Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Guru Resah Kebijakan Dedi Mulyadi Soal Pendidikan Militer, Khawatir Muncul Geng Baru

Kebijakan pendidikan militer tersebut membuat para guru khawatir. Karena, berpotensi menimbulkan stigma berbeda di lingkungan sosial.

Editor: Torik Aqua
Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
PENDIDIKAN MILITER - Guru resah dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal pendidikan militer untuk anak sekolah. Resah kemunculan geng baru. 

Selain itu Iman mengatakan, jika Pemprov Jabar ingin memasukkan siswa nakal ke barak militer harus dilakukan dengan berbasis data. 

Berdasarkan data P2G, kata Iman, populasi remaja di Jawa Barat mencapai 8,1 juta atau sekitar 18,22 persen dari total penduduk Jawa Barat. 

Populasi remaja terbanyak ada di Kabupaten Bandung dengan angka 905.000 remaja. Kemudian dipetakan bagaimana kenakalan remaja di Kabupaten Bandung. 

"Pak Gubernur harus melihat data terlebih dahulu. Nah, memang kenakalan remaja. Seperti apa di Jawa Barat," ujarnya. 

Setelah mengetahui data, Iman menilai Pemprov Jawa Barat harus membedakan antara terminologi pendidikan militer dan pendidikan karakter. 

Sebab, menurut Iman, ada perbedaan pendekatan antara pendidikan militer dan pendidikan karakter. 

"Kalau pendidikan karakter itu diatur dalam Perpres 87 tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter," ungkapnya.

Iman juga menyarankan Pemprov Jabar sebaiknya fokus pada pendidikan karakter sebagai kekuatan utama mencegah kenakalan.

Sebagai informasi Dedi Mulyadi menginisiasi program pendidikan di barak militer untuk siswa.

Program pendidikan di barak militer yang digagas Dedi itu diprioritaskan untuk diikuti oleh siswa yang sulit dibina, terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas dan tindakan kriminal.

Sementara itu, Dedi menyatakan pihaknya segera mempersiapkan program pendidikan berkarakter untuk orang dewasa.

"Saya berencana setelah SMP dan SMA setelah sebulan ke depan, bila ini berhasil, maka nanti ada yang untuk dewasa," kata Dedi.

"Yang suka nongkrong di perempatan, mabuk-mabuk, tawuran yang susah ditindak pidana karena pidananya ringan. Kalaupun dipidana, malah naik tingkatan kejahatannya nah itu nanti saya akan siapkan konsepnya," tutur Dedi.

Untuk diketahui, sebanyak 39 siswa tingkat SMP mulai menjalani pendidikan karakter selama 14 hari di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, pada Kamis (1/5/2025).

Peserta pendidikan militer tersebut dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dengan orangtua.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved