Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Penjual Kacang Bungkus Jadi Vokalis Band, Kini Sudah Jadi Bupati, Ayahnya Tukang Becak

Sebagai anak pertama, ia sangat paham dan terbuka dengan kondisi ekonomi keluarganya ketika masih di bawah.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Istimewa
KISAH MAS IPIN - Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, saat meninjau lokasi banjir di Dusun Temon, Desa Ngares, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, 2024. Kisah hidupnya sebelum jadi kepala daerah sungguh menarik. 

TRIBUNJATIM.COM - Banyak kisah menarik dalam perjalanan hidup sosok Bupati Trenggalek terpilih, Mochamad Nur Arifin, sebelum akhirnya kini menjadi kepala daerah.

Dalam berbagai kesempatan, Nur Arifin tidak segan menceritakan semua pengalaman hidup sebelum akhirnya terjun ke dunia politik.

Ia menyampaikan, semua perjalanan hidupnya didapat dari motivasi dan kegigihan orang tuanya.

Baca juga: Asyik Joget di Atas Meja Sambil Saweran hingga Naik Meja Rapat, Para ASN Kini Dihukum Disiplin

Dia mengaku, dalam kondisi apa pun, orang tuanya tetap berusaha memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya.

Dari pengalaman perjuangan bangkit dari keterbatasan ekonomi keluarga hingga mengembangkan bisnis produksi peralatan dapur, sudah dijalani sosoknya.

Nur Arifin, sebagai anak pertama, tampak sangat paham dan terbuka dengan kondisi ekonomi keluarganya ketika masih di bawah.

Kata dia, dulu almarhum Mugianto (ayah kandung Nur Arifin), berprofesi sebagai tukang becak di wilayah Wonokromo, Surabaya.

Pada saat itu, situasi ekonomi keluarga Nur Arifin serba susah.

Bahkan untuk membantu perekonomian keluarga, ia pernah jualan kacang bungkus.

Tidak menyerah di keadaan tersebut, ketika Nur Arifin duduk di bangku SD, ayahnya mengembangkan usaha menjadi sales alat dapur, yakni panci.

Pada saat itu, ibu kandung Nur Arifin, Sringatin, turut membantu memasarkan produk panci ke para tetangga di Surabaya.

Berkat kegigihan usaha kedua orang tuanya, perekonomian keluarga mulai membaik dengan membuka toko pertamanya di wilayah Krian, Sidoarjo.

Ketika mulai merangkak menuju kesuksesan, keluarga Nur Arifin mengalami cobaan.

Musibah kebakaran mengakibatkan kerugian bagi keluarga ini.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin Saat Bacakan Pidato Bung Karno dalam Apel Peringatan Hari Lahir Pancasila, di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kabupaten Trenggalek. (ist)
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, saat bacakan pidato Bung Karno dalam apel Peringatan Hari Lahir Pancasila, di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kabupaten Trenggalek (Istimewa)

Meski demikian, keluarga Nur Arifin tetap berjuang untuk bangkit membangun kembali usahanya.

Atas kegigihan orang tuanya dalam menjalankan bisnis tersebut, Nur Arifin bisa menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi, sembari menjalankan bisnis keluarga tersebut.

Yang paling diingat oleh Nur Arifin ketika menginjak dewasa, yakni di usia 16-17 tahun, ayahnya menceritakan bahwa mencari pekerjaan di Kabupaten Trenggalek susah.

Maka dari itu, mereka pindah ke Surabaya mengadu nasib.

Dari pengalaman keluarganya tersebut, lantas Nur Arifin membuka pabrik panci di Trenggalek.

Alhasil, ia bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sana, seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Sudah Dilarang Dedi Mulyadi, Komite SMAN 6 Depok Ngotot Study Tour ke Bali: Jangan Asal Komentar

Nur Arifin adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Ia lahir di Surabaya pada 7 April 1990.

Ia mengawali kesuksesan terjun di politik ketika berusia 25 tahun menjabat sebagai Wakil Bupati Trenggalek, mendampingi Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, periode 2016-2021.

Di usianya yang 25 tahun, ia masuk dalam rekor MURI sebagai Wakil Bupati Termuda se-Indonesia.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia merupakan sosok pemuda yang aktif.

Di sekitar tahun 2009 hingga 2012, ia sempat masuk dunia hiburan, yaitu sebagai vokalis band bernama Marsmellow.

Dalam perjalanan kariernya di dunia hiburan, ia sukses membawa grup bandnya menembus pasar nasional dan sering tampil di berbagai konser di Jakarta.

Ia terjun ke dunia hiburan musik setelah Mugianto meninggal dunia.

Sejak itu, Nur Arifin sebagai anak pertama menjadi tulang punggung keluarganya.

Kemudian, ketika Nur Arifin memasuki usia 23 tahun, ia menikah dengan pujaan hatinya, yang kini menjadi istrinya, yakni Novita Hardini.

Nur Arifin bersama Novita Hardini pulang ke Trenggalek untuk membuka pabrik panci.

Nur Arifin mengaku kian bersemangat membangun Trenggalek, sesuai pesan terakhir ayahnya, yaitu agar Trenggalek menjadi lebih baik.

Kemudian, pada tahun 2015, ketika menghadiri sebuah festival di Kecamatan Watulimo, Trenggalek, ia bertemu dengan Emil Elestianto Dardak.

Hingga kemudian, Emil Dardak memilih Nur Arifin sebagai pasangannya untuk maju ke pemilihan kepala daerah Trenggalek tahun 2015.

Baca juga: Malu Lihat Pidato Prabowo di HUT Gerindra, Fedi Nuril Nilai Gestur Presiden Kayak Bocah: Berumur

Di tengah kesibukannya mengurus pencalonannya sebagai Wakil Bupati Trenggalek, ia sempat drop out (DO) dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, karena tidak menyelesaikan dua mata kuliah wajib.

Meski demikian, ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan gerakan perekonomian generasi muda.

Setiap satu pekan sekali, ia menginap di rumah warga desa yang tersebar di wilayah Trenggalek secara bergiliran.

Tujuannya, untuk mendengarkan permasalahan yang dialami masyarakat, utamanya di tingkat desa.

Akhirnya, ketika awal menjabat sebagai Bupati Trenggalek, Nur Arifin membawa semua pelayanan pemerintah ke tingkat desa setiap hari Rabu.

Program mendekatkan pelayanan ke desa tersebut diberi nama Makaryo Ning Desa (Bekerja di Desa), Desa Hebat, disingkat 'Mening Deh'.

Program mendekatkan berbagai layanan ke tingkat desa kini sukses dan membawa manfaat besar bagi masyarakat desa serta masih berjalan sampai sekarang.

Guna meneruskan program sebelumnya, maka Nur Arifin kembali mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah Trenggalek tahun 2024.

Ia masih memiliki keinginan membangun Trenggalek lebih maju dan berkembang.

Bersama wakilnya, yakni Syah Muhammad Natanegara, mereka terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek.

Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin memberikan sambutan dalam kegiatan di Pendopo Kabupaten Trenggalek Jawa Timur
Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin memberikan sambutan dalam kegiatan di Pendopo Kabupaten Trenggalek Jawa Timur (KOMPAS.com/SLAMET WIDODO)

Di usianya yang masih muda, Nur Arifin menjadi salah satu tokoh di Jawa Timur yang kompeten.

Terbukti dari bagaimana ia memimpin Kabupaten Trenggalek.

Baru-baru ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek menerima penghargaan dari Ombudsman RI, perwakilan Jawa Timur.

Pemkab Trenggalek dinilai memiliki tingkat kepatuhan tinggi dan masuk dalam zona hijau dengan nilai 78,49 atau kategori B berdasarkan hasil penilaian penyelenggaraan pelayanan publik tahun 2022 dari Ombudsman RI perwakilan Jawa Timur, Selasa (21/3/2023).

Di usianya yang masih muda, kemampuan Mas Ipin memimpin Kabupaten Trenggalek tak bisa diragukan.

Sosoknya pun kerap menjadi sorotan karena kesuksesannya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Trenggalek.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved