Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Pedagang Masak Selama 3 Jam Cuma Habis Rp2000, Kompor Dimodif Lihat YouTube: Buatan Suami

Cara unik pedagang menyiasati memasak tanpa pakai elpiji 3 kilogram ini viral di media sosial.

KOLASE Tribun Cirebon/Ahmad Ripai dan SHUTTERSTOCK/Stavklem
KOMPOR MODIFIKASI - Ine pengusaha kuliner di Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus, Kuningan, saat memasak, Jumat (7/2/2025). Ine menggunakan kompor modifikasi modal lihat YouTube untuk mengakali memasak tanpa gas elpiji 3 kilogram. 

TRIBUNJATIM.COM - Cara unik pedagang menyiasati memasak tanpa pakai elpiji 3 kilogram ini viral di media sosial.

Iapun bisa hemat selama masak 3 jam hanya habis Rp2000 ribu, sementara menggunakan LPG 3 kg cuma bisa 1 jam saja.

Cara alternatif ini digunakan oleh pedagang daging burung puyuh di Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.

Ia melakukan terobosan dalam mengolah makanan tersebut. 

Pedagang tersebut hemat karena menggunakan kompor modifikasi.

Uniknya, kompor buatan itu modal melihat di YouTube.

Baca juga: Bukan Pakai LPG 3 Kg Rp19 Ribu, Pedagang Hemat Masak 3 Jam Cuma Habis Rp2000, Kompor Bikin Sendiri

Kompor tersebut menggunakan bahan bakar minyak jelantah dan oli bekas.

"Menggunakan kompor kustom, ini melihat dari YouTube dan sebagai antisipasi ketika susahnya mendapat gas melon," kata Ine Rahayu Kusumawati (42), Jumat (7/2/2025), dikutip dari Tribun Cirebon

Alasan lain menggunakan kompor kustom ini memanfaatkan minyak jelantah sisa penggorengan di tempat usahanya.

"Untuk kompor itu sebenarnya buatan suami saya," katanya.

Ine mengaku menggunakan kompor alternatif ini bermula dari keresahannya terhadap limbah minyak jelantah dari warung yang kerap terbuang begitu saja, sehingga berpotensi mencemari lingkungan.

"Sampai akhirnya suami saya mencari cara bagaimana memanfaatkan minyak jelantah ini agar tidak jadi limbah. Pas lihat YouTube ada tutorial membuat kompor alternatif berbahan bakar minyak goreng dan berhasil," ujar Ine.

KOMPOR KUSTOM - Ine pengusaha kuliner di Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus, Kuningan, saat memasak, Jumat (7/2/2025). Ia menggunakan kompor kustom atau modifikasi untuk mengakali sulitnya mendapat gas melon.
KOMPOR KUSTOM - Ine pengusaha kuliner di Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus, Kuningan, saat memasak, Jumat (7/2/2025). Ia menggunakan kompor kustom atau modifikasi untuk mengakali sulitnya mendapat gas melon. (Tribun Cirebon/Ahmad Ripai)

Bangunan kompor alternatif ini terbuat dari coran semen yang dicetak di ember bekas hingga membentuk kompor.

"Kompor tersebut dipasang pipa besi untuk menyalurkan angin dari blower dan pipa kecil untuk menyalurkan bahan bakar minyak jelantah," katanya.

Akibat menggunakan kompor alternatif berbahan minyak jelantah ini, cukup efektif membantu kelangsungan bisnis rumah makannya tersebut. 

"Dari penggunaan minyak jelantah 1 liter bisa mengungkep daging burung puyuh yang memakan waktu hingga tiga jam," katanya.

Selain menggunakan minyak goreng bekas alias jelantah, ketika beli oli bekas Rp 10 ribu dapat satu jeriken isi  5 liter.

"Ketika dihitung, biaya untuk memasak selama 3 jam hanya menghabiskan 1 liter oli bekas berarti biaya yang dikeluarkan hanya Rp 2.000 saja, kalau pakai gas melon isi 3 kilogram saya beli Rp 19 ribu hanya bisa untuk ngungkep," katanya.

Baca juga: Sugeng Tak Kuat Istrinya Tewas saat Berburu Elpiji Lalu Santuan Rp 50 Juta Dicuri: Tolong Saya Pak

Sementara itu hal berbeda dialami pengusaha warteg bernama Mantoyo.

Sudah kurang lebih seminggu terakhir ini, Mantoyo terpaksa menggunakan kayu bakar.

Kayu bakar itu digunakan sebagai pengganti tabung gas elpiji 3Kg yang biasanya ia pakai.

Dulunya diselamatkan dengan adanya tabung gas, kini Mantoyo harus merasakan kembali menggunakan cara konvensional.

Pengusaha warteg bernama Mantoyo (65) kini menggunakan kayu bakar untuk memasak berbagai menu makanan yang dijualnya.

Mantoyo membuka warung makan di Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Mantoyo memakai kayu lantaran kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram sejak seminggu terakhir ini.

Saat bertemu Warta Kota di depan SPBU Kedoya, Mantoyo sedang keliling dengan sepeda motornya sambil membawa dua tabung gas melon yang kosong.

Baca juga: Istri Penjual Pentol Tewas Terlindas Truk saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Suami Pilu: Cuma 1 Tabung Saja

Mantoyo terus bertanya dari satu pangkalan gas ke pangkalan lainnya.

Ia tidak mendapat kuota elpiji 3 kilogram yang disediakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Kedoya Pesing, Kedoya Selatan.

"Sudah habis, makanya keliling warung ke warung cari gas," kata Mantoyo saat ditemui Jumat (7/2/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Wartakotalive.com, Jumat.

Kayu bakar yang digunakan Mantoyo untuk memasak dan didapatkan dari tetangganya yang memiliki usaha kayu kusen.

Sisa-sisa kayu yang tak terpakai itu yang dimanfaatkan Mantoyo untuk memasak makanan warteg.

"Saya memasak pakai kayu bakar di dapur," katanya.

Mantoyo membeli satu gas elpiji 3 kilogram seharga Rp 25.000, harga itu berbeda dengan yang ada di pasaran.

Mantoyo berharap, kelangkaan elpiji 3 kilogram ini berangsur mereda. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalila menegaskan, gas elpiji 3 kilogram dapat dijual di warung-warung kelontong mulai Selasa (3/2/2025).

Namun, pengecer harus mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk menjadi sub pangkalan, sebelum benar-benar menjualnya ke pembeli.

Menurut Bahlil, perubahan aturan dan ketentuan itu diterapkan usai ditelepon Presiden Prabowo Subianto buntut kekisruhan langkanya gas elpiji 3 kg di masyarakat.

Penjualan gas elpiji 3 kg kini diawasi sistem IT lewat aplikasi MyPertamina.

Bahlil mengklaim, cara ini dapat membuat penjualan gas elpiji 3 kilogram benar-benar terkontrol dan bebas dari okum tidak bertanggung-jawab.

Menurutnya, pendaftaran menjadi sub-pangkalan tersebut tidak dikenakan biaya.

Saat ini tercatat ada 370 ribu pengecer gas elpiji di Indonesia dan angkat menjadi sub-pangkalan agar bisa menjual gas elpiji kilogram ke masyarakat.

Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantir menyampaikan.

Pihaknya sudah mendapat intruksi langsung dari ESDM untuk membuat aplikasi yang memfasilitasi sub pangkalan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved