Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alasan Prakas Bos India Gilir Salat Jumatan Karyawannya, Beri Gaji Cuma Rp2,5 Juta Tapi Kerja 12 Jam

Sikap bos yang semena-mena ke karyawan terjadi di perusahaan tekstil milik pengusaha India.

|
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jatim Network/Nuraini Faiq
SALAT JUMAT DIGILIR - Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, mendatangi pengusaha India di D'Fashion Textile and Tailor di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, untuk mengklarifikasi aduan karyawan terkait salat Jumat bergilir, Rabu (23/4/2025). Cak Ji ditemui langsung pimpinan perusahaan, Prakas. 

Prakas berjanji akan memperbaiki sistem kepegawaian tokonya, jam kerja juga akan diberlakukan shift.

Sebab tidak ada perjanjian tertulis dalam merekrut karyawan, hanya lisan.

Cak Ji juga akan terus memantau, mulai sistem perekrutan pegawai dilakukan hitam di atas putih secara tertulis.

"Bikin aturan tertulis biar semua jelas," ujar dia.

PENGUSAHA - Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji mendatangi pengusaha India di D'Fashion Textile and Tailor Jalan Basuki Rahmat Surabaya untuk mengklarifikasi aduan karyawan terkait salat Jumat bergilir, Rabu (23/4/2025). Cak Ji ditemui langsung pimpinan D'Fashion Textile and Tailor, Prakas.
Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, mendatangi pengusaha India di D'Fashion Textile and Tailor di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, untuk mengklarifikasi aduan karyawan terkait salat Jumat bergilir, Rabu (23/4/2025). Cak Ji ditemui langsung pimpinan D'Fashion Textile and Tailor, Prakas. (Tribun Jatim Network/Nuraini Faiq)

Lebih lanjut, Armuji, mengaku tahu adanya perkara tersebut setelah salah satu karyawan toko D'Fashion Textile and Tailor bernama Johan, mengadukan masalah ini ke Rumah Aspirasi.

"Jadi karyawan ada yang datang ke rumah aspirasi. Katanya ada masalah jam kerja yang sampai 12 jam, terus salat Jumatnya digilir," kata Armuji, Kamis (24/4/2025).

Kemudian Armuji memutuskan untuk mendatangi toko penyedia kain serta baju yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Genteng, untuk mengkonfirmasinya.

"Ternyata gantian buat salat Jumat itu maksudnya itu (Jumat) minggu sekarang Grup A yang Jumatan, terus Grup B jaga toko," ujarnya.

"Katanya kalau enggak (digilir) enggak ada yang jaga," imbuh Armuji.

Kemudian, ia menyarankan, kepada pemilik toko untuk memaksimalkan pekerja lain yang tidak menunaikan salat Jumat, karena tempat tersebut memiliki sekitar 30 karyawan.

"Saya bilang, karyawannya di sini itu siapa saja kan ada perempuannya, terus ada agama lain yang enggak salat, enggak boleh digilir itu," ujarnya.

Baca juga: Diancam Akan Dibunuh & Diledakkan, Dedi Mulyadi Tak Gentar, Tetap Kerja sampai ke Kampung Preman

Akan tetapi, pengusaha India tersebut sempat mengelak sudah membangun musala di atas tokonya.

Sedangkan, Armuji memberikan pengertian, salat Jumat harus dilakukan di masjid.

"Soalnya kan ada yang khotbah, ceramah, jemaah, enggak boleh sendiri-sendiri," jelasnya.

"(Katanya pengusahanya) Oh begitu ya pak? (Respons Armuji) Ya iya, ojok (jangan) diulangi lagi ya."

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved