Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sayembara Dedi Mulyadi untuk Siswa yang Bikin Perpisahan Sekolah tapi Murah, Total Rp 165 Juta

Dedi Mulyadi sudah menyiapkan Rp 165 juta untuk para pemenangnya. Syaratnya, perpisahan sekolah itu harus diunggah di media sosial.

Editor: Torik Aqua
KOMPAS.com/FREDERIKUS TUTO KE SOROMAKING
SAYEMBARA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi setelah diwawancarai KOMPAS.com dalam Program Gaspol, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Dedi Mulyadi beri sayembara untuk siswa yang bisa membuat perpisahan tapi murah. 

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memberikan sayembara untuk siswa yang bisa menggelar perpisahan sekolah dengan biaya murah.

Bahkan, Dedi Mulyadi sudah menyiapkan Rp 165 juta untuk para pemenangnya.

Syaratnya, perpisahan sekolah itu harus diunggah di media sosial.

Dedi Mulyadi juga mengungkapkan alasan mengapa dirinya memberikan sayembara tersebut.

Baca juga: Cerita Gubernur Dedi Mulyadi Dulu Cuma Bisa Makan Nasi Garam & Bawang: Bapak Saya Gajinya Rp10 Ribu

KEBIJAKAN DEDI - 2 Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dikritik Komnas HAM.
KEBIJAKAN DEDI - 2 Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dikritik Komnas HAM. (KOMPAS.com/Farida Farhan/YouTube/Kang Dedi Mulyadi Channel)

Dedi Mulyadi siapkan hadiah sebesar Rp 50 juta untuk juara pertama, Rp 40 juta juara kedua, Rp 30 juta juara ketiga, Rp 20 juta juara keempat, Rp 15 juta juara kelima, dan Rp 10 juta juara keenam.

"Anak-anak ku di seluruh Jawa Barat perpisahan yang murah tapi megah itu lah kebanggaan saya saat ini. Saya sangat menikmati videonya dan ternyata anak-anak Jabar kreatif dan memiliki prospek masa depan yang hebat," kata Dedi, Rabu (7/5/2025). 

Dedi pun mendorong agar seluruh sekolah lainnya bisa turut mengikuti hal serupa dengan cara yang lebih kreatif dan hemat biaya.

"Pokoknya tayangan yang ditayangkan di akun media sosial, nanti akan diumumkan pokoknya terus berkarya biar murah tetap gagah," ujar Dedi.

Ide Dedi Mluyadi memberi hadiah itu bermula dari kreativitas siswa SMK di Bekasi gelar acara perpisahan dengan mengundang anggota pemadam kebakaran ke sekolah

Video perpisahan siswa SMK di Bekasi tersebut pun viral.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melarang kegiatan wisuda atau perpisahan dengan biaya tinggi bagi siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Baca juga: Supian Suri Pertimbangkan Jalankan Program Dedi Mulyadi yang Kirim Anak-anak Nakal ke Barak Militer

Larangan ini dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat lewat Surat Edaran (SE) nomor: 42/PK.03.04/KESRA yang disebarkan ke seluruh satuan pendidikan yang ada di Jabar yang dikeluarkan 30 April 2025, dan ditandatangani secara elektronik oleh Gubernur Dedi Mulyadi

Dalam SE itu, nomor satu poin C menerangkan bahwa seluruh sekolah PAUD, SD, SMP, SMA/SMK diminta tidak menyelenggarakan wisuda/perpisahan dan kegiatan yang bersifat seremonial dengan biaya tinggi. 

Meski begitu, pada nomor keempat menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperbolehkan kegiatan wisuda/perpisahan diselenggarakan apabila tidak menimbulkan beban biaya kepada orangtua/wali siswa.

Kegiatan tersebut juga harus dilaksanakan secara sederhana, bersifat kreatif, edukatif, dan mencerminkan nilai-nilai kebersamaan serta keberhasilan belajar. 

Debat Dedi Mulyadi dengan Aura Cinta

Melihat kebijakan Dedi Mulyadi tersebut, membuat teringat kembali soal debat Dedi Mulyadi dan Aura Cinta yang mempermasalahkan soal perpisahan sekolah

Momen Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi debat dengan remaja bernama Aura Cinta menjadi sorotan.

Di mana remaja yang rumahnya di bantaran sungai ikut digusur itu mengkritik kebijakan Dedi Mulyadi soal larangan acara perpisahan sekolah, seperti wisuda dan study tour.

Rupanya dalam momen tersebut, ibu Aura Cinta sempat meminta maaf kepada Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Dedi Mulyadi juga memuji Aura Cinta.

Dedi menjelaskan, alasan Aura mendapat respons negatif oleh netizen di media sosial karena Pemprov Jabar mencoba membantu orangtua murid agar biaya yang dikeluarkan berkurang dengan melarang study tour dan wisuda sekolah.

Namun, Aura malah meminta agar perpisahan sekolah tetap digelar.

"Terima kasih sudah kritik saya. Kenapa kritik di-bully, karena orang lagi susah-susah cari duit, gak mampu bayar wisuda, perpisahan, ini teriak-teriak pengen wisuda," ujar Dedi dalam video yang diunggah di akun Youtubenya pada 26 April 2025, melansir dari Kompas.com.

Dedi kemudian bertanya ke Aura, universitas mana yang ingin dia tuju untuk melanjutkan pendidikannya.

"Universitas Indonesia, Pak, filsafat" jawab Aura.

"Baguslah orang filsafat kan pinter pinter, lebih pinter dari saya," ujar Dedi tersenyum.

Baca juga: Pantas Aura Cinta Berani Debat dengan Dedi Mulyadi, Cita-citanya Ingin Jadi Mahasiswa Filsafat UI

Usai berdialog, ibu Aura yang juga hadir, meminta maaf karena ucapan Aura.

"Pak, saya minta maaf, (umur segitu) masih ngomongnya kadang...," ujar ibu Aura.

"Enggak apa-apa, kan kritis," ujar Dedi.

Dedi pun meyakinkan orangtua Aura, meski mereka tadi berdebat, Bank BJB melalui Pemprov Jabar akan tetap memberikan bantuan uang Rp 10 juta agar Aura dan keluarganya bisa mencari kontrakan usai rumah mereka dirobohkan karena berdiri di lahan milik pemerintah di atas bantaran sungai.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terlibat perdebatan dengan seorang remaja wanita lulusan SMA asal Bekasi, Jabar, bernama Aura Cinta dalam sebuah pertemuan.

Aura hadir bersama ibunya dan sejumlah warga lain, yang merupakan korban penggusuran rumah di bantaran Sungai Bekasi.

Dalam dialog itu, Aura mempersoalkan kebijakan pelarangan acara perpisahan sekolah yang diterapkan oleh pemerintah daerah.

"Kalau tanpa perpisahan, emang kehilangan kenangan? Kenangan bukan pada saat perpisahan, tapi kenangan indah itu saat proses belajar selama tiga tahun," ujar Dedi.

"Enggak juga sih, Pak. saya ngerasa udah lulus. Kalau gak ada perpisahan, kita tuh gak bisa ngumpul bareng atau ngerasin interaktif sama teman gitu," ujar Aura.

Baca juga: Dedi Mulyadi Pusing Calon Mahasiswi yang Rumahnya Digusur Protes Larangan Study Tour: Miskin Bergaya

Aura menilai, wisuda atau acara perpisahan tetap penting sebagai bentuk kenangan bersama teman-teman, meski dengan biaya yang minimal.

Namun Dedi menegaskan, kebijakan melarang perpisahan dan study tour diberlakukan untuk meringankan beban orangtua siswa.

Ia menyebutkan bahwa wisuda seharusnya hanya dilakukan di tingkat perguruan tinggi, bukan di TK, SMP, atau SMA.

"Rumahnya di bantaran kali, tapi sekolah mau gaya-gayaan ada wisuda. Rumah aja nggak punya," kata Dedi.

Berita Lain

Di sisi lain, Dedi Mulyadi, mengungkapkan alasannya akan menerapkan pendidikan wajib militer bagi anak-anak yang terindikasi nakal mulai Mei 2025.

Menurut dia, selama ini sudah banyak orangtua yang bersedih karena anaknya terlibat dalam pergaulan negatif, semisal masuk geng motor, tawuran, bahkan sampai mengonsumsi obat terlarang.

Diharapkan, adanya pembinaan yang melibatkan unsur TNI dan Polri di dalamnya bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah sosial tersebut.

"Sejak dulu berbicara soal geng motor, tetapi tidak selesai-selesai. Hari ini, kami bersama bupati dan wali kota sedang merumuskan langkah nyata," katanya di Gedung Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (28/4/2025).

"Anak-anak yang orangtuanya sudah tidak sanggup lagi mendidik, akan kami wajib militerkan," kata Dedi.

Anak-anak tersebut, kata Dedi, akan digembleng dengan pendidikan disiplin ala militer selama enam bulan hingga satu tahun di kompleks TNI atau Polri.

Meski begitu, mereka juga tetap akan diberikan pendidikan formal di sekolah sehingga tidak tertinggal secara materi umum.

Dedi mengatakan, anak-anak yang akan diberikan pendidikan disiplin militer itu tentunya atas persetujuan dari orangtuanya dan pihak sekolah.

"Kami akan tanya orangtuanya, masih sanggup mendidik atau tidak. Kalau tidak, kami sekolahkan di sekolah militer," ucap Dedi.

"Pendidikan mereka tetap berjalan, terdaftar di SMP mana, tetapi dengan kelas khusus," katanya.

Dia menambahkan, program ini terlebih dahulu akan diterapkan di beberapa daerah di Jabar, salah satunya ialah Kota Bandung.

Kemudian, teknisnya sudah dikoordinasikan dengan bupati dan wali kota serta pihak TNI maupun Polri.

"Sampai dia berubah, ini bagaimana cara kami harus mulai cepat lagi. Tidak bisa lagi terus-terusan wacana dari dulu, geng motor tidak selesai-selesai, harus tuntas," ucap Dedi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved