Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswi yang Laporkan Pungli ke Dedi Mulyadi Bingung Dapat Bantuan PIP, Ortu Cemas: Kasihan yang Butuh

Orangtua siswi yang bongkar pungli ke Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat terpilih kini khawatir.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
YouTube Channel KANG DEDI MULYADI CHANNEL
SISWI BONGKAR PUNGLI - Momen siswi bernama Hanifah bercerita ke Dedi Mulyadi soal adanya dugaan pungli potongan dana PIP di sekolahnya, Senin (10/2/2025). Di sisi lain, orangtua Hanifah kini cemas. 

TRIBUNJATIM.COM - Orangtua siswi yang bongkar pungli ke Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat terpilih kini khawatir.

Siswi yang bongkar pungli itu diketahui bernama Hanifah Kaliyah Ariij,

Pelajar asal Kota Cirebon ini mengungkap bahwa sekolahnya memotong dana Program Indonesia Pintar (PIP) Rp 250 ribu tiap siswa.

Kala itu, Hanifah bertemu tak sengaja dengan Dedi Mulyadi saat kasus SNBP yang sengkarut di SMAN 7 Cirebon tengah viral.

Pria yang karib disapa Kang Dedi itu mendatangi SMAN 7 Cirebon untuk mengetahui alasan ratusan siswa di sekolah tersebut gagal mengikuti SNBP, seleksi masuk PTN tanpa tes.

Di momen tersebut, Hanifah yang juga gagal ikut SNBP lantaran kesalahan sekolah pun tak menyia-nyiakan kesempatan.

Hanifah langsung mengadu ke Dedi Mulyadi saat berpapasan di depan ruang kelas.

Dalam aduannya itu, Hanifah menjabarkan dugaan pungli di sekolahnya sehingga ia dan ratusan temannya tidak utuh menerima dana PIP.

"PIP kita yang diambil. Harusnya kan tiap siswa dapat Rp1,8 juta. Tapi ternyata kita itu diambil Rp250 ribu untuk partai. Kita ke bank, di depan pintu ada guru dari TU buat ambil buku tabungan, pin, sama kartu kita. Angkatan kita juga dimintai uang gedung Rp6,4 juta. Sebelumnya kita dimintai Rp8,7 juta, orang tua enggak terima kalau kita harus bayar Rp8 juta. SPP kita tiap bulan Rp200 ribu," ungkap Hanifah, melansir dari TribunBogor.

Baca juga: Ratusan Siswa SD dan SMP di Kota Blitar Belum Cairkan Bantuan Program Indonesia Pintar: Aktivasi

Bukan cuma itu, Hanifah juga mengadukan perihal adanya permintaan uang pembelian buku dan juga sumbangan masjid.

Mendengar hal itu, Dedi Mulyadi terkejut sebab harusnya sekolah negeri tidak boleh memungut biaya SPP dan bayaran buku atau hal lainnya kepada siswa.

"Uang LKS Rp300 ribuan ke atas. Kelas 10 juga kita ada sumbangan masjid, seharusnya kan seikhlasnya tapi dipatoki Rp150 ribu," pungkas Hanifah.

Lantaran keberaniannya membongkar dugaan pungli tersebut, Hanifah pun diundang Dedi Mulyadi ke kediamannya.

Hanifah lantas mengurai sosok keluarganya.

Ternyata Hanifah merupakan anak dari seorang pensiunan ASN di BKKBN.

Baca juga: Sekolah Ambil Bantuan PIP Tiap Siswa Rp250 Ribu dari Rp1,8 Juta, Dedi Mulyadi Syok PIN ATM Disamakan

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved