Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Keracunan Massal di Ponorogo

20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas

Padahal 20 tahun memasak dengan resep yang selalu sama, pemilik katering di Ponorogo sangat heran warga keracunan sate gulainya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
PEMILIK KATERING HERAN - (kiri) Petugas dari Polsek Bungkal saat melakukan penyelidikan keracunan massal pada korban di Puskesmas Bungkal, Sabtu (1/2/2025). (kanan) Petugas RSUA Ponorogo saat mengecek infus korban keracunan sate gulai kambing, Elsa Fitria dirawat di ruang Multazam, RSUA Ponorogo Jatim, Senin (3/2/2025). Sudah 20 tahun berjualan dengan resep dan cara masak yang sama, pemilik katering heran mengapa banyak warga yang keracunan makanan buatannya. 

TRIBUNJATIM.COM - Pemilik katering di Ponorogo merasa sangat heran karena kejadian puluhan warga mengalami keracunan.

Puluhan warga mengalami keracunan bahkan ada yang meninggal dunia karena makanan di dalam dua acara yang berbeda.

Keracunan massal tersebut diawali dari  santapan sate gulai yang dibuat oleh sebuah katering di Ponorogo.

Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, melakukan penyelidikan terhadap kasus keracunan massal yang menimpa 68 warga setelah menyantap sate gulai dalam dua acara berbeda.

Kejadian ini berlangsung pada Kamis (30/1/2025), saat acara selamatan zikir fida’ di rumah seorang warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, dan saat berbuka puasa di Pondok Pesantren Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengungkapkan bahwa pemilik katering yang menyajikan sate gulai tersebut mengaku tidak percaya jika hidangan yang disajikan menjadi penyebab keracunan.

“Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya beda, satu hidangan untuk acara berbuka puasa dan satunya selamatan." 

"Pemilik katering kaget, tidak menyangka,” ujarnya saat ditemui di Polres Ponorogo pada Selasa, 4 Februari 2025, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Rabu (5/2/2025).

Baca juga: Pengakuan Pemilik Katering pada Polisi dalam Kasus Keracunan Massal di Ponorogo, Tak Merubah Apapun

Andin menambahkan bahwa pemilik katering telah berjualan sate gulai selama 20 tahun dengan resep yang sama.

“Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut tersendiri,” imbuhnya.

Saat ini, Polres Ponorogo masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel makanan sate gulai yang diambil di dua lokasi tersebut.

Selain itu, pihak kepolisian telah meminta keterangan dari 40 orang saksi lainnya.

KORBAN KERACUNAN - Petugas RSUA Ponorogo saat mengecek infus korban keracunan sate gulai kambing, Elsa Fitria dirawat di ruang Multazam, RSUA Ponorogo Jatim, Senin (3/2/2025). Elsa menjadi salah satu dari puluhan korban keracunan makanan sate gulai  dari salah satu wali santri Ponpes di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim. 
KORBAN KERACUNAN - Petugas RSUA Ponorogo saat mengecek infus korban keracunan sate gulai kambing, Elsa Fitria dirawat di ruang Multazam, RSUA Ponorogo Jatim, Senin (3/2/2025). Elsa menjadi salah satu dari puluhan korban keracunan makanan sate gulai  dari salah satu wali santri Ponpes di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim.  (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

“Sampel makanan sudah diambil untuk dites di laboratorium kesehatan. Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” ucap Andin Wisnu.

Sebelumnya, keracunan massal ini dialami oleh 46 warga Desa Bondrang saat menghadiri acara selamatan zikir fida di rumah Miswaji.

Di Pondok Pesantren Desa Belang, 22 santri juga mengalami gejala serupa setelah menyantap sate gulai yang disajikan oleh pemilik katering yang sama.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved