Berita Viral
Warga Pasang Tenda Demi Ikuti Itikaf di Masjid untuk Raih Lailatul Qadar, Takmir Siapkan 500 Kavling
Cerita warga pasang tenda untuk ikut itikaf di 10 hari terakhir Ramadan ini menjadi sorotan. Tenda tersebut digunakan sebagai tempat tidur jemaah.
TRIBUNJATIM.COM - Cerita warga pasang tenda untuk ikut itikaf di 10 hari terakhir Ramadan ini menjadi sorotan.
Pasalnya, jemaah tak hanya berasal dari daerah masjid namun luar kota.
Adapun potret ini ditemui di Masjid Raya Habiburrahman di Jalan Kapten Tata Natanegara, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Sejumlah warga tampak khusyuk saat beribadah di masjid tersebut, Rabu (26/3/2025).
Mereka memasang tenda di luar masjid untuk mengikuti itikaf di 10 hari terakhir Ramadan.
Sehingga masjid itu dipenuhi oleh tenda berwarna warni yang di dalamnya terdapat barang-barang untuk keperluan ibadah dan peralatan tidur.
Baca juga: Bolehkah Tidur saat Itikaf di Masjid pada 10 Hari Terakhir Ramadan? ini Penjelasan Hukumnya
Pada siang hari, mereka beristirahat di dalam tenda itu dan ada juga yang tetap membaca Al-Qur'an di dalam masjid maupun di luar masjid.
Tepatnya di dekat tenda yang telah mereka dirikan sejak 20 hari bulan Ramadan.
"Saya bareng keluarga enam orang pakai dua tenda untuk itikaf karena keunggulan itikaf di sini ada salat malam. Kalau siang setelah Dzuhur ada kajian, tapi yang paling padat pada malam hari," ujar Sofian (37) warga Sukajadi saat ditemui di Masjid Habiburrahman, Rabu (26/7/2025), dikutip dari Tribun Cirebon.
Pada malam harinya, kata dia, semua jemaah mengikuti salat tarawih dan setelah itu mereka tidur.
Kemudian dibangunkan pada pukul 00.00 WIB untuk menjalani salat tahajud dan membaca Al-Qur'an sebanyak dua juz.
"Kegiatannya padat dari siang hingga malam hari, jadi terus dipakai untuk ibadah. Kalau tendanya disiapkan sendiri, ini saya yang kedua kali ikut itikaf di sini," katanya.

Warga Arcamanik, Aulia Nur Fatia (21) mengatakan, setiap tahun ia dan keluarganya kerap melaksanakan itikaf di Masjid Habiburrahman karena bisa menjalani ibadah dengan khusyuk dan tentunya banyak kegiatan keagamaan.
"Saya tiap tahun sama keluarga di sini karena ibadah nyaman dan anak kecil aman serta tempatnya lebih luas. Tapi yang paling penting ibadahnya lebih banyak," ucap Aulia.
Ia mengatakan, ibadah yang dijalani siang hari yakni mengaji dari subuh hingga pukul 10.00 WIB, kemudian setelah Dzuhur ada tausiyah.
Lalu malam hari tarawih serta tausiyah dan pukul 00.00 WIB dibangunkan untuk melaksanakan qiamul lail.
"Terus di sini suasananya kalau subuh enak banget sejuk dan banyak orang yang mengaji. Jadi suasana ibadahnya nyaman banget kita jadi lebih khusyuk," katanya.
Ketua DKM Habiburrahman, Ibnu Bintarto mengatakan, konsep itikaf menggunakan tenda tersebut hanya untuk memfasilitasi jemaah terutama bagi warga yang datang jauh-jauh dari luar daerah tetapi yang dekat juga tetap difasilitasi.
"Terus bagi yang tidak kuat mengikuti kegiatan silakan beristirahat di tenda. Konsepnya keluarga karena ada anak-anak juga jadi, kemudian ini tujuannya kita menumbuhkan kecintaan anak kepada masjid," ujar Ibnu.
Selain itu, kata Ibnu, fungsi tenda tersebut tentunya untuk tempat istirahat bagi jemaah yang kelelahan, kemudian bisa digunakan untuk menyimpan barang karena tempat di penyimpanan di masjid ini terbatas.
Baca juga: Awal Fidya Kabur 10 Tahun Silam, Izin Itikaf, Ayah Kaget Sang Atlet Taekwondo Tetiba Sudah Nikah
Ia mengatakan, pada tahun ini pihaknya menyiapkan kavling tenda sekitar 500 yang dipasang di lantai satu dan di lantai dua, sehingga jemaah yang menggunakan tenda itu sudah mencapai 1.500 orang dari berbagai daerah.
"Tendanya disiapkan jemaah, kita hanya menyiapkan kavlingnya saja. Jemaahnya ada dari Banten, Bogor, Jabodetabek, Yogyakarta. Kalau yang dekat dari Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, Sumedang, Tasik, Garut, target jemaah itikaf malam Lailatul Qadar," katanya.
Ia mengatakan, itikaf di masjid itu sudah dilaksanakan sejak 1998.
Sedangkan konsep menggunakan tenda baru dimulai sejak 2005 dan hingga saat ini terus berjalan karena peminatnya sangat tinggi dan jemaah juga antusias.
"Kalau untuk mengikuti kegiatan ini langsung saja gak perlu ada pendaftaran. Sejak Januari ada jemaah yang jauh memastikan kavling-nya, tinggal kontak-kontak sama admin. Kita juga sudah ada WhatsApp Grup bagi jemaah yang rutin itikaf di masjid ini," ucap Ibnu.
Ia mengatakan, kegiatan yang utama di masjid ini yakni menghatamkan Al-Quran 30 juz saat salat tarawih dengan waktu 2 jam hingga pukul 22.00 WIB, kemudian mereka istirahat sampai pukul 00.00 WIB atau tengah malam.
"Nanti jam 12 malam, jemaah dibangunkan lagi lalu pukul 00.30 WIB kita sholat lagi dan ngaji 2 sampai 2,5 juz. Siang hari pada pagi bebas istirahat, baca Quran dan dzuhur kita mengundang penceramah. Setelah ashar ada kajian khusus kita kedatangan syeh dari Palestina," ujarnya.
Dengan adanya kegiatan tersebut, kata dia, masjid menjadi makmur dan pihaknya bisa membantu jemaah untuk memaksimalkan ibadah karena disiapkan ustaz yang hafal Al-Quran, sehingga hal itu tentunya bisa meningkatkan motivasi jemaah untuk menghafal quran.
"Di Masjid Habiburrahman juga punya program yang namanya santri tahfidz Quran yang dirintis sejak tahun 1998. Ini juga didukung 50 UMKM yang menyediakan kebutuhan jemaah untuk sahur dan buka, ada juga buku, tinggal beli. Jadi ada ekonomi yang tumbuh di sini," kata Ibnu.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
warga pasang tenda untuk ikut itikaf
10 hari terakhir Ramadan
Masjid Raya Habiburrahman
Bandung
itikaf
Lailatul Qadar
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Demi Biayai Anak Sekolah di UGM, Nunung Rela Jadi Driver Ojol, Tiap Bulan Bayar Cicilan Rp2,4 Juta |
![]() |
---|
Asrudin Rugi Rp10 Juta Jadi Korban Penipuan Penyediaan MBG, Diajak Kerja Sama Malah Modal Digondol |
![]() |
---|
Alasan Zamroni Aziz Kakanwil Kemenag NTB Lempar Stand Mikrofon saat Lantik Pejabat |
![]() |
---|
Diusir Mertua, Joko Jalan Kaki Bawa Jasad Bayinya yang Meninggal, Tak Punya Biaya Pemakaman |
![]() |
---|
Beredar Surat Perjanjian Minta Penerima Manfaat Rahasiakan Kejadian Keracunan MBG, Bupati Kecewa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.