Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Anak Petani yang Diterima 4 Universitas di Amerika, Maulida Az Zahra Ungkap Perjuangan 2 Tahun

Sejak awal, Zahra memiliki tekad yang kuat untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dok MAN 1 Brebes - Kompas.com/Tresno Setiadi
KULIAH DI AMERIKA - Maulida Az Zahra siswa kelas XII jurusan MIPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, Jawa Tengah, diterima di empat universitas di Amerika Serikat. Ia mengungkap perjuangannya selama dua tahun terakhir. 

TRIBUNJATIM.COM - Anak seorang petani bernama Maulida Az Zahra, berhasil meraih prestasi gemilang dengan diterima di empat universitas terkemuka di Amerika Serikat.

Siswi kelas XII jurusan MIPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, Jawa Tengah, ini memang bermimpi melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Harapan Zahra tetap tinggi meskipun berasal dari keluarga petani sederhana.

Baca juga: Pasien Ibu Hamil Ditelantarkan Padahal Antrian No 1, Petugas Puskesmas Malah Galak saat Diprotes

"Alhamdulillah, meski saya dari keluarga petani dan lingkungan sederhana, Allah SWT telah menuntun saya untuk bisa kuliah ke Amerika," ungkap Zahra dalam keterangan yang dirilis MAN 1 Brebes pada Senin (5/4/2025).

Zahra menjelaskan bahwa sejak awal, ia memiliki tekad yang kuat untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Ia berniat memperdalam ilmu di bidang ekonomi, politik, dan hubungan internasional, berharap dapat memberikan kontribusi bagi Indonesia.

"Nantinya ingin bisa berkontribusi bagi Indonesia," tambahnya.

Zahra, yang merupakan putri dari pasangan Saepudin dan Khotimah asal Desa Jatimakmur, Kecamatan Songgom, Brebes, telah diterima di empat universitas terkemuka.

Yaitu Brown University (Jurusan Ekonomi, Ilmu Politik, dan Statistik), New York University (Stern School of Business, Jurusan Bisnis), University of Pennsylvania (Jurusan Filsafat, Politik, dan Ekonomi), serta Princeton University (Jurusan Urusan Publik dan Internasional).

Selain itu, dua universitas lainnya, Babson College dan Columbia University, masih menunggu keputusan akhir yang akan diumumkan pada Mei 2025.

Zahra mengaku telah mempersiapkan diri sejak awal masuk MAN.

Selama dua tahun terakhir, ia belajar bahasa Inggris secara intensif.

Ia mengikuti tes internasional, mengembangkan portofolio, dan menyusun personal statement yang mencerminkan visi dirinya.

Zahra juga aktif mencari informasi mengenai universitas luar negeri melalui media sosial dan forum pelajar internasional.

Maulida Az Zahra siswa kelas XII jurusan MIPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, Jawa Tengah, diterima di empat universitas di Amerika Serikat
Maulida Az Zahra siswa kelas XII jurusan MIPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, Jawa Tengah, diterima di empat universitas di Amerika Serikat (Dok MAN 1 Brebes - Kompas.com/Tresno Setiadi)

Dukungan dari keluarga menjadi faktor utama keberhasilan Zahra.

"Doa dan dorongan dari orang tua saya, menjadi motivasi yang begitu dalam sehingga bisa sukses lolos masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat," tuturnya.

Selain dukungan keluarga, peran pihak sekolah juga sangat signifikan.

Zahra menyatakan bahwa guru dan tim di sekolahnya telah memberikan dukungan dan apresiasi yang luar biasa, menjadikannya simbol harapan bagi siswa lainnya.

"Saya sedang menanti pengumuman akhir Mei. Apapun hasilnya, saya sudah sangat bersyukur."

"Insyaallah saya memilih untuk mengambil Statistik di New York University (Stern School of Business)," kata Zahra.

Zahra juga terdaftar sebagai penerima Beasiswa Garuda dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi RI.

Beasiswa ini dianggapnya sejalan dengan visinya untuk belajar di luar negeri dan kembali membangun Indonesia.

Rencananya, Zahra akan terbang ke Amerika Serikat pada Agustus 2025.

"Beasiswa ini bukan hanya soal pembiayaan, tapi soal misi. Saya ingin pulang sebagai profesional yang paham dunia global dan mampu membawa perubahan nyata di sektor ekonomi dan kebijakan publik," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala MAN 1 Brebes, Nurhayati, menyatakan kebanggaannya atas prestasi Zahra yang mampu mengharumkan nama madrasah.

"Apa yang telah dicapai Zahra, menjadi hal yang istimewa. Zahra adalah contoh bahwa anak madrasah, anak desa, bisa bersaing di panggung global," kata Nurhayati.

Baca juga: Motor Hadiah Juara RW Bersih Malah Dipakai Warga Buat Buang Sampah Sembarangan, Lurah Cari Pelakunya

Di sisi lain, kisah seorang ayah rela tidur di pos satpam demi daftarkan anak kuliah, viral di media sosial.

Ayah bernama Mursal mengantar anaknya, Fajri, untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025 di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat.

Mursal dan Fajri berasal dari Payakumbuh, Sumbar.

Mereka tiba di Padang pada Senin (28/4/2024) sore, menempuh perjalanan jauh demi satu tujuan, agar Fajri bisa mengikuti UTBK dan mengejar cita-citanya.

Namun setibanya di kota, keduanya tak memiliki tempat bermalam.

Beruntung, mereka disambut dengan tangan terbuka oleh petugas keamanan UNP.

Mursal dan Fajri diizinkan menginap di pos keamanan kampus selama dua malam, sebelum dan sesudah ujian berlangsung.

Tempat sederhana ini cukup memberikan tempat berteduh dan beristirahat bagi mereka.

CERIT DI BALIK UTBK - Mursal dan Fajri, ayah dan anak asal Suliki, Payakumbuh, Sumatera Barat, tiba di Universitas Negeri Padang setelah menempuh perjalanan jauh pada Senin (28/4/2024). Mereka tidur di pos satpam dua hari karena Fajri harus ikut UTBK 2025.
Mursal dan Fajri, ayah dan anak asal Suliki, Payakumbuh, Sumatera Barat, tiba di Universitas Negeri Padang setelah menempuh perjalanan jauh pada Senin (28/4/2024). Mereka tidur di pos satpam dua hari karena Fajri harus ikut UTBK 2025. (Website resmi UNP)

Sehari-hari, Mursal bekerja sebagai petani nira aren.

Dari hasil menakik batang pohon aren di kampung halamannya, ia menyekolahkan anak-anaknya.

Fajri sebagai anak bungsu dalam keluarga, kini menjadi tumpuan harapan keluarga.

Ia memilih Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Teknik Pertambangan sebagai jalur yang ingin ditempuh di UNP.

"Selama napas saya masih ada, apapun akan saya lakukan untuk pendidikan anak saya, meski saya hanya menggantungkan hidup dari air aren," kata Mursal, dikutip dari website UNP, unp.ac.id, Rabu (30/4/2025) via Kompas.com.

Bayu, salah seorang Satpam UNP, menceritakan bahwa awalnya mereka mengajukan permohonan untuk menginap di Masjid Al-Azhar UNP.

Namun karena banyaknya kegiatan kampus dan demi kenyamanan mereka, Bayu mengarahkan Mursal dan Fajri ke pos pengamanan.

"Supaya lebih aman, kami arahkan untuk bermalam di posko. Di sana ada kasur, fasilitas tidur, dan kamar mandi. Cukup nyaman untuk beristirahat," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved