Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pengemis Kaya Tertangkap Lagi di Ponorogo, Penghasilan Rp 12 Juta Sebulan dan Punya 4 HP Android

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo kembali menertibkan pengemis, Selasa (11/3/2025).

TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
TERTIBKAN PENGEMIS - Pengemis berinisial S (bermain handphone) warga Kota Blitar Jatim dan DU warga Kabupaten Sragen Jateng daat dibina di Kantor Dinsos P3A, Jalan Gondosuli, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Selasa (11/3/2025). Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo kembali menertibkan pengemis, Selasa (11/3/2025).  

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo kembali menertibkan pengemis, Selasa (11/3/2025).

Kali ini ada 3 pengemis yang ditertibkan. Ketiga pengemis ditertibkan di beberapa lokasi di Bumi Reog. Ketiganya merupakan disabilitas.

Ketiga disabilitas itu berinisial S warga Kota Blitar Jatim, DU warga Kabupaten Sragen Jateng dan M warga Kabupaten Madiun Jatim.

Yang mencengangkan adalah lagi-lagi para pengemis berpenghasilan mencengangkan. Dimana dalam sehari, pengemis itu berpenghasilan Rp 400 ribu atau dalam satu bulan Rp 12 juta.

Pun ketika diperiksa oleh petugas Dinsos P3A, pengemis juga mempunyai 4 handphone jenis android yang semuanya keluaran terbaru.

“Jadi kalau kemarin PNS (Pegawai Negeri Sipil) kalah. Kalau ini bahkan sebulan mencapai Rp 12 juta. Mereka mengetuk rasa kasihan warga dengan keterbatasan fisik mereka,” ungkap Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, Selasa (11/3/2025),

Dia menjelaskan akhir-akhir ini banyak aduan dari masyarakat bahwa banyak pengamen, pengemis di perempatan jalan.

Dan semenjak sepekan lalu penertiban pengemis.

“Hari ini,  kita lakukan penanganan kembali ada 3 pengemis. Kesemuanya dari luar kita, ada dari Blitar , Madiun  dan Sragen,” kata Supriyadi.

Yang dari Kabupaten Sragen berinisial DU itu menurutnya mulai mengemis pukul 09.00 wib. Ditertibkan oleh petugas Dinsos P3A pada pukul 11.45 wib.

“Kami tertibkan itu uangnya dapat Rp 174 ribu. Atau sehari 400 ribu. Memang ini eksploitasi kekurangan fisik dia disabilitas, dimanfaatkan yang bersangkutan,” urainya.

Untuk yang berinisial S warga Kota Blitar Jatim mendapatkan uang sebesar Rp 340 ribu. Petugas juga kaget ketika membongkar tas yang isinya adalah 4 handphone android.

“Mereka itu pemain lama. Tiga-tiganya beberapa kali kita tertibkan, sudah dapatkan layanan rehabilitasi, ternyata kembali ke jalan lagi,” bebernya.

Supriyadi menjelaskan bahwa mereka sengaja ke Bumi Reog. Karena diakui bahwa warga Kabupaten Ponorogo itu pemurah.

“Bahasa orang Ponorogo awean, luman, lebih enek ngemis. Tertibkan semua dari luar Ponorogo. Himbauan jangan memberi mereka,” pungkasnya.

Sempat Amankan Pengemis Ibu dan Anak

Seorang ibu yang membawa anaknya berusia 2,5 tahun untuk mengemis mencuri perhatian Dinas Sosial Kota Ponorogo.

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo menangkap ibu-ibu tersebut kemudian menemukan fakta mencengangkan.

Ibu tersebut bisa jadi seorang pengemis elit di Ponorogo.

Apalagi setelah memberikan pengakuan terkait kondisi keluarganya dan keuangannya.

Penghasilan ibu-ibu ini saat mengemis ternyata fantastis.

Setelah ditelusuri lebih jauh terungkap bahwa ternyata kehidupannya bukan seperti apa yang terlihat di jalanan.

Ibu-ibu itu terlihat nyusuh sambil menggendong anak, ternyata keluarganya punya 3 buah motor.

Bahkan ketika diminta mengaku penghasilannya selama mengemis, angka Rp 6 juta membuat pihak Dinsos tercengang.

WN warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu ternyata bisa meraih penghasilan melebihi gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan IV.

“Sehari Rp 200 ribu lebih, kalikan saja 30 hari. Bisa 6 juta sebulan. Gaji PNS saja kalah,” ungkap Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, Sabtu (8/3/2025) sambil terkekeh.

Supriyadi menjelaskan bahwa beberapa hari banyak aduan masyarakat.

Bahwa  pengemis mulai bermunculan di perempatan Bumi Reog. Dari aduan itu, Dinsos P3A Ponorogo melakukan penertiban.

PENGHASILAN LEBIH DARI GAJI PNS - Pengemis WN bersama anaknya saat diminta keterangan di Kantor Dinsos P3A, Jalan Gondosuli, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Sabtu (8/3/2025). Ternyata setelah ditelusuri penghasilan pengemis WN sangat tinggi bahkan melebihi nilai gaji PNS golongan IV.
PENGHASILAN LEBIH DARI GAJI PNS - Pengemis WN bersama anaknya saat diminta keterangan di Kantor Dinsos P3A, Jalan Gondosuli, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Sabtu (8/3/2025). Ternyata setelah ditelusuri penghasilan pengemis WN sangat tinggi bahkan melebihi nilai gaji PNS golongan IV. (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

“Kita melakukan penertiban yang kita amankan pengemis di perempatan pabrik es. Pengemis itu ibu-ibu bawa anak 2,5 tahun,” tuturnya.

Terlebih, jelas dia, saat dilakukan penangkapan pukul 13.00 wib.

Diketahui cuaca di Kabupaten Ponorogo sedang panas-panasnya.

“Pengakuannya pengemis itu di Pabrik es mulai pukul 10.00 WIB. Kita tertibkan sekitar pukul 13.00 WIB itu kita hitung penghasilannya Rp 160 ribu. Setelah didalami dapatnya sehari bisa Rp 200 ribu lebih,” katanya.

Menurutnya WN melakoni pekerjaan sebagai pengemis selalu membawa anaknya.

Hal itu dilakoni warga Kabupaten Madiun, Jatim untuk menarik simpati.

“Ya kan orang kita itu kalau disentuh sedikit merasa kasihan. WN merasa nyaman dengan mengemis,” tambah Supriyadi saat dikonfirmasi Tribunjatim.com.

Padahal, jelas dia, dari data WN merupakan penerima manfaat atau bantuan dari pemerintah. Anaknya juga mendapatkan bantuan PIP dan bansos yang lain.

“Yang mengemis bukan hanya WN, suaminya juga. Pernah kami tertibkan juga. Tetapi kalau ditanya apa mau mengemis lagi? Jawabannya iya, karena penghasilannya banyak,” urainya.

WN sendiri mengaku bahwa daerah operasinya tidak hanya di Ponorogo.

“Berpindah tempat begitu, kalau sini (Ponorogo) kenceng ya ke kota lain,” ucapnya.

Supriyadi menjelaskan bahwa WN sudah dibina.

Dan dikembalikan ke keluarganya.

Tetapi petugas dibuat tercengang lagi ketika WN dijemput oleh suaminya.

“WN itu ke Ponorogo menggunakan sepeda motor, suaminya juga menggunakan sepeda motor. Anaknya yang besar juga menggunakan sepeda motor,” jelasnya.

Dia menyarankan untuk para korban pengguna jalan melakukan treatment kepada pengemis. Dengan tidak memberikan uang kepada mereka.

“Treatment nya ya bagaimana orang di jalan ndak usah kasihan. Kasihan lagi jika kita tetap ngasih, pengemis membawa anak dibiarkan duduk lalu lari-lari dan tertabrak. Ya mending tidak usah dikasih, nanti kan akhirnya tidak mengemis. Uangnya dikasih lembaga resmi misal panti asuhan,” pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved