Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Polda Jatim Berhasil Tekan Angka Kecelakaan dan Jumlah Korban Tewas Selama Mudik Lebaran 2025

Ditlantas Polda Jatim berhasil menekan kasus kecelakaan beserta fatalitas korban tewas di Jatim selama Operasi Ketupat Semeru 2025.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
OPERASI KETUPAT - Direktur Ditlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin memberikan tinjauan hasil penyelidikan sementara insiden mobil BMW terjun bebas dari Jalan Tol Krian-Gresik yang belum selesai dibangun, yang viral beberapa waktu lalu, di Gedung Ditlantas Polda Jatim, Rabu (9/4/2025). Ditlantas Polda Jatim berhasil menekan kasus kecelakaan beserta fatalitas korban tewas di Jatim selama 16 hari Operasi Ketupat Semeru 2025 Pengamanan Idulfitri 1446 H, hingga mencapai persentase penurunan 32 persen, dibandingkan tahun 2024. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ditlantas Polda Jatim berhasil menekan kasus kecelakaan beserta fatalitas korban tewas di Jatim selama 16 hari Operasi Ketupat Semeru 2025 Pengamanan Idulfitri 1446 H, hingga mencapai persentase penurunan 32 persen, dibandingkan tahun 2024.

Sejak Minggu (23/3/2025) hingga Senin (7/4/2025), tercatat jumlah kecelakaan 514 kejadian.

Pada tahun 2024 lalu, tercatat 758 kejadian. Artinya, ada penurunan sekitar 32 persen. 

Sedangkan, fatalitas kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal dunia, pada tahun ini terjadi penurunan sekitar 78 persen.

Data pada tahun 2025, tercatat 10 orang. Sedangkan tahun 2024, tercatat 45 orang. 

"Kemudian, korban luka berat, menurun 2 persen. Tahun lalu, 45 orang. Luka ringan, menurun 27 persen," ujar Direktur Ditlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin, di Gedung Ditlantas Mapolda Jatim, Rabu (9/4/2025). 

Kemudian, dari aspek pelanggaran, Komarudin menerangkan, kamera tilang elektronik yang tersebar di seluruh wilayah Jatim berhasil merekam 12.011 pelanggar, selama operasi tahun ini. 

Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 15 persen, karena pada tahun 2024 tercatat sekitar 14.000 pelanggar. 

Namun, penindakan hukum secara teguran terhadap pelanggaran, tercatat mengalami peningkatan sekitar 14 persen. 

Jenis pelanggaran yang paling banyak adalah pengendara melawan arus dan pemotor yang memodifikasi knalpotnya tidak sesuai dengan spek kendaraan. 

Baca juga: Buntut Kecelakaan di Tuban Gara-gara Sopir Mabuk, Polisi akan Panggil Pengurus KWSG

"Kita selama operasi kemanusiaan ini, kami memperbanyak teguran, mengimbau kepada penggunan jalan. Termasuk pelanggaran berpotensi kecelakaan," jelasnya. 

Selain itu, selama pelaksanaan operasi, Komarudin menjelaskan, gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tercatat 1.835 kasus.

Jumlah tersebut menurun sekitar 17 persen dibanding hasil operasi tahun lalu, yakni 2.214 kasus. 

"Rincian, kejahatan konvensional turun 21,79 persen, tercatat 1.486 kasus. Dibanding tahun lalu, 1.900 kasus. Bencana, tetap. Tahun lalu, ada 6 bencana. Tahun 2025 ada 6 kejadian," katanya. 

Komarudin menerangkan, Jatim menduduki peringkat kedua sebagai provinsi tertinggi dengan daerah asal dan daerah tujuan dari para pemudik, setelah Provinsi Jateng. 

Berdasarkan traffic accounting, mobilitas kendaraan para pemudik yang masuk ke Jatim, melalui jalur arteri meningkat sampai 50 persen. 

Mobilitas kendaraan para pemudik dari Jateng ke Jatim, ada peningkatan 43 persen.

Sedangkan, mobil kendaraan para pemudik dari Jatim ke Jateng, mengalami peningkatan 33 persen. 

Situasi serupa juga terjadi pada jalur arteri tengah, Ngawi.

Terdapat peningkatan mobilisasi kendaraan sekitar 80 persen, sejumlah 159.325 kendaraan, dibandingkan tahun lalu, sekitar 88.000 kendaraan.  

"(Data kendaraan keluar Jatim) Melalui jalur tengah; arteri tengah, peningkatan sampai 65 persen. (Data kendaraan masuk Jatim) Jalur selatan; jalur arteri Pacitan. Penurunan 42 persen. (Data kendaraan keluar Jatim) jalur selatan, penurunan 31 persen," jelasnya. 

Lalu, mengenai mobilisasi pengendara para pemudik melalui jalur tol, Komarudin menyebutkan, terdapat peningkatan mobilisasi kendaraan masuk ke Jatim, sekitar 18 persen, pada tahun 2025, yakni 105.049 kendaraan.

Sedangkan, tahun 2024 sekitar 89.000 kendaraan.

Peningkatan serupa juga terjadi pada mobilisasi kendaraan pemudik yang keluar Jatim.

Persentasenya sekitar 14 persen, tercatat 105.224 kendaraan, pada tahun 2025. Sedangkan tahun 2024 cuma 93.313 kendaraan

"Sehingga secara umum. Pergerakan jalur Tol Ngawi, Malang, dan Probolinggo, ada peningkatan 7 persen, tercatat 2.543.164 kendaraan. Dibanding tahun lalu, 2.300.000 kendaraan," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved