Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Desainer Muda Tampilkan Kain Wastra Nusantara dalam Panggung Teatrikal, Perpaduan Budaya yang Megah

Desainer muda Angeline Virginia Wong sukses menggabungkan kain tradisional Indonesia dengan estetika kerajaan Mesir dalam pementasan teatrikal musik.

Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/Angeline Virginia Wong
TEATRIKAL - Berbagai busana karya desainer muda Angeline Virginia Wong dengan mengangkat wastra Nusantara dalam pementasan teatrikal musik Abhilasitabhumi di J-Fest Vol 9 The Miracle of Ramadhan di Surabaya. Paduan antara warisan budaya Indonesia dan sentuhan teatrikal yang megah berhasil menciptakan pertunjukan yang memukau, Maret 2025.   

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Melia Luthfi

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Wastra Nusantara kembali menunjukkan pesonanya di panggung seni pertunjukan.

Kali ini, desainer muda Angeline Virginia Wong sukses menggabungkan kain tradisional Indonesia dengan estetika kerajaan Mesir dalam pementasan teatrikal musik Abhilasitabhumi di J-Fest Vol 9 The Miracle of Ramadhan di Surabaya beberapa waktu lalu.

Paduan antara warisan budaya Indonesia dan sentuhan teatrikal yang megah berhasil menciptakan pertunjukan yang memukau.  

Tidak hanya mengedepankan alur cerita yang menarik, Abhilasitabhumi juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kekayaan kain tradisional Indonesia dalam desain kostum yang unik.

Gaun yang dikenakan oleh Angeline, yang juga berperan sebagai pemeran utama sekaligus produser pertunjukan, menjadi sorotan utama.

Dengan motif kain songket yang berpadu dengan siluet ala kerajaan Mesir, busana ini menghadirkan harmoni antara dua budaya besar.  

"Baju ini saya desain sendiri dengan memasukkan unsur kain tradisional Indonesia. Saya ingin menunjukkan bahwa wastra kita bisa tampil dalam berbagai konsep tanpa kehilangan keindahannya,” kata Angeline, Selasa (18/3/2025).

Baginya, kain tradisional bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga bisa menjadi elemen utama dalam dunia fashion dan seni pertunjukan modern.  

Tak hanya kostumnya, para pemeran lain juga mengenakan busana dengan unsur wastra Nusantara yang diselaraskan dengan tema Mesir kuno.

Kain tenun dan batik digunakan dalam berbagai elemen pakaian, mulai dari jubah hingga aksesori kepala, menciptakan nuansa eksotis yang tetap mempertahankan karakter khas Indonesia.

Baca juga: Busana Manika Astara Usung Kebaya Glamour Karya Lia Afif, Kombinasi Wastra Beragam Daerah

"Kami ingin memastikan kain tradisional Indonesia tetap menjadi bagian utama dalam setiap tampilan, meskipun konsepnya bertemu dengan budaya lain," tambahnya.  

Mengusung tema A Journey of Hope, Abhilasitabhumi mengisahkan perjalanan seorang gadis penjelajah waktu bernama Anggraeni yang mencari tanah bernama Nusantara.

Dalam perjalanannya, ia terdampar di padang pasir Mesir dan bertemu dengan pangeran bernama Moses.

"Acara ini adalah serial yang sudah berjalan sejak 2022, dan kali ini kisahnya berfokus pada Anggraeni yang tiba di Mesir di zaman Nabi Musa," jelas Angeline.  

Sebagai produser, Angeline turut terlibat dalam seluruh aspek produksi, mulai dari koreografi hingga desain panggung.

Meskipun persiapan hanya berlangsung selama dua minggu, ia dan timnya berhasil menyajikan pertunjukan yang memukau. 

Kami memang hanya punya waktu dua minggu, tapi karena ini sudah menjadi tradisi tahunan, konsepnya sudah lebih matang dan bisa dieksekusi dengan baik," ungkapnya.  

Salah satu elemen yang membuat pertunjukan ini semakin hidup adalah penggunaan latar lima dimensi yang menggambarkan lanskap Mesir kuno. 

Dengan kombinasi visual yang menawan, tarian teatrikal, dan musik yang khas, penonton diajak masuk ke dalam dunia yang diciptakan dalam cerita.

"Kami ingin menghadirkan pertunjukan yang imersif, yang membuat penonton merasa benar-benar berada di dalam cerita," tutur Angeline.  

Melalui pementasan ini, Angeline berharap kain wastra Nusantara semakin dikenal, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di panggung internasional.

Baginya, kain tradisional Indonesia tidak hanya bisa dikenakan dalam acara adat atau formal, tetapi juga bisa menjadi bagian dari pertunjukan seni yang berskala besar.

Ia percaya bahwa eksplorasi kreatif terhadap wastra dapat membuka banyak peluang bagi generasi muda untuk melestarikan budaya dengan cara yang lebih inovatif.  

Angeline juga berharap lebih banyak seniman dan desainer muda tertarik untuk mengangkat kain tradisional dalam karya mereka.

"Budaya kita itu sangat kaya dan beragam. Saya ingin menunjukkan wastra bisa terus relevan di berbagai era, asalkan kita bisa mengemasnya dengan cara yang kreatif," ujarnya penuh semangat.  

Dengan pementasan ini, kain wastra Nusantara tampil dalam wajah baru, membuktikan bahwa kain tradisional Indonesia dapat berpadu dengan berbagai budaya dunia tanpa kehilangan esensinya. 

"Harapan saya, budaya kita bisa semakin dikenal dan diapresiasi di kancah internasional," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved