Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penyebab Suhu Udara Capai 37,2 Derajat di 4 Wilayah ini, BMKG Jelaskan Faktornya

BMKG menjelaskan faktor penyebab suhu udara tembus 37,2 derajat di 4 wilayah ini dalam beberapa waktu lalu.

Pixabay/ybernardi
CUACA PANAS - Ilustrasi suhu udara capai 37,2 derajat. BMKG menjelaskan penyebabnya, Sabtu (10/5/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Suhu udara di Indonesia belakangan ini terasa panas.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu udara tertinggi di Indonesia dalam 24 jam terakhir mencapai 37,2 derajat Celsius.

Adapun suhu ini terpantau di Stasiun Meteorologi Iskandar, Kalimantan Tengah, pada periode pengamatan Kamis (8/5/2025) pukul 07.00 WIB hingga Jumat (9/5/2025) pukul 07.00 WIB.

Catatan suhu tersebut menjadi yang tertinggi di Indonesia tahun ini, melampaui suhu 37 derajat Celsius yang tercatat di Tanah Merah, Papua Selatan, pada Senin (21/4/2025).

“Secara umum, wilayah yang mengalami suhu maksimum tinggi lebih dari 34 derajat Celsius tersebar di sebagian besar wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua bagian selatan,” kata Deputi Meteorologi BMKG Andri Ramdhani dikutip dari Kompas.com, Sabtu (10/5/2025), via kompas.tv.

Beberapa daerah lain juga mencatat suhu udara di atas 36 derajat Celsius, seperti Stasiun Meteorologi Mutiara Sis-Al Jufri, Palu, dengan suhu 36,4 derajat Celsius, serta Stasiun Meteorologi Radin Inten II, Lampung, yang mencatatkan suhu 36,2 derajat Celsius.

Baca juga: Info Cuaca Jatim Minggu 11 Mei 2025: Hujan Petir Melanda 5 Wilayah, Hati-hati Berkendara saat Hujan!

BMKG mengidentifikasi warna oranye hingga merah pada peta sebaran suhu sebagai indikator dominasi suhu harian antara 33 hingga lebih dari 36 derajat Celsius. 

Kondisi ini mencerminkan cuaca terik yang meluas di siang hari.

Penyebab Suhu Udara Capai 37,2 Derajat Celsius

Andri menjelaskan, tingginya suhu udara yang tercatat di Kalimantan Tengah dipicu oleh sejumlah faktor meteorologis. 

Salah satunya adalah dominasi cuaca cerah dan minim tutupan awan, yang memungkinkan radiasi Matahari mencapai permukaan secara maksimal.

Faktor lain adalah kondisi pancaroba atau masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Selama masa ini, pola angin cenderung lemah dan mendukung peningkatan suhu permukaan secara signifikan.

“Suhu udara juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi awan, kelembapan udara, angin, dan topografi suatu wilayah,” ujarnya.

Lebih lanjut, posisi semu Matahari saat ini berada di sekitar 11,2 derajat lintang utara. 

Halaman
12
Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved