Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Perut Balita Membesar karena Tak BAB Seminggu, Dokter Syok Ternyata Penuh Cacing, Pantas Sulit Napas

Seorang balita berusia 3 tahun tak BAB seminggu hingga perutnya membesar. Ternyata ususnya penuh cacing.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com/Dokumentasi RSD dr Soebandi Jember
MASALAH PENCERNAAN - Hasil rontgen perut anak di Jember yang dipenuhi cacing hingga tak bisa BAB selama seminggu. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang balita berusia 3 tahun tak BAB seminggu hingga perutnya membesar.

Setelah diperiksa dokter, penyebabnya adalah karena usus anak 3 tahun itu penuh cacing.

Warga Kabupaten Jember, Jawa Timur ini pun harus menjalani operasi.

Pasalnya, ia sudah mengalami sakit perut, kesulitan bernapas, dan muntah.

Operasi pun dilakukan di RSD dr Soebandi Jember.

Direktur RSD dr Soebandi Jember, I Nyoman Semita menyampaikan bahwa anak tersebut memang berasal dari Jember, tetapi tinggal bersama neneknya di Bali.

“Dia datang ke IGD RSD dr Soebandi dalam keadaan gawat darurat,” kata dia pada Minggu (13/4/2025), melansir dari Kompas.com.

Dokter di rumah sakit menduga hal tersebut terjadi karena ada sumbatan pada ususnya sehingga tidak berfungsi maksimal.

“Kemudian diperiksa CT scan, memang menggambarkan suatu kondisi yang disebut ileus obstruktif, yaitu buntunya saluran pencernaan akibat sesuatu,” ucap dia.

Setelah itu, pasien tersebut dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Mengeluh Diare, 46 Warga Bondrang Ponorogo Diduga Keracunan Hidangan Selamatan, 1 Orang Tewas

Saat dirawat di dalam ruangan, pasien tersebut muntah mengeluarkan cacing.

Karena termasuk kasus yang unik, kata dia, akhirnya empat dokter membahas penyakit ini, mulai dari dokter ahli bedah anak, dokter ahli parasitologi klinik, dan dokter spesialis anak.

Para dokter tersebut menyimpulkan bahwa ada proses darurat yang harus dilakukan operasi pada anak tersebut.

“Akhirnya diputuskan untuk operasi karena sudah mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan,” ucap dia.

Setelah dioperasi, ternyata ada tiga titik sumbatan yang ditemukan oleh dokter dalam usus anak tersebut.

Baca juga: Dokter Syok Temukan Anak Ayam Hidup di Tenggorokan Pasien Meninggal, Ngaku Baru Pertama: Mengejutkan

Tindakan operasi dilakukan dengan membuka usus pasien tersebut.

Ternyata, di dalam lubang usus anak itu penuh dengan cacing.

Cacing yang terdapat pada tubuh anak tersebut mirip cacing tanah, yakni termasuk jenis cacing ascariasis.

Selanjutnya, dokter mengeluarkan cacing tersebut dan merawat usus pasien hingga sembuh.

“Kemudian diberi obat cacing agar sembuh sampai tuntas,” kata dia.

Sekarang, pasien tersebut sudah kembali sehat dan pulang ke rumahnya.

“Pasien datang ke RS sudah cukup lama, sudah lebih sekitar enam bulan lalu,” kata dia.

Ia menyebut bahwa cacing ascariasis hidup di alam terbuka. Jika tidak menjaga kebersihan tangan saat makan, maka cacing berpotensi masuk.

“Ini pasti masuknya (cacing) lewat tangan, sehingga perilaku hidup sehat masih menjadi masalah,” ucap dia.

Untuk itu, perlu edukasi yang berkesinambungan terkait dengan pola hidup sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, minum air masak, menjaga piring yang bersih, dan lain-lain.

“Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga perlu memberikan contoh terkait pola hidup sehat,” tutur dia.

Dia menyampaikan bahwa karena kasus tersebut unik, sejumlah dokter yang juga berprofesi sebagai dosen mempublikasikan kasus tersebut dalam sebuah jurnal ilmiah.

“Supaya menjadi pembelajaran di berbagai tempat, berbagai negara,” ucap dia.

Menurut dia, jika ada pasien yang kembung, tidak bisa buang air besar, hingga muntah, itu bukan selalu karena tumor.

Namun, bisa terjadi karena gumpalan yang dibentuk oleh cacing dalam usus.

Baca juga: Pantas Pria ini Bersin Kronis Selama 20 Tahun, Dokter Syok Lihat Benda ini di Hidungnya, Sejak Bayi

Sementara itu, sejumlah warga asal Pulau Rhun, Kecamatan Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, dilaporkan mengalami diare sejak Jumat (11/4/2025) siang.

Camat Banda, Handayani Hassannusi, mengungkapkan bahwa laporan mengenai kasus ini diterima pada Jumat sekitar pukul 12.00 WIT.

"Masyarakat Pulau Rhun datang melaporkan pada hari Jumat jam 12 siang, sudah langsung menuju rumah sakit Banda," ujar Hassannusi melalui pesan singkat kepada Kompas.com pada Minggu (13/4/2025) sore.

Saat ini, tim medis dari Masohi Kota dan bantuan dari puskesmas Rhun telah diterjunkan untuk menangani kasus diare yang melanda warga.

Dari data sementara yang diterima, terdapat 7 orang yang mengalami gejala diare, termasuk lemas, muntah, buang air besar (BAB) encer, pusing, dan mulas.

Tim dokter yang melakukan pemeriksaan telah memeriksa sebanyak 100 orang, namun hanya 7 yang teridentifikasi menderita diare, sementara 93 orang lainnya mengalami sakit yang berbeda.

"Secara data, pasien yang dirawat di rumah sakit Banda berjumlah 3 orang, dan yang meninggal 2 orang," tambahnya.

Baca juga: Bocah 15 Tahun Melahirkan Cuma Diantar Pacar, Dokter Syok Temukan Penyakit, Dia Kabur dari Kampung

Hassannusi menjelaskan bahwa setelah menerima laporan, tim medis berusaha untuk segera turun ke Pulau Rhun.

Namun, kondisi cuaca dan gelombang yang tinggi menyebabkan perjalanan tertunda, dan tim baru berhasil tiba di Rhun pada Sabtu (12/4/2025).

Kronologis kejadian menunjukkan bahwa laporan pertama diterima oleh pihak puskesmas Walang pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.00 WIT dari seorang warga Rhun, yang menyebutkan bahwa sebanyak 27 orang mengalami diare.

Tim kesehatan yang tiba di Rhun pada hari Sabtu langsung membuka posko wabah muntaber dan melakukan pelacakan dari rumah ke rumah, yang menghasilkan temuan 9 kasus pada hari itu.

Mereka memberikan penanganan cepat dan memastikan kesehatan warga yang telah diperiksa.

Salihi Surahi, salah satu anggota tim medis, menyatakan bahwa sudah ada 15 orang dari puskesmas pembantu Walang dan tim kesehatan Dinas Kabupaten yang melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah.

"Warga itu diperiksa kesehatannya. Tim juga sudah memeriksa dan mengambil sampel air dari rumah-rumah untuk memastikan penyebabnya. Ada sebagian yang sudah dinyatakan sehat dan dirawat di rumah," kata Salihi.

Menurutnya, tim dari desa akan melakukan koordinasi pada Senin setelah pemeriksaan menyeluruh dan mengetahui hasil pasti penyebab wabah muntaber yang melanda warga Pulau Rhun.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved