Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bayi Dilempar-lempar Berulang Kali, Warga Hanya Merekam karena Tradisi, Dokter Jelaskan Bahayanya

Media sosial dihebohkan dengan video bayi dilempar ke atas berulang kali sebagai bagian dari tradisi.

Tangkapan layar X/@ariPrianggono
BAYI DILEMPAR - Tangkapan layar video viral bayi dilempar-lempar sebagai tradisi. Dokter menjelaskan bahaya yang mengintai, Rabu (7/5/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Media sosial dihebohkan dengan video bayi dilempar ke atas berulang kali sebagai bagian dari tradisi.

Video yang merekam momen itupun beredar luas hingga viral di media sosial, Senin (5/5/2025).

Dalam video, tampak juga sejumlah orang hanya merekam kejadian yang dianggap sebagai sebuah tradisi tersebut.

Hal itu pun menuai beragam reaksi dari warganet, dengan sebagian menganggap tindakan melempar bayi tergolong membahayakan.

Lantas, bagaimana pendapat ahli kesehatan terkait aksi melempar-lempar bayi?

Saat dimintai pandangan, Dokter Spesialis Anak di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Dr. dr. Hari Wahyu Nugroho, Sp A (K), M.Kes, menilai aksi melempar-lemparkan bayi termasuk tindakan terlarang.

Baca juga: Penjelasan RS Soal Penyebab Kematian Bayi Edwin, Ayah Demo Sendirian di Depan RS Karawang: Ini Aneh

Selain berpotensi menimbulkan pendarahan di otak, tindakan tersebut dapat menyebabkan pendarahan di organ lain karena benturan.

Hari menjelaskan bayi memiliki kondisi fisik yang masih sangat rentan, termasuk dalam hal kemampuan tubuh mereka mencegah pendarahan.

"Kemampuan bayi untuk mencegah pendarahan masih belum optimal," ujarnya kepada Kompas.com pada Rabu (7/5/2025).

Menurut dia, kemampuan mencegah pendarahan pada bayi belum optimal karena kadar vitamin K masih rendah.

Dengan demikian, kata Hari, bayi yang dilempar-lempar bisa berpotensi mengalami Perdarahan Neonatus Akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK).

PDVK adalah gangguan koagulasi yang terjadi pada bayi baru lahir akibat kekurangan vitamin K. 

Momen saat sebuah video memperlihatkan bayi dilempar-lempar dalam Tradisi Turun Mandi supaya kuat dan tidak kaget saat dewasa.
Momen saat sebuah video memperlihatkan bayi dilempar-lempar dalam Tradisi Turun Mandi supaya kuat dan tidak kaget saat dewasa. (Tangkapan layar X/@ariPrianggono)

“Kekurangan vitamin K pada bayi bisa menyebabkan perdarahan serius, bahkan tanpa adanya benturan yang keras,” ujar dr. Hari.

Karena itu, ia menekankan pentingnya menghindari segala bentuk perlakuan kasar, termasuk melempar atau menggoyang bayi dengan keras, sekalipun dianggap bermain-main.

Saat dimintai pandangan, Sosiolog Universitas Sebalas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, menyebut memang masih ada warga yang mempraktikkan aksi melempar-lempar bayi karena menjadi tradisi turun mandi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved