Seniman Trenggalek Tolak Eksplorasi Tambang dengan Seni 'Barong Ekskavator'
Seniman, asal Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Saga Tanjung Ilham menolak eksplorasi tambang di Trenggalek
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Samsul Arifin
Poin Penting :
- Seniman, asal Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Saga Tanjung Ilham menolak eksplorasi tambang di Trenggalek
- Lulusan Institut Senin Indonesia (ISI) Yogyakarta membuat karya seni berupa 'barongan ekskavator'
- Saga melihat saat ini hal yang paling ditakutkan terjadi di Trenggalek adalah adanya bayang-bayang eksplorasi tambang yang membuat kerusakan lingkungan.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Kesadaran masyarakat Kabupaten Trenggalek untuk menjaga lingkungan muncul dari berbagai kalangan termasuk dari kalangan seniman.
Salah satu seniman, asal Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Saga Tanjung Ilham, merespon isu sosial yang sedang hangat di Trenggalek dengan karya seni berupa 'barongan ekskavator'.
Karya seninya tersebut dipajang bersama puluhan barongan lain di Pendopo Manggala Praja Nugraha dalam rangkaian gelaran Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) 2025.
Lulusan Institut Senin Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut memulih barongan yang merupakan salah satu instrumen jaranan karena saat ini jaranan dipandang sebagai salah satu media yang paling dekat dengan masyarakat.
Saga melihat saat ini hal yang paling ditakutkan terjadi di Trenggalek adalah adanya bayang-bayang eksplorasi tambang yang membuat kerusakan lingkungan.
Baca juga: Trenggalek Jadi Peserta Baru Terbaik dalam Sustainability, Peringkat 12 UI Green City Metric
"Kami memilih barongan sebagai karakter yang perlu ditaklukkan, kalau dulu barongan menjadi peran antagonis dalam narasi jaranan, sedangkan kita melihat yang relate hari ini adalah eksplorasi dan ekskavator yang mengeruk tambang," kata Saga, Jumat (3/10/2025).
Dengan semiotikanya tersebut, alumni SMAN 2 Trenggalek ini berusaha menyampaikan kepada masyarakat bahwa saat ini yang bahaya bukan siluman barong seperti cerita nenek moyang tapi hal lain yang lebih berbahaya yaitu ancaman mesin ekskavator yang merusak alam Trenggalek.
"Karena kita memiliki kapasitas untuk berkarya maka kita merespon isu ekologis dengan cara-cara kita. Salah satunya yang dengan barongan ini," tegasnya.
Barongan tersebut dibuat menggunakan bahan baku spon ati atau busa ati. Ia akan melengkapinya dengan jamang barongan dengan tema serupa agar pesan yang dimaksudkan bisa tersampaikan kepada masyarakat.
"Ini memang belum 100 persen, nanti akan kita lengkapi dengan jamang sekalian agar ceritanya lebih lengkap," pungkas alumni SMPN 1 Trenggalek itu.
seniman
Tambang
berita trenggalek hari ini
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Kecamatan Karangan
jatim.tribunnews.com
DPW PAN Jatim Minta Kader Berempati dan Berdonasi untuk Keluarga Korban Ponpes Al-Khoziny |
![]() |
---|
Nestle Gandeng BPJPH Dukung Ekosistem Halal, Targetkan 5 ribu UMKM Siap Disertifikasi |
![]() |
---|
CEK FAKTA Angka Keracunan MBG Hanya 0,00017 Persen Seperti Kata Prabowo, Samakah dengan Laporan BGN? |
![]() |
---|
Update Jumlah Korban Meninggal Gedung Ambruk Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 14 Orang |
![]() |
---|
Nanang Merangkak ke Temannya yang Kejang setelah Ponpes Al Khoziny Ambruk, Tetap akan Kembali Mondok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.