Berita Viral
Ulah Pedagang Ayam Bikin Terancam Denda Rp 2 Miliar, Modal Jarum Suntik Demi Bobot Naik
Rupanya, polisi menemukan alat bukti bahwa SY melakukan praktik jahat pada ayam yang dijualnya yakni ayam gelonggongan.
TRIBUNJATIM.COM - Nasib penjual ayam kini terancam denda Rp 2 miliar akibat kelakuan kriminalnya.
Polisi menetapkan SY (32), seorang penjual ayam di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sebagai tersangka.
Bukan tanpa alasan, polisi menyematkan status tersangka kejahatan ke pedagang tersebut.
Rupanya, polisi menemukan alat bukti bahwa SY melakukan praktik jahat pada ayam yang dijualnya yakni ayam gelonggongan.
Baca juga: Jelang Ramadan 2025, Harga Daging Ayam, Sapi, dan Telur Melonjak di Pasar Induk Bondowoso
Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bima Sakti menuturkan penetapan tersangka setelah dilakukan gelar perkara.
"Setelah kami lakukan gelar perkara status pelaku kami tingkatkan menjadi tersangka,” katanya, Jumat (28/2/2025).
Bima menuturkan bahwa tersangka dipersangkakan Pasal 62 Ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman 5 tahun penjara denda maksimal Rp2 miliar.
Tersangka melakukan tindak pidana menyuntik ayam potong dengan air hingga bobot ayam menjadi lebih berat.
"Sebelum dilakukan gelonggongan bobot berbeda dari awal sekitar 1 sampai 2 ons," ucapnya.
Alat yang digunakan tersangka berupa kompresor dan suntikan yang sudah dimodifikasi.
Dalam sehari tersangka dapat menyuntik sekitar 200 ayam.
Per potong ayam dijual sekitar Rp30 ribu - Rp50 ribu sedangkan praktik tersebut telah dilakukan sejak 2021.
Pihak Polres Metro Jakarta Selatan menangkap SY (32) yang diduga menjual ayam gelonggongan menjelang bulan Ramadan.
SY ditangkap polisi di Pasar Kebayoran Lama pada Kamis, 27 Februari 2025 sekira pukul 00.41 WIB.
Hal itu diungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, dikutip Jumat (28/2/2025).
Ardian mengatakan S berprofesi sebagai penjagal ayam di sebuah rumah potong ayam di Kebayoran Lama.
Pelaku melakukan praktik ilegal dengan menyuntikkan air ke dalam tubuh ayam.
Praktik ilegal itu untuk meningkatkan berat ayam agar harganya yang dijual lebih mahal.
"Pada hari Kamis, tanggal 27 Februari 2025 sekira pukul 00.41 WIB, (pelaku ditangkap) di wilayah Pasar Kebayoran Lama," ucapnya.
Penangkapan S dilakukan di rumah potong tersebut usai mendapatkan informasi dari masyarakat.
"Tim Opsnal melakukan interogasi awal dan didapatkan informasi bahwa benar telah terjadi pemotongan ayam yang kemudian dicampur dengan air, dan tidak sesuai dengan standar produksi," kata Ardian.
Pihak kepolisian menyita barang bukti berupa lima ekor ayam yang sudah disuntik air.
Lalu lima ekor ayam yang belum disuntik air, satu jarum suntik, satu selang air, dan dua lembar kwitansi penjualan.
"Pelaku kemudian dibawa ke Mako Polres Jakarta Selatan untuk proses lebih lanjut," tuturnya.
S mengaku menyuntikkan air ke ayam agar beratnya bertambah.
Dengan cara tersebut pelaku memperoleh keuntungan yang lebih besar dari penjualan ayam tersebut.
Dengan meningkatnya permintaan ayam selama bulan Ramadan, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap kejahatan serupa
Sementara itu, harga daging ayam mengalami kenaikan.
Menjelang ramadan yang sudah kurang 4 hari lagi. Harga daging ayam, daging sapi, dan telur di Pasar Induk Bondowoso mengalami kenaikan.
Harga daging ayam sudah naik 4 hari terakhir, menjadi Rp 34 ribu per kilogram. Mengalami kenaikan Rp 2.000.
Kemudian, harga daging sapi sudah dua hari terakhir ini naik Rp 5 ribu per kilogram. Jadi dari harga Rp 110 ribu daging kualitas bagus, menjadi Rp 115 ribu.
Sementara telur, dalam sepekan terakhir ini mengalami kenaikan secara berangsur-angsur. Yakni dari semula Rp 24 ribu, naik jadi Rp 25 ribu, dan beberapa hari ini naik lagi menjadi Rp 28 ribu per kilogram.
Baca juga: Cuaca Jatim Rabu, 26 Februari 2025: Bondowoso dan Jombang Hujan Petir, Batu Jadi Daerah Terdingin
Bu Sugianto, pedagang ayam di Pasar Induk Bondowoso mengatakan, kenaikan jelang ramadan hal yang lumrah terjadi. Bahkan, dirinya memprediksi kenaikan masih akan terus terjadi hingga lebaran Idul Fitri.
"Bisa nanti paling tinggi itu dekat-dekat lebaran Rp 40 ribu," ujarnya, Rabu (26/2/2025).
Sehari dirinya menjual daing sapi hibgga sekitar 30 kilogram. Biasanya pada ramadan bisa menjual sampai 1 kwintal per hari.
"Yang penting ada ayamnya, 2 kwintal bisa habis kalau ramadan," ujarnya.
Sulaiman, pedagang daging sapi di Pasar Induk Bondowoso, mengatakan, kenaikan yang sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir ini karena harga sapinya mahal.
Meski sempat merebak penyakit mulut dan kuku (PMK), namun harga disebutnya mahal sebab banyak pasar hewan ditutup.
"Iya mahal tetap karena pasaran itu kan ditutup. Beli ke petani tetap tinggi," ujarnya.
Baca juga: Jalan Ambles di Bondowoso Memakan Korban, Pickup Pengangkut Buruh Kerja Kedelai Jatuh ke Jurang
Kendati dirinya memang mewajari kenaikan ini terjadi juga musiman jelang ramadan.
Sementara itu pedagang telur di Pasar Induk Bondowoso juga sudah menjual telurnya seharga Rp 28 ribu per kilogram.
Tus, pedagang telur di Pasar Induk mengulak telurnya dari peternak Bondowoso.
"Dari pabriknya. Saya kan kulakan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Daftar Hitam Kelakuan Polisi Seminggu Terakhir, Bikin Pelajar Koma hingga Ojol Tewas Tragis |
![]() |
---|
Sosok Affan Driver Ojol yang Dilindas Brimob Ternyata Tulang Punggung Keluarga, Ayah Tuntut Keadilan |
![]() |
---|
Mbah Marsuna Meringis Dibawa Keluarganya ke Kantor Damkar, Jari Sudah Bengkak dan Terluka |
![]() |
---|
Sahroni Mundur Ditantang Salsa Erwina Hutagalung Juara Debat Se-Asia Pasific: Ane Mau Bertapa Dulu |
![]() |
---|
Edi Kaget Istri Beri Akta Cerai saat Mengaji di Rumah Mertua, Tak Tahu Ditalak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.