Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ribuan Ikan Mati di Telaga Ngebel

Terjawab Penyebab Ribuan Ikan Nila Mati di Telaga Ngebel Ponorogo, Pemkab Sebut Ada Fenomena ini

Fenomena kematian ikan nila ini disebut oleh pembudidaya mulai Jumat (31/1/2025).

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/PRAMITA KUSUMANINGRUM
FENOMENA UPWELLING - Kabid Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan, Dipertahankan, Siti Barokah saat memberikan informasi tentang fenomena Upwelling, Jumat (7/2/2025). Fenomena Upwelling terjadi di Telaga Ngebel Ponorogo sehingga menyebabkan ikan Nila mati mendadak 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Ribuan ikan nila mati di Telaga Ngebel Ponorogo Jatim.

Fenomena kematian ikan nila ini disebut oleh pembudidaya mulai Jumat (31/1/2025).

Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) menyebut bahwa fenomena tersebut adalah Upwelling.

“Memang fenomena alam yang biasa terjadi. Namanya Upwelling,” ungkap Kabid Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan, Dipertahankan, Siti Barokah, Jumat (7/2/2025).

Baca juga: Fenomena Alam di Telaga Ngebel Ponorogo, Ribuan Ikan Nila Mabuk hingga Mati, Pembudidaya Kuak Tanda

Barokah—sapaan akrab—Siti Barokah menyebutkan bahwa Upwelling adalah proses terjadinya pergerakan air bawah yang suhu nya lebih hangat naik ke atas permukaan telaga.

“Upwelling terjadi tidak hanya di Telaga Ngebel Ponorogo. Tetapi juga terjadi di laut lepas juga,” kata Barokah saat ditemui di kantornya, Jalan Gajah Mada, Ponorogo, Jatim.

Barokah mengaku bahwa Upwelling tidak melulu tidak munculnya belerang.

Namun Upwelling adalah proses pergerakan air yang dari bawah naik ke atas.

“Sementara yang di bawah banyak material kebawa material ke atas. Kemungkinan material yang dibawa itu ada unsur belerang,” tambahnya.

Baca juga: Persiapan Lokasi CFD Ponorogo yang Pindah ke Jalan Hos Cokroaminoto dan Jendral Sudirman Dimatangkan

Dari data yang dicatat oleh Dipertahankan Ponorogo , kematian Ikan nila tidak mencapai 1 ton. 

“Angka kematian 500 kilogram tidak sampai 1 ton,” paparnya.

Pembudidaya ikan nila, Mulyadi mengatakan fenomena ini muncul Jumat (31/1/2025) lalu. Tanda-tandanya adalah angin kencang dari malam sampai pagi.

“Kemudian keluar belerang. Saya antisipasi terlambat. Seharusnya segera diambil pada hari Kamis. Ternyata Minggu baru saya amanil sudah mati,” tegasnya.

Ikan Nila yang mati adalah indukan dengan berat satu ekor ikan nila sebesar 1 kilogram ke atas. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini mengatakan awalnya yang mati 50 ekor ikan nila.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved