Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sekjen PDIP Hasto Ditahan KPK

3 Fakta Sosok Connie Bakrie, Pegang Dokumen Rahasia Hasto Kristiyanto, Pernah Senggol Prabowo

Fakta sosok Connie Bakrie, klaim pegang dokumen rahasia Hasto Kristiyanto. Pernah senggol Presiden Prabowo Subianto.

Editor: Hefty Suud
Kolase Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda dan Danang Triatmojo
SOSOK CONNIE BAKRIE - Connie Bakrie menjadi sorotan setelah Hasto Kristiyanto ditahan KPK sejak Kamis (20/2/2025). Sosoknya diduga pegang video skandal pejabat negara. 

Pernyataan tersebut didasarkan pada kutipan dari mantan Wakapolri Komjen Oegroseno, yang disebut Connie diucapkan dalam sebuah pertemuan informal.

Namun, pernyataan ini memicu polemik karena dianggap menimbulkan keraguan terhadap kredibilitas penyelenggaraan Pemilu 2024.

Tidak lama setelah unggahannya viral, dua laporan resmi terhadap Connie dilayangkan ke Polda Metro Jaya.

Laporan ini terdaftar pada 20 Maret 2024 dengan nomor LP/B/1585/III/2024/SPKT/PMJ dan LP/B/1586/III/2024/SPKT/PMJ.

Menanggapi laporan tersebut, Connie mengeluarkan klarifikasi melalui akun media sosialnya.

Ia menyebut bahwa pernyataan tersebut merupakan salah pemahaman atas kutipan dari Komjen Oegroseno, yang menurutnya hanya disampaikan dalam konteks diskusi santai.

Connie juga meminta maaf jika pernyataan tersebut menimbulkan salah persepsi di publik. Ia menegaskan bahwa ia tidak memiliki niat untuk menyebarkan informasi palsu atau merusak kredibilitas lembaga terkait.

Diketahui, pada 29 November 2024, Polda Metro Jaya telah mengirimkan surat panggilan resmi kepada Connie.

Namun, saat itu Connie sedang berada di Rusia untuk menjalankan tugasnya sebagai Guru Besar di Universitas St. Petersburg.

Kepada wartawan kala itu, ia mengaku tidak tahu dan tidak menerima surat panggilan sebelumnya selama berada di Indonesia pada Oktober dan November.

Connie menyebut pemanggilan ini janggal karena baru diterimanya melalui pengacaranya sehari sebelum jadwal pemeriksaan.

Connie juga mempertanyakan urgensi dari kasus ini, mengingat ia telah memberikan klarifikasi dan tidak ada indikasi kuat yang merugikan pihak lain secara langsung.

Bahkan, PDIP melalui Ketua DPP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy, menyebut bahwa kasus ini terkesan memiliki unsur kriminalisasi.

Ronny kala itu menduga bahwa pemanggilan Connie tidak lepas dari sikap politiknya, terutama kritik yang disampaikan dalam sebuah podcast mengenai Pemilu 2024.

PDIP saat itu berjanji untuk mendampingi Connie dalam menghadapi kasus ini, mengingat dugaan bahwa kasus ini digunakan untuk tujuan tertentu.

3. Pernyataannya Menyenggol Prabowo Subianto

Pada Februari 2024 lalu, nama Connie Rahakundini Bakrie juga sempat menjadi trending topic di media sosial.

Connie kala itu menyatakan bahwa calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto hanya akan menjabat sebagai presiden selama dua tahun.

Setelah itu, Prabowo akan digantikan oleh sang calon wakil presiden (cawapres) yakni Gibran Rakabuming Raka.

Bukan itu saja, Connie juga  mengungkapkan bahwa dirinya pernah menerima tawaran untuk menduduki beberapa jabatan, termasuk posisi wakil menteri, jika bersedia bergabung dengan kubu pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pernyataan tersebut disampaikan Connie dalam sebuah konferensi pers sebagai tanggapan terhadap pernyataan Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, yang menyebutnya sebagai seseorang yang memohon untuk bergabung dengan tim Prabowo-Gibran.

Connie menegaskan ketidaksetujuannya dan menolak disebut sebagai tukang bohong dan difitnah.

Sementara itu, Rosan Roeslani menyatakan bahwa Connie telah menyebar berita palsu atau hoax terkait hal tersebut.

Ia mengecam tindakan seorang akademisi yang menyebarkan informasi yang tidak benar dan mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap penyebaran informasi yang tidak akurat oleh Connie Bakrie.

Pernyataan Connie Rahakundini menyenggol Prabowo Subianto bukan hanya itu saja.

Connie juga sebelumnya mengkritik alokasi anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang dikepalai oleh Prabowo Subianto yang sebesar Rp1.760 triliun untuk membeli alutsista.

Pembelian alutsista TNI tersebut memang sempat menjadi sorotan publik karena menggunakan anggaran yang cukup fantastis dan diduga dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu. Namun tudingan ini semua tidak berdasar.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com 

Berita Viral lainnya

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved