa.

"Kebetulan anak saya kategori eligible, dia ingin sekali bisa daftar ITB melalui jalur SNBP."

"Tetapi kenyataannya seperti ini, sekolah telat mendaftarkan anak saya dan seluruh teman-temannya. Kasihan, gagal cita-citanya," keluh Melani.

Ratusan siswa kelas XII SMAN 7 Cirebon bersama orang tua mereka menggelar aksi protes di halaman sekolah karena tak bisa daftar SNPMB 2025, Senin (3/2/2025).
Ratusan siswa kelas XII SMAN 7 Cirebon bersama orang tua mereka menggelar aksi protes di halaman sekolah karena tak bisa daftar SNPMB 2025, Senin (3/2/2025). (Tribun Jabar/Eki Yulianto)

Sementara itu, staf kesiswaan SMAN 7 Kota Cirebon, Rachmasari, menyebut ada sebanyak 155 siswa-siswi kategori dari total siswa-siswi kelas 3 sebanyak 382 orang.

Sebanyak 155 ini merupakan siswa yang terus meningkatkan nilainya sejak kelas 1 hingga kelas 3 sesuai yang ditetapkan kementerian pendidikan.

Mereka juga merupakan gabungan dari dua jurusan, yakni 80 pelajar IPA dan 75 pelajar IPS.

Rachmasari menyebut, masalah pihak sekolah yang tidak mendaftarkan sebanyak 155 siswa eligible dalam SNBP ke Kementerian Pendidikan terjadi karena ada salah teknis.

Sebanyak 30 siswa eligible dari jurusan IPS tiba-tiba mengundurkan diri pada akhir bulan Januari sehingga harus mencari penggantinya.

"Jadi kami dari tim kesiswaan dan tim BK ingin mengisi slot kosong itu dengan memanggil siswa lain yang awalnya tidak masuk daftar eligible."

"Akhirnya ranking mereka naik, tetapi karena ada proses pemanggilan ini, data belum selesai saat batas akhir pendaftaran," ujar Rachmasari saat diwawancarai media di sela-sela audiensi dengan para siswa, Senin, melansir Tribun Jabar.

Proses ini membuat pihak sekolah telat mendaftarkan seluruh siswa.

Rachmasari menyadari kesalahan pihak sekolah.

Tim panitia tidak mendaftarkan siswa yang telah lebih dulu siap sejak awal finalisasi.

Tim panitia justru menunggu seluruh 155 kuota terpenuhi baru mendaftar, yang berujung pada keterlambatan dan penutupan batas akhir.

"Sebanyak 155 siswa eligible ini harusnya sudah didaftarkan sejak awal hingga 31 Januari 2025, tetapi terakhir ada 30 siswa jurusan IPS yang mundur di akhir Januari sehingga harus dicari pengganti sehingga terjadi keterlambatan," tuturnya.

"Namun, salahnya juga tidak segera mendaftar siswa yang telah siap sejak awal," kata Rachmasari saat dimintai penjelasan Kompas.com.

Staf Kesiswaan SMAN 7 Cirebon, Rachmasari
Staf Kesiswaan SMAN 7 Cirebon, Rachmasari (Tribun Cirebon/Eki Yulianto)

Pihak sekolah pun berusaha mengatasi kendala ini dengan menghubungi panitia SNPMB melalui email dan telepon, pada Sabtu (1/2/2025).

Namun, saat itu panitia menyatakan pendaftaran sudah ditutup pada pukul 03.00 WIB.

"Kami terus memantau hingga Minggu, ketika ada pengumuman perpanjangan waktu sampai pukul 14.00 WIB, kami langsung mengirimkan semua data."

"Tapi kami tidak tahu, kenapa tidak ada respons dari pihak SNPMB," ucapnya.

Untuk mengatasi masalah ini, dua orang guru di SMAN 7 Kota Cirebon pada Senin pagi langsung menuju Kemendikbud Ristek.

Perwakilan dari tim kesiswaan dan BK SMAN 7 Kota Cirebon pun langsung bertolak ke Jakarta untuk menemui pihak Kemendikbudristek pada Senin pagi.

Mereka meminta kelonggaran kebijakan agar 155 siswa dapat terdaftar sebagai pelajar SNBP pada tahun 2025 ini.

"Keretanya baru berangkat pukul 07.30 WIB, jadi mereka baru sampai di sana sekitar pukul 10.30 WIB."

"Kami masih menunggu jawaban dari Jakarta mengenai solusi bagi para siswa," jelas dia.

Jika tidak ada solusi, Rachmasari menyebut, siswa yang gagal daftar SNPMB masih memiliki opsi lain, seperti mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) atau seleksi mandiri di masing-masing perguruan tinggi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved