Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Video Monolog Wapres Gibran Tembus 108 Ribu Dislike, Sikap Presiden Prabowo Disorot: Untungnya

Tingginya jumlah dislike di video monolog Gibran menunjukkan bahwa sentimen negatif masih melekat pada putra sulung Joko Widodo (Jokowi) itu.

Editor: Torik Aqua
YouTube/Gibran Rakabuming
DISLIKE - Wapres Gibran Rakabuming Raka yang monolognya tembus dislike mencapai 108.000 di YouTube. 

TRIBUNJATIM.COM - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kini menjadi sorotan karena video yang diunggah di YouTube.

Video yang berupa monolog dan membicarakan soal bonus demografi itu mendapatkan sampai 108.000 lebih dislike.

Video yang terpantau pada Rabu (23/4/2025) pukul 13.35 WIB, monolog Gibran itu sudah ditonton sebanyak 867.319 kali.

Sementara jumlah like yang didapat mencapai 44 ribu.

Baca juga: Diduga Tembus 28.000, Wapres Gibran Sembunyikan Dislike, Lebih Banyak Ketimbang Like di YouTubenya

Sedangkan jumlah dislike sebanyak 108.157, jika dilihat dari situs untuk melihat jumlah like dan dislike sebuah video.

Tentu angka tersebut berbanding terbalik dengan perolehan suaranya pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang dipilih oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

Gibran yang menjadi pasangan dari Prabowo Subianto mendapatkan perolehan suara sebanyak 58,59 persen atau 96.214.691 pemilih.

Menanggapi monolog tersebut, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno memandang bahwa Gibran ingin tetap mendapatkan sorotan agar tetap eksis.

Namun ia menilai bahwa hal tersebut memang tidak mudah, mengingat persepsi publik terhadap Gibran selalu mengundang reaksi negatif.

"Memang tidak gampang jadi Gibran ngomong salah, tidak ngomong pun jadi salah tapi secara prinsip ini kan sebagai upaya untuk menciptakan bagaimana membentuk politik itu terus pada Gibran," ujar Adi, Selasa (2/4/2025).

Tingginya jumlah dislike di video monolog Gibran menunjukkan bahwa sentimen negatif masih melekat pada putra sulung Joko Widodo (Jokowi) itu.

Kendati demikian, dalam politik Gibran dinilainya sukses mencuri perhatian publik, meskipun jumlah ketidaksukaannya masih tinggi.

"Hampir di semua platform yang meng-upload dan mengunggah video Gibran itu sentimennya negatif tapi dalam politik nggak boleh menyerah, artinya Gibran itu secara tidak langsung sudah mampu mencuri perhatian publik untuk terus membicarakan Gibran sebagai orang yang, ya ini adalah barang politik," kata Adi.

Prabowo Tidak Baper

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji mengatakan bahwa posisi Wakil Presiden yang diduduki oleh Gibran memang serba salah.

Ia yakin, Prabowo tidak baper dengan video monolog Gibran yang membicarakan bonus demografi dan peran generasi muda.

"Untungnya Pak Prabowo orangnya juga nggak ribet dan nggak baper. Enggak membatasi peran wapresnya, jadi wapres Gibran bisa ambil peran sesuai porsinya," kata Sarmuji saat dihubungi, Rabu (23/4/2025).

Ia menambahkan, Gibran sesungguhnya mengangkat isu yang sangat penting, yakni bonus demografi yang dapat menjadi jalan untuk menghadapi tantangan global.

Namun, posisi Gibran sebagai orang nomor dua di Republik Indonesia memang dinilainya serba salah dalam menyatakan sikap.

"Wakil apa saja baik wakil presiden, wakil gubernur, wakil bupati dan lain-lain. Terlalu maju salah, ketinggalan juga salah. Terlalu muncul juga nggak baik, tenggelam sama sekali juga buruk," ujar Sarmuji.

Sebelumnya dalam kanal Youtube-nya, Gibran mengatakan bahwa sebanyak 208 juta penduduk Indonesia pada kurun 2030-2045 akan berada pada usia produktif.

Lanjutnya, lebih dari separuh penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif pada momen tersebut.

Momen itu disebut sebagai bonus demografi.

"Sebuah kondisi yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban sebuah bangsa. Kesempatan ini tidak akan terulang, di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif," kata Gibran.

"Ini adalah peluang besar kita, ini adalah kesempatan emas kita untuk mengelola bonus demografi agar bukan menjadi sekedar bonus, bukan menjadi sekedar angka statistik yang fantastis, tapi sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia," sambungnya.

Sembunyikan dislike

Viral video Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Gibran Rakabuming Raka yang mengunggah video monolognya.

Gibran Rakabuming membahas soal bonus demografi di Indonesia.

Namun yang menjadi sorotan malah bukan isi dari video itu, namun jumlah like dan dislike di YouTube.

Diketahui, video itu diunggah di kanal YouTube bernama Gibran Rakabuming.

Baca juga: Wapres RI Gibran Rakabuming Blusukan ke Pasar Atom Surabaya : Jalan-jalan Saja

Video dengan judul 'Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia' diunggah di kanal YouTube pribadi sang Wapres yang bernama Gibran Rakabuming pada Sabtu (19/4/2025).

Namun, warganet justru sibuk menghitung jumlah like dan dislike dalam video yang berdurasi 6 menit tersebut ketimbang meresapi isi pesan yang disampaikan oleh Gibran.

Setelah hal tersebut ramai dan menjadi perbincangan di media sosial, kanal YouTube Gibran lantas menyembunyikan angka dislike di dalam video itu.

Hanya jumlah angka like atau suka yang terlihat di dalam video monolog Gibran itu.

Total, video tersebut telah mendapat 5,4 ribu like, seperti dilihat Tribunnews, Selasa (22/4/2025).

Sementara itu, akun X Maudy Asmara turut menyoroti jumlah dislike dalam video monolog Gibran pada Senin (21/4/2025).

Dirinya mengunggah tangkapan layar analytic postingan video monolog Gibran yang memperlihatkan dislike-nya tembus 28 ribu.

"Di YouTube nggak kelihatan dislikenya berapa Setelah dicek langsung melesat 28k," tulis Maudy Asmara di akun @Mdy_Asmara1701 pada Senin (21/4/2025).

Komentar di video tersebut juga tak mendapat respons positif dari netizen.

"Siapa yang ke sini cuma mau liat komen-komen tapi skip isi videonya coba cung," tulis akun @deliyagendhis4245.

"Anda jangan pernah sekali-kali berpikir bahwa video anda ini keren atau menginspirasi," timpal akun @rsydnrdn.

Meski demikian, ada pula warganet yang meminta Gibran untuk mendiskusikan perihal bonus demografi di berbagai kampus di tanah air.

"Monggo mas wapres diskusi tentang bonus demografi di kampus-kampus, di mana mereka adalah calon tenaga kerja produktif, ditunggu ya," tulis @xiexie6349.

Diberitakan sebelumnya, Gibran membahas tentang bonus demografi yang akan didapatkan Indonesia pada 2030 hingga 2045.

Ia mengajak anak muda Indonesia untuk tidak menyia-nyiakan momen berharga tersebut.

Menurut dia, pada momen itu jumlah usia produktif di Tanah Air mencapai lebih dari separuh total penduduk Indonesia.

"Indonesia akan mendapatkan puncak bonus demografi di tahun 2030 sampai tahun 2045. Sebuah kondisi yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban sebuah bangsa," kata Gibran.

"Kesempatan ini tidak akan terulang, dimana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif," imbuhnya.

Gibran menjelaskan, penduduk usia produktif di suatu negara lebih besar, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan arah kemajuan.

"Ini adalah kesempatan emas untuk mengelola bonus demografi, agar tidak menjadi sekadar bonus," kata dia.

Gibran berkata, bonus demografi bisa menjadi jawaban untuk masa depan Indonesia.

Artikel ini telah tayang diĀ Kompas.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved