Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sindiran Dedi Mulyadi untuk Komite SMAN 6 Depok Ngotot Study Tour: PPKN Tidak Mesti Pergi ke Bali

SMA Negeri 6 Kota Depok beralasan pergi study tour ke Bali untuk belajar PPKN. Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi bereaksi akan hal tersebut.

TikTok Dedi Mulyadi
POLEMIK STUDY TOUR SMAN 6 DEPOK - Kolase foto Dedi Mulyadi dan Komite SMAN 6 Depok. Sang komite ngotot study tour ke Bali demi belajar PPKN. Dedi menyarankan bila komite ngotot ingin pergi ke Bali, tidak membawa nama sekolah. 

TRIBUNJATIM.COM - Alasan Komite SMAN 6 Depok kekeuh melakukan study tour ke Bali yakni demi belajar PPKN.

Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi bereaksi atas semua alasan SMAN 6 Depok yang memaksa pergi study tour ke Bali.

Rencana SMAN 6 Depok study tour ke Bali memang menuai polemik.

Demul sudah melarang kegiatan tersebut.

Namun kini Komite SMAN 6 Depok justru melayangkan protes.

Study tour ke Bali mewajibkan siswa membayar Rp 3,5 juta.

Dedi Mulyadi berpendapat bila ditambah uang jajan, maka siswa harus membawa uang sekitar Rp 5,5 juta.

Baca juga: Sosok Hanifah, Siswi Bongkar Dugaan Pungli Rp250 Ribu di Sekolahnya, Dedi Mulyadi: Kamu Nggak Takut?

Dedi menyoroti alasan SMAN 6 Depok berkukuh menggelar study tour ke Bali
 
Mereka beralasan, study tour bukan hanya sekadar jalan-jalan, tapi juga belajar PPKN.

"Kemudian study tour itu masuk dalam kurikulum sekolah yaitu pelajaran PPKN," katanya.

Demul pun memberi sindiran pada komite sekolah.

"Komite sekolah sangat peduli untuk mendapat pelajaran yang berharga dari pergi ke Bali terutama di bidang PPKN. Keren banget," kata Demul.

Ia tak menyangka, ketika sebagian orangtua protes dengan biaya keberangkatan, komite sekolah justru menganggap nominal itu tak seberapa.

"Yang lain orangtuanya protes karena kemahalan, ini protes karena dianggap biaya sekian itu tidak terlalu mahal. Ini tentu menunjukan kelas ekonomi di kelas tersebut sangat mapan orangtua siswanya," kata Dedi Mulyadi.

Ia menekankan bahwa belajar PPKN tak perlu sampai jauh pergi ke Bali.

"PPKN tidak mesti pergi ke Bali, bisa di lingkungan kita. Membantu orangtua membereskan rumah itu PPKN, berkunjung ke rumah tangga siapa tahu tidak punya beras itu juga PPKN. Study tentang lingkungan sejarah kebudayaan Depok itu luar biasa," katanya.

POLEMIK STUDY TOUR SMAN 6 DEPOK - Kolase foto Dedi Mulyadi dan Komite SMAN 6 Depok. Sang komite ngotot study tour ke Bali demi belajar PPKN.
POLEMIK STUDY TOUR SMAN 6 DEPOK - Kolase foto Dedi Mulyadi dan Komite SMAN 6 Depok. Sang komite ngotot study tour ke Bali demi belajar PPKN. (TikTok Dedi Mulyadi)

Baca juga: Siswi yang Laporkan Pungli ke Dedi Mulyadi Bingung Dapat Bantuan PIP, Ortu Cemas: Kasihan yang Butuh

Dedi menyarankan bila komite ngotot ingin pergi ke Bali, tidak membawa nama sekolah.

"Apabila orangtuanya ingin anaknya piknik, tidak ada masalah itu hak setiap orang, tetapi lebih baik selenggarakan oleh orangtua anak-anaknya didampingi ke Bali jangan bawa nama sekolah, cukup orangtuanya," katanya.

Termasuk dengan guru yang ingin ikut harus pula membayar menggunakan uang pribadi.

"Gurunya boleh pergi dengan biaya sendiri. Kalau guru ke Bali kemudian mendapat transport dari orangtua apalagi ASN ya itu tidak boleh menurut Undang-Undang," kata Dedi Mulyadi.

Ketua Komite SMAN 6 Depok Eko Pujianto mengatakan study tour masuk dalam kurikulum pelajaran.

"Tolong jangan asal komentar, karena yang rugi reputasi sekolah ini. Saya berani ngomong seperti ini karena kami di komite bekerja ikhlas lillahi taala," kata Eko.

Apalagi kata dia, pihak orangtua siswa juga melakukan subsidi bagi siswa yang kurang mampu.

Baca juga: Apes TNI Gadungan Minta Gratisan di Toko Bangunan, Diringkus Polisi usai Tak Bisa Tunjuk KTA

Penampakan Bakal Kantor Dedi Mulyadi di Purwakarta Ngeri

Gubernur Jawa Barat terpilih periode 2025 - 2029 Dedi Mulyadi (Demul) bergidik atau merasa ngeri ketika melihat kondisi bakal kantornya di Purwakarta.

Kantor yang dia datangi ini adalah Kantor Keresidenan atau Kantor Bakorwil IV Purwakarta yang rencananya bakal menjadi salah satu kantor gubernur wilayah.

Momen kedatangan Demul ke bakal kantornya ini dia unggah dalam YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Kamis (7/2/2025).

Demul merasa ngeri bukan karena bangunan itu berhantu.

Tapi karena bangunan itu nampak tak terurus, bahkan Dedi menemukan pohon yang nyaris tumbang.

Terlebih memang bangunan tua itu diketahui berusia hampir 200 tahun dan sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Dalam video unggahan YouTube-nya, Dedi mendapati kondisi akses jalan masuk ke kantor itu yang berlubang dan becek.

"Kantor keresidenan ya, dulu bakorwil, ini keadaannya. Bangunan-bangunan kolonial tidak dipergunakan dengan baik, tidak diperuntukan dengan baik," kata Dedi Mulyadi sambil melihat sekeliling area itu.

Dedi kemudian memanggil Sekda Jabar Herman Suryatman yang kebetulan sedang berada di sekitar kantor itu karena akan menggelar rapat.

"Pak Sekda!, meni butut kantor teh, meni kieu lebar (jelek banget ini kantor, sayang begini banget)," ucap Dedi agak berteriak ke arah kejauhan.

Kemudian Dedi pun berbincang dengan Sekda Provinsi Jabar yang datang menghampirinya mengenai bangunan tua ini.

"Ini kantor mewah sebenarnya, lebar (sayang), itu kusen teu kaurus (kusen gak ke urus)," kata Demul.

Dedi pun mendapat penjelasan bahwa di area kantor itu ada sekitar tujuh unit kantor wilayah dinas Provinsi Jawa Barat.

Dedi pun mengungkapkan untuk gedung, tidak harus membangun yang baru.

"Nah ini salah satu alokasi uang yang kita pakai bisa untuk ini. Nanti tidak pakai aspal, pakai paving block pak," kata Dedi berbincang dengan Sekda sambil berjalan kaki.

"Jadi nanti mah acara wilayah teh, pake gedung sendiri, gak usah nyewa, gedung kita cukup diperbaiki," sambung Demul.

Saat berjalan kaki, Dedi semakin ngeri melihat pepohonan di sekitar bangunan tua itu.

"Tuh eta tangkal itu, sekedeng deui rugrug eta (tuh pohon itu, sebentar lagi tumbang itu," ucap Dedi.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved