Berita Viral
Nasib Ibu Cari Elpiji 3 Kg Tewas Terseret Truk, Naik Motor ke Kecamatan Lain Imbas Gas Langka
Ibu bernama Tri Lestari (48) warga Kecamatan Dempet, Demak, Jawa Tengah terpaksa mencari gas ke Kecamatan Gubug akibat kelangkaan elpiji 3 Kg.
TRIBUNJATIM.COM - Seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Tri Lestari (48) warga Kecamatan Dempet, Demak, Jawa Tengah terpaksa mencari gas ke Kecamatan Gubug akibat kelangkaan elpiji 3 Kg.
Namun nahas, saat sedang mencari elpiji sambil mengendarai motor, Tri Lestari malah menjadi korban kecelakaan maut.
Ia tewas setelah terseret truk di Jalan Semarang-Grobogan pada Selasa (4/2/2025).
Sementara motornya ikut jatuh ke arah sebaliknya dan gas elpiji juga terlempar.
Baca juga: Taufiq Modal Lihat YouTube Bikin Kompor Tanpa Gas Elpiji, Hemat Ratusan Ribu Pakai Jelantah: Hemat
Kepala Unit Gakum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo, mengatakan pengemudi truk berinisial RE (55) telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan.
"Sementara untuk sopir masih kita amankan di sini Polres Demak," bebernya, Rabu (5/2/2025).
Diduga korban hendak mendahuli truk yang melaju dari arah Semarang menuju Grobogan.
Namun, korban justru terjatuh dan masuk ke kolong truk.
"Mungkin kurang konsentrasi, terpeleset, terjatuh. Akhirnya sepeda motor itu jatuh ke arah kiri, sedangkan ibu tersebut ke arah kanan sehingga masuk ke kolong truk," lanjutnya.
Korban meninggal di lokasi kejadian, sedangkan motor dan gas elpiji terlempar ke jalan.
"Untuk kaki kanan ibu tersebut terlindas oleh truk tronton. Sepeda motor tidak berkenaan, yang berkenaan pengendara dari sepeda motor tersebut," tuturnya.
Meninggalnya Tri Lestari meninggalkan duka bagi suami, Sugeng dan seorang anak perempuan.
Tri Lestari mencari gas elpiji untuk membantu suami berjualan pentol.
Sugeng menceritakan istrinya kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram lantaran pangkalan mendahulukan pedagang.
"Kemarin-kemarin sebelumnya memang kosong, lalu mencari ke Dempet tidak boleh dibeli, alasannya untuk pedagang, padahal saya hanya butuh satu tabung, dan akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa," ucapnya.
Sementara itu, kisah tentang gas elpiji 3 Kg juga pernah terjadi di Tangerang Selatan, Tangerang, Banten.
Mbah Yonih seorang lansia di Pamulang Barat, Tangerang Selatan, meninggal dunia setelah mengantre beli gas elpiji 3 Kg.
Seperti diketahui, aturan baru pemerintah terkait gas elpiji 3 Kg kini sedang mengundang polemik.
Beberapa keluhan timbul di berbagai daerah setelah aturan pemerintah itu dijalankan.
Mbah Yonih yang sempat kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 Kg itu rela mengantre.
Tak disangka, setelah mengantre, diduga kelelahan lansia tersebut meninggal dunia.
Saiful, Ketua RT 01, RW 07, Pamulang Barat, Tangerang Selatan (Tangsel), mengatakan bahwa Yonih (62) diduga kelelahan sebelum akhirnya meninggal dunia usai mengantre gas elpiji tiga kilogram (kg) pada Senin (3/2/2025).
"Almarhum sebelum meninggal, habis mengantre dan pulang bawa dua tabung gas. Kemudian setelah bawa tabung gas, dia mungkin lemas terus dia duduk, ada beberapa warga melihat untuk membantu," ujar Saiful saat ditemui di Jalan Beringin I RT 01/07, Pamulang Barat, Tangsel, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Selasa (4/2/2025).
Melihat Yonih kelelahan, warga sekitar segera memberikan pertolongan pertama kepada korban.
"Kebetulan warga yang membantu tahu di mana rumah ibu itu tinggal, akhirnya langsung menghubungi pihak keluarga," kata Saiful.
Setelah pihak keluarga datang, korban dibawa pulang ke rumah dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Permata.
Baca juga: Yanto Manfaatkan Google Maps Agar Jualan Telur Puyuh Laris Manis, Sehari Bisa Dapat Rp150 Ribu
Namun, tak lama kemudian, pihak keluarga menerima kabar bahwa korban telah meninggal dunia.
"Tadi saya ngobrol sama anaknya, memang orangtuanya ada riwayat darah tinggi," jelas Saiful.
Diketahui, sehari-hari korban membuka warung makan yang beroperasi dari pagi hingga sore hari.
Korban diduga membeli gas untuk kebutuhan warungnya sebelum mengalami kondisi yang berujung pada kematiannya.

Jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga pun masih berduka atas kepergian Yonih.
Sebelumnya, adik korban, Rohaya (51), bercerita bahwa sang kakak masih beraktivitas seperti biasanya pada pagi hari, yakni membuka warung dan menyiapkan lontong untuk dijual.
"Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung agen depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh," ujar Rohaya saat ditemui Kompas.com di Jalan Beringin I RT 01/07 Pamulang Barat, Tangsel, Senin.
Rohaya mengatakan, kakaknya berangkat dari rumah untuk membeli elpiji 3 kilogram sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat itu Yonih membawa dua tabung gas kosong sambil berjalan kaki seorang diri menuju agen yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya.
Baca juga: Beli Elpiji 3 Kg di Pangkalan Wajib Pakai KTP? Satu KK Hanya Dapat Jatah 1 Tabung, Simak Caranya
Setelah mengantre selama kurang lebih satu jam, Yonih berhasil mendapat elpiji 3 kilogram dan kembali ke rumah dengan berjalan kaki.
Namun, dalam perjalanan pulang, Yonih sempat duduk di dekat tempat laundry untuk beristirahat.
"Nah yang punya laundry di depan jalan ke rumah manggilin emak (panggilan korban) untuk duduk istirahat. Sehabis itu, emak dijemputlah sama menantunya," kata Rohaya, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Selasa (4/2/2025).
Setelah itu, Rohaya melihat sang kakak tiba-tiba lemah tak berdaya sesampainya di rumah sehingga membuatnya panik.

Dia sempat mengajak Yonih berbicara, tetapi sang kakak sama sekali tak merespons dan pingsan.
"Sesampai di rumah langsung pingsan. Dia sempat mengucapkan 'Allahu Akbar' dua kali, tapi setelah itu tidak merespons (pingsan)," kata Rohaya.
Tak berselang lama, keluarga langsung membawa Yonih ke Rumah Sakit Permata Pamulang. Setibanya di rumah sakit, nyawa Yonih sudah tak bisa tertolong.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga sangat berduka atas kepergian Yonih.
Miris, ternyata Mbah Yonih sudah berkeinginan umrah, tetapi kini semua impian tersebut sirna.
Baca juga: Rugi Rp 1 Miliar, Pelaku UMKM Laporkan Paguyuban yang Janjikan Program MBG, Minta Tolong Prabowo
Rohaya mengungkapkan, Yonih tak punya riwayat penyakit serius semasa hidupnya.
Ia dikenal sehat dan pekerja keras.
Yonih bekerja keras dalam mencari uang lantaran sedang menabung untuk beribadah umrah.
"Dia orangnya rajin, enggak mau diam. Saya sudah bilang enggak usah capek-capek, jualan sembako saja. Tapi dia tetap semangat cari tambahan, katanya buat umrah," ungkap Rohaya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sebagian artikel telah tayang di TribunTangerang.com
Masalah yang Dialami Pengguna iPhone 17, ada Sejumlah Warna yang Rentan |
![]() |
---|
Sosok Sanly Liu Miss Universe Indonesia 2025, Pernah Kerja Bagi-bagi Brosur Dibayar Rp100 Ribu |
![]() |
---|
Jakarta Masih Ibu Kota usai IKN Diresmikan, Gubernur Pramono Singgung Masyarakat Persiapkan Diri |
![]() |
---|
Sudah Bayar Rp 57 Juta, Warga Kesal Tanah Kavling Masih Jadi Hutan, Informasi di Akta Jual Beli Beda |
![]() |
---|
Fitri Belajar Didikan dari Desa Sisihkan Uang untuk Beli Emas, Kini Jadi Penopang Masa Tuanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.