Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Begini Dampak Efisiensi Anggaran Terhadap Sektor Hotel dan Usaha Kuliner di Kabupaten Kediri

Kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah mulai dirasakan dampaknya oleh pelaku usaha di berbagai sektor, termasuk perhotelan dan kuliner.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Isya Anshori
EFISIENSI - Eko Budi Wasono, pemilik Budy Catering di Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kediri, saat membuatkan pesanan, Senin (17/2/2025). Meski ada efisiensi anggaran dari pemkab, ia mengaku belum merasakan dampak yang signifikan.  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah mulai dirasakan dampaknya oleh pelaku usaha di berbagai sektor, termasuk perhotelan dan kuliner.

Satu di antara yang terdampak adalah industri hotel dan pariwisata, yang harus mencari solusi untuk tetap bertahan dalam kondisi ini. 

General Manager Favehotel Kediri, Kasila Arimba Grace, mengungkapkan, kebijakan pemerintah harus tetap diikuti, meskipun memberikan dampak serius bagi industri perhotelan dan pariwisata.

Namun, menurutnya, pelaku usaha tidak bisa hanya pasrah tanpa mencari solusi alternatif.

"Kami belum bisa mengukur dampaknya secara maksimal karena Januari dan Februari memang periode paceklik bagi hotel. Namun, alhamdulillah, hingga saat ini masih cukup baik," katanya saat ditemui, Senin (17/2/2025). 

Kasila menambahkan, sektor perhotelan masih mendapat pemasukan dari pasar pemerintahan, dan bahkan lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

Biasanya, di awal tahun, baik pemerintah maupun perusahaan swasta mulai menjalankan anggaran mereka, sehingga tingkat okupansi hotel pun meningkat. 

Namun, tantangan baru muncul karena Maret adalah bulan Ramadan, yang biasanya juga menjadi periode sepi bagi hotel. 

Untuk menyiasati penurunan tingkat hunian selama bulan puasa, Favehotel Kediri menghadirkan program khusus seperti acara buka puasa bersama dan ngabuburit yang telah berjalan selama dua tahun terakhir dengan hasil yang terus meningkat. 

"Jika market dari pemerintah di kabupaten mulai berkurang, kami akan mencoba menjangkau pasar di tingkat provinsi," tambahnya. 

Selain itu, hotel ini juga mencari sumber pendapatan lain melalui inovasi bisnis, seperti menjual makanan ringan di area Car Free Day (CFD) Simpang Lima Gumul (SLG).

Produk unggulan yang mereka jual adalah jajanan berbahan dasar ketan, yang diberi nama Jajan Setan.

Selain itu, program Barbeque Night yang telah diuji coba pada malam tahun baru juga mendapatkan respons positif, dengan tingkat keterisian mencapai 120 persen dari target awal. 

Baca juga: Hotel di Kota Malang Terdampak Kebijakan Efisiensi Anggaran, PHRI Serukan Inovasi untuk Bertahan

Kasila menegaskan, meskipun ada tantangan ekonomi, pihaknya berkomitmen untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved