Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ilham Santai 4 Tahun Tak Pakai Elpiji 3 Kg, Dapurnya Tetap Ngebul Berkat Jargas: ini Pakai Meteran

Yoppy Ilham Ramadhan (24), warga Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya yang sudah lupa kapan terakhir kali harus mengangkat tabung gas elpiji ke rumah

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ADHITIYA PRASTA PRATAMA
KELANGKAAN ELPIJI - Gambar meteran jargas atau jaringan gas milik Yoppy saat ditemui di kediamannya di Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya pada Rabu (05/02/25). Ia ternyata sudah tak pakai elpiji 3 kg sejak tahun 2021. 

TRIBUNJATIM.COM - Kelangkaan gas elpiji 3 kg tak membuat warga Surabaya ini risau.

Ialah Yoppy Ilham Ramadhan (24), warga Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya yang sudah lupa kapan terakhir kali harus mengangkat tabung gas melon itu ke rumahnya.

Rupanya, Yoppy atau Ilham sudah lama tak memakai elpiji.

"Saya pakai jargas (jaringan gas) sudah dari tahun 2021," ujarnya saat ditemui pada Rabu (5/2/2025), melansir dari Kompas.com.

Di tengah hiruk-pikuk pembatasan penjualan gas elpiji 3 kg, Yoppy dan warga sekitarnya telah lebih dulu "move on" berkat kehadiran jaringan gas (jargas).

Perubahan ini bahkan mengubah lanskap bisnis di sekitar rumahnya.

"Malah, ada beberapa warung dan toko kelontong yang enggak kulakan untuk ngestok gasnya lagi pada waktu itu. Jadi, yang jual gas elpiji 3 kg ya cuman agen doang," katanya. 

Namun, seperti pepatah "tak ada gading yang tak retak," penggunaan jargas pun ternyata menyimpan cerita tersendiri.

Yoppy mengaku harus lebih cermat memperhatikan meteran gas yang terus berputar setiap kali kompor menyala.

"Kalau memiliki jargas, meskipun bisa dibilang dapat lebih murah, tetapi dalam pemakaian dapat dikatakan lebih boros juga," ungkapnya sambil menunjuk ke arah meteran yang terpasang di dinding rumahnya.

Baca juga: Daftar Harga Terbaru Elpiji 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg di Jawa Timur serta Kota Lainnya, Wamen: Sesuai

Mata Yoppy tampak fokus mengamati angka-angka yang tertera di meteran tersebut.

"Kan ini pakai meteran, ketika menyalakan kompor dengan api maksimal, itu gas yang dikeluarkan lebih boros kalau dilihat dari meterannya," katanya.

Di meteran tersebut, volume gas yang terpakai dihitung dalam satuan meter kubik (m⊃3;).

"Ada batas minimum dan maksimumnya. Terus, dihitung volume meterannya itu dari seberapa besar volume, percepatan yang dikeluarkan gas, dan suhu gasnya untuk menyalakan api di kompor," paparnya.

Meski demikian, Yoppy mengaku bersyukur karena tidak perlu pusing memikirkan kelangkaan gas yang kini meresahkan banyak warga.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved