Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sosok Kepala Daerah di Jatim

Sosok Eri Cahyadi, Dulu Sempat Ragu Maju Pilkada, Kini Dilantik Jadi Walikota Surabaya Kedua Kalinya

Di balik kesuksesannya di kontes Pilkada, Eri Cahyadi ternyata sempat ragu mencalonkan diri sebagai Wali Kota Surabaya.

Editor: Olga Mardianita
Instagram.com @ericahyadi_
SOSOK ERI CAHYADI - Potret Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (kiri) dan Armuji (kanan), saat melakukan geladi bersih pelantikan kepala daerah yang dilaksanakan hari ini, Kamis (20/2/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya terpilih yang hari ini, Kamis (20/2/2025), dilantik Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta.

Eri Cahyadi dan Armuji memenangkan 980.380 suara (81,3 persen) atas kotak kosong dengan perolehan 224.340 suara (18,6 persen) pada Pilkada 2024.

Hal ini menjadi kedua kalinya Eri Cahyadi mengemban tugas kepala daerah di Kota Pahlawan.

Pria berusia 47 tahun ini pertama kali bertugas sebagai wali kota pada 26 Februari 2021 menggantikan Tri Rismaharini.

Usut punya usut, Eri ternyata sempat ragu maju kontes demokrasi ini.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Sosok Muhammad Al Barra Bupati Mojokerto yang Dilantik Prabowo, Putra Kiai Asep Saifuddin Chalim

Melansir Kompas.com, Eri Cahyadi lahir dari pasangan suami istri, Urip Suwondo dan Mas Ayu Esa Aisjah, pada 27 Mei 1977.

Sang ayah merupakan seorang birokrat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Meski demikian, Eri sudah mencari uang sendiri ketika masih bersekolah di SMA Negeri (SMAN) 21.

Saat itu, dia berjualan sembako dan kambing agar tidak membebani orangtuanya.

Akan tetapi, Eri masih menekuni hobinya bermain bola voli di tengah kesibukannya belajar dan berdagang.

Baca juga: Sosok Subandi Bupati Sidoarjo 2025-2030, Dulunya Ikut Kakak Usaha Potong Ayam, Harta Kini Rp80,6 M

Namun, hal itu membuat gurunya marah karena dia berkeringat saat jam pelajaran.

Lalu, pria yang menghabiskan masa kecilnya di Jalan Kedung Tarukan, Tambaksari, itu memperoleh beasiswa D3 Fakultas Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Kemudian, Eri mendapatkan kabar bahwa ayahnya didiagnosis menderita penyakit jantung setelah dua tahun kuliahnya.

Hal tersebut membuatnya berpikir untuk membiayai orangtuanya.

Eri, yang waktu itu masih berusia 20 tahun, memutuskan untuk menjadi penjual alat kesehatan.

Dia menawarkannya di sejumlah rumah sakit yang tersebar di seluruh Surabaya.

Eri pun kerap mendapatkan penolakan dari beberapa dokter ketika menawarkan alat kesehatannya.

Sebab, rumah sakit juga tidak bisa menerima barang dari orang sembarangan.

Selanjutnya, anak kedua dari tiga bersaudara tersebut diminta ayahnya untuk menjadi aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Surabaya.

Dia pun menuruti permintaan tersebut.

Eri mengawali kariernya sebagai birokrat sebagai staf dengan golongan II C di Dinas Bangunan pada tahun 2001.

Ia masih berusia 24 tahun tersebut menduduki posisi itu hanya selama enam bulan.

Lalu, Eri bertemu dengan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang ketika itu menjadi Kepala Bagian (Kabag) Bina Program.

Kariernya terus melesat di bawah kepemimpinan Risma.

Bahkan, Eri menjadi inisiator pelayanan elektronik di bidang pengadaan barang dan jasa, e-procurement.

Ide tersebut mendapatkan respons baik karena bisa mengurangi korupsi.

Birokrat muda tersebut seolah tak terbendung.

Dia menjabat Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Pengendalian Bagian Bina Program pada tahun 2010 dan menduduki posisi Plt Kepala Bagian Bina Program pada tahun 2012.

Selanjutnya, Eri menjabat Kepala Bidang Tata Bangunan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang pada tahun 2013.

Baca juga: Sosok Nurul Azizah, Awali Karir Sebagai Camat, Kini Jadi Wakil Bupati Perempuan Pertama Bojonegoro

Lalu, dia diangkat menjadi sekretaris dinas tersebut dua tahun berselang, atau pada tahun 2015.

Kemudian, Eri menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) pada tahun 2017, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) pada tahun 2018.

Eri memutuskan untuk mengakhiri petualangannya sebagai birokrat setelah menjabat Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) pada tahun 2020 silam.

Suami dari Rini Indrayani tersebut sempat mengalami kebimbangan saat diminta mencalonkan diri sebagai Wali Kota Surabaya.

Lalu, dia meminta pendapat dari kedua orangtuanya.

Akhirnya, Eri memantapkan diri untuk menanggalkan status ASN-nya dan maju dalam Pilkada.

Dia bergabung dengan PDI Perjuangan (PDI-P) agar bisa berkontestasi.

Eri, yang ketika itu ditemani oleh wakilnya, Armuji, berhasil mengatasi keraguannya dengan memenangkan Pilkada Surabaya.

Mereka mengalahkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman.

Selanjutnya, Eri resmi dilantik sebagai Wali Kota Surabaya periode 2021-2024 oleh Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi pada 26 Februari 2021.

Baca juga: Sosok Tri Rismaharini dan Gus Hans yang Maju Pilgub Jatim 2024, PDIP Suguhkan Kombinasi Semangka

Ketika itu, Eri harus bisa menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin.

Sebab, wali kota sebelumnya, Risma, berhasil membuat warga Surabaya puas selama menjabat dua periode.

Kini Eri Cahyadi juga kembali dipercaya sebagai Wali Kota Surabaya periode 2025-2030. 


----- 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved