Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tiba-tiba Masuk Kelas, Guru Abal-abal Paksa Murid Lepas Kalung Ternyata Diembat, Alasan Razia Polisi

Siswa SD menangis dipaksa guru lepas kalung ternyata diembat. Guru tersebut bukanlah sosok guru asli melainkan perampok yang menyamar guru.

Dokumen Humas Kemenkeu via KOMPAS.com
PERAMPOKAN DI SEKOLAH - Ilustrasi siswa SD mengikuti kegiatan di sekolah. Kasus guru abal-abal merampok kalung murid di kelas viral di media sosial. Insiden ini terjadi di Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Siswa SD menangis dipaksa guru lepas kalung ternyata diembat.

Guru tersebut bukanlah sosok guru asli melainkan perampok yang menyamar guru.

Rampok tersebut tiba-tiba masuk kelas dengan memaksa para siswa yang mengenakan kalung untuk melepaskannya.

Pihak sekolah pun baru mengetahui ketika salah satu siswa menangis.

Adapun insiden perampokan ini terjadi di SD Negeri 1 Banjarharja, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.

Salah satu orangtua murid menceritakan ketika anaknya menjadi korban penipuan orang tidak dikenal yang mengaku sebagai guru baru.

Baca juga: Guru Kursus Didenda Rp 17 Miliar usai Buka Kelas Panduan Nikahi Pria Kaya, Dikecam Pemerintah: Rusak

Orang tua kelas 1 SD bernama Rena (43) itu mengatakan apa yang disampaikan anaknya. 

Katanya, pada Selasa (15/4) pagi ada orang yang mengaku ngaku sebagai guru

Kemudian minta anak-anak yang mempunyai perhiasan untuk segera dikumpulkan karena ada pemeriksaan dari pihak kepolisian.

"Terus langsung dikumpulkan, tapi kalau gelang sama cincin itu mah langsung dibuka sendiri. Kalau kalung, itu langsung dirampas paksa, karena liontinnya juga tertinggal di baju. Semuanya kurang lebih 8 gram," ujar Rena kepada Tribun Jabar di halaman SD Negeri 1 Banjarharja, Rabu (16/4/2025) siang, dikutip dari Tribun Priangan.

Sesaat setelah kejadian dan pulang ke rumah, anaknya sempat menangis.

"Tadi juga bangun tidur sempat nangis, tapi sekarang mah alhamdulilah sudah enggak trauma," katanya.

ORANG TUA MURID - Orang tua murid kelas 1 SD bernama Rena (43) korban perampasan perhiasan di SD Negeri 1 Banjarharja Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran, Rabu (16/4/2025).
ORANG TUA MURID - Orang tua murid kelas 1 SD bernama Rena (43) korban perampasan perhiasan di SD Negeri 1 Banjarharja Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran, Rabu (16/4/2025). (Tribunpriangan.com/Padna)

Menurutnya, perhiasan yang dipakai anaknya dan dirampas orang yang mengaku sebagai guru baru itu hasil pemberian dari neneknya. 

"Neneknya itu yang ngasih, hasil kumpul- kumpul. 8 gram kalau ditotal mungkin sekitar Rp 4,5 juta. Kan, katanya sekarang emas lagi mahal," ucap Rena.

Kepala SD Negeri 1 Banjarharja, Idah Rosidah, mengatakan, kejadian penipuan itu terjadi pada jam istirahat.

"Biasanya kalau jam masuk, itu gerbang ditutup. Kalau anak-anak istirahat, gerbangnya itu baru dibuka," ujarnya. 

Sebelum masuk, kemungkinan pelaku sudah melakukan pengintaian terlebih dahulu.

Saat itu, kondisi pintu gerbang sudah terbuka dan posisi guru sedang beristirahat di kantor. 

Baca juga: Panji Guru Honorer Banting Stir Jadi Pedagang Keliling dan Tertipu Umrah, Dedi Mulyadi: Saya Bantu

"Terus, pelaku itu langsung masuk ruangan kelas 1 dan itu kejadiannya sangat cepat sekali. Jadi, guru baru duduk, tidak lama kemudian ada anak menangis laporan ke kantor guru. Itu ternyata sudah terjadi kejadiannya," kata Idah.

Korban bernama Ina Kelas 1 SD mengalami kerugian berupa kalung emas 4 gram, cincin emas 1 gram, gelang emas 3 gram.

Korban bernama Airin kelas 1 SD mengalami kerugian barang berupa kalung emas 3 gram, dan Desi kelas 1 SD berupa kalung emas.

"Modusnya, pelaku mengaku sebagai guru baru dan menceritakan bahwa ada razia dari Polisi bagi anak yang memakai perhiasan dan disuruh untuk melepaskan," ucapnya.

Sementara itu, Kabid SD di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Darso, mengaku kaget dengan kejadian penipuan terhadap anak-anak SD di wilayahnya.

"Saya merasa terkejut. Karena, kemarin itu saya ada kegiatan di luar kantor dan tiba-tiba saya mendapatkan telepon dari satu kepala sekolah dari Kecamatan Kalipucang," ujar Darso kepada Tribun di halaman kantornya di Pangandaran, Rabu (16/4/2025) pagi, dikutip dari Tribun Pangandaran.

KABID SD - Darso Kabid SD di Disdikpora Kabupaten Pangandaran berada di halaman kantornya.
KABID SD - Darso Kabid SD di Disdikpora Kabupaten Pangandaran berada di halaman kantornya. (Tribunpriangan.com/padna)

Bahwa, beberapa SD di Kalipucang ada yang melaporkan kejadian dengan modus baru penipuan terhadap anak-anak di sekolah. 

"Kejadiannya itu baru pertama kali terjadi di Pangandaran. Aksinya dilakukan pagi-pagi, orang tidak dikenal itu masuk ke ruangan sekolah pukul 06.30 WIB dan ngaku sebagai guru baru. Jadi, di sekolah itu belum ada guru yang datang," katanya.

Atas kejadian yang menimpa beberapa SD itu, Disdikpora Pangandaran mengeluarkan imbauan ke seluruh satuan pendidikan.

Pertama, wajib hukumnya di masing-masing satuan pendidikan minimalnya guru piket itu harus datang lebih awal.

Baca juga: Awal Rudi Dikira Sudah Meninggal Gegara Ayuk Salah Paham, Warga Kaget Lihat Sang Guru Turun Ambulans

"Diwajibkan para kepala sekolah dan guru itu datang lebih awal dibandingkan peserta didik lainnya," ucap Darso.

Kedua, melalui kepala sekolah dan guru diharapkan orang tua peserta didik untuk beberapa saat ini jangan menggunakan perhiasan ke sekolah. 

Ketiga, Ia memohon kepada kepala sekolah dan guru agar selama peserta didik ada di sekolah mulai dari datang sampai mereka pulang harus diperhatikan secara detil. 

"Jadi, tidak semata-mata hanya ada modus baru penipuan ke anak-anak," ujarnya.

Keempat, Ia berharap, pihak sekolah lebih bekerjasama dengan orang tua murid agar jika mengantarkan anaknya tidak usah masuk ke sekolah.

"Karena, modus salah satu kejadian penipuan itu, ada orang tidak dikenal itu mengaku sebagai orang tua peserta didik," kata Darso.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved