Alasan Hasil Panen Padi Turun Drastis pada 2024, Dinas TPHP Jember Singgung Soal Anomali
Hasil panen tanaman padi di Kabupaten Jember, Jawa Timur mulai mengalami penyusutan. Pengurangan produksi gabah tersebut menyentuh 5 ribu ton.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Hasil panen tanaman padi di Kabupaten Jember, Jawa Timur mulai mengalami penyusutan. Pengurangan produksi gabah tersebut menyentuh 5 ribu ton.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Jember Imam Sudarmaji mengatakan realisasi panen padi di 2024 sebanyak 988 ribu ton.
Kata dia, komoditas tersebut di tanaman di lahan seluas 163 ribu hektare.
"Di setiap lahan ada yang cuma tanam satu kali, dua kali hingga tiga kali selama setahun. Karena hal tersebut menyesuaikan kebutuhan air di setiap sawah," ujarnya, Sabtu (15/2/2025).
Menurut Dinas TPHP Jember ini, hasil tersebut memang menurun dibanding realiasasi penen padi di Jember pada 2023. Dia bilang pada tahun sebelumnya produksi gabah mencapai 993 ribu ton di luasan lahan yang sama.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Bocah 6 Tahun Dibunuh Kekasih Ibunya di Jember, Korban Berkali-kali Dipukul Dadanya
"Terjadinya penurunan realisasi hasil panen padi pada 2024 karena ada anomali pergeseran musim yang luar bisa, sehingga mengakibatkan produksi padi ikut menurun," kata Imam.
Namun ditengah terjadi menyusutnya hasil panen padi, kata Imam, justru pemerintah pusat menambahkan target produksi di Jember pada 2025 dengan luasan lahan tanam lebih besar.
"Tergetnya terbesar di Jawa Timur, di kabupaten Jember itu ditarget melakukan penanaman lahan seluas 205 ribu hektare," katanya.
Imam mengatakan program ini harus dikawal bersama oleh organisasi perangkat daerah (OPD) lain, sebab kendala utama dalam penanaman padi berada pada ketersediaan air di setiap hamparan."Kebutuhan air pastinya, juga berkaitan dengan irigasi," imbuhnya.
Mengingat ada ancaman krisis air cukup luas kawasan Jember Selatan. Kata dia, setelah adanya pendangkalan irigasi besar di sabuk Gunung Manggar di Kecamatan Wuluhan.
"Itu akan berdampak di sawah Desa Sumberejo Ambulu. Mungkin saat musim hujan tidak ada masalah, tetapi saat pembuang itu terasa karena irigasi karena luas mengairi 3.600 hektare sawah," ucapnya.
Baca juga: Kronologi Bocah TK di Jember Dihabisi Kekasih Ibunya, Sempat Dilaporkan Hilang
Imam mengaku khawatir kalau aliran air di Sabuk Gunung Manggar Wuluhan Jember tidak segera dinormalisasi, hal itu akan menghambat misi ketahanan pangan di Bumi Pandalungan.
"Dan sekarang tambah dangkal lagi. Karena dulu di lokasi Jember selatan bisa tanam padi dua kali dalam setahun, mungkin sekarang hanya sekali dalam setahun," tuturnya.
Selain itu, dampak banjir rob di Pantai Paseban yang menggenangi 600 hektare sawah di Kecamatan Gumukmas Jember. Imam memastikan hal tersebut akan berdampak terhadap hasil panen padi di sana.
Drumband MTsN Batal Tampil Imbas Ulah Panitia Putar Lagu Demi Ulang Tahun Istri Pak Camat |
![]() |
---|
Polisi Sidoarjo Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Balongbendo, Peralatan Dibakar |
![]() |
---|
Wali Kota Eri Cahyadi Tolak Naikkan PBB di Surabaya, Pilih Pinjam Dana untuk Tutup Defisit |
![]() |
---|
Tiap 3 Bulan Penerima Bansos Diganti sesuai DTSEN, Ketahui 2 Cara Cek Masih Terdaftar atau Tidak |
![]() |
---|
2 SDN di Sidoarjo Terpaksa Pindahkan Siswa ke Sekolah Lain Karena Kelebihan Kuota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.