Berita Viral
Manusia Silver Terekam CCTV Curi Emas 2,4 Gram di Toko, Dijual Cuma Rp350.000 Buat Biaya Sehari-hari
Saat suasana toko tampak lengah, ia mengambil kalung emas yang tergeletak di atas meja.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang manusia silver terekam kamera pengawas mencuri di sebuah toko emas di Kota Binjai, Sumatera Utara (Sumut).
Video pencurian yang dilakukan seorang remaja berinisial A (16) tersebut kini viral di media sosial.
Tampak dalam rekaman video berdurasi singkat, A sedang beraksi sebagai manusia silver.
Ia mendekati toko emas dan meminta sumbangan kepada pengunjung.
Namun, saat suasana toko tampak lengah, A mengambil kalung emas yang tergeletak di atas meja.
Ia lalu segera pergi meninggalkan lokasi tanpa disadari pengunjung maupun penjaga toko.
"Detik-detik manusia silver curi emas 2,4 gram," tulis akun media sosial yang mengunggah video tersebut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Binjai, Iptu Rino Heriyanto, membenarkan peristiwa tersebut.
Ia mengatakan, peristiwa terjadi pada Minggu (11/5/2025), di toko emas yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Binjai.
"Kalung emas itu memiliki kadar 70 persen dengan berat 2,4 gram, bentuknya salib. Kerugian korban sekitar Rp3,6 juta," kata Rino kepada Kompas.com, Selasa (13/5/2025).
Rino menjelaskan, pelaku awalnya datang ke toko hanya untuk meminta sumbangan.
Namun, ketika melihat kalung emas diletakkan di atas meja dan pemiliknya lengah, pelaku langsung mengambilnya dan kabur.
Polisi berhasil menangkap A pada hari yang sama, tak jauh dari lokasi kejadian.
Saat diinterogasi, pelaku mengaku telah menjual emas curian tersebut.
Baca juga: Guru SD Bergelantungan di Tali Jembatan Demi Mengajar, Kepsek Minta Pemda Perbaiki Tapi Tak Digubris
"Dia jual ke pedagang emas kaki lima seharga Rp350 ribu. Uangnya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Rino.
Saat ini, pelaku telah diamankan dan menjalani proses hukum di Polsek Binjai Kota.
Sementara itu, seorang suami terpaksa jadi manusia silver demi mendapat uang Rp70 ribu sehari.
Ia pun berbohong ke istrinya merantau ke Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk jadi sopir.
Namun, nyatanya tak seperti itu.
Sang suami bukanlah menjadi sopir, namun justru sebagai manusia silver.
Sosok suami tersebut bernama Aan, pria asal Solo, Jawa Tengah.
Aan memilih mencari uang sebagai manusia silver di Lombok Barat.
Demi mencari uang untuk makan sehari-hari, Aan saban hari berpindah dari satu SPBU ke SPBU lainnya.
Dirinya mengharapkan uang dari para pengunjung yang melintas.

Dengan penampilan yang lusuh, Aan mengenakan baju dan celana yang tampak kumuh.
Dia mengecat kulitnya dengan warna perak dari kaki hingga wajah, menandakan harapannya untuk mendapatkan uang receh.
Di tangannya, ia memeluk erat sebuah kotak kardus berisi uang receh yang diberikan oleh pengunjung SPBU di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat.
Awalnya, Aan berniat datang ke Lombok sebagai sopir truk.
Namun, dirinya malah kehilangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Bali, yang memupuskan harapannya untuk bekerja di Bumi Gogo Rancah.
Dalam dua hari tanpa pekerjaan dan makanan, serta istri dan tiga anaknya yang menunggu kiriman uang di kota asal, Aan terpaksa mencari alternatif lain.
"Dua hari tidak ada buat makan. Jadi teman mengarahkan, daripada nganggur mending nyilver saja," ungkap Aan sambil duduk mengistirahatkan kakinya yang lelah berdiri, dikutip dari Tribun Solo.
Tanpa sepengetahuan istri dan anak-anaknya, Aan terpaksa menyembunyikan profesinya sebagai manusia silver.
Meski demikian, ia bersyukur bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya dengan mengirim setengah dari pendapatannya setiap malam pukul 21.00 Wita.
"Kadang Rp70.000 (pendapatan), kadang kalau ramai Rp100.000 lebih," jelasnya.
Dari pendapatan tersebut, Aan harus menyisihkan uang untuk membeli cat atau pilok yang digunakannya untuk mengecat kulitnya menjadi silver.
Ia memperkirakan, setiap hari ia mengeluarkan biaya sekitar Rp20.000 hingga Rp35.000 untuk keperluan tersebut.
"Itu sekali pakai dari modal pendapatan hari kemarin," katanya sambil tersenyum tipis.
Baca juga: Kalungkan Sepatu, Siswa SD Berangkat Lewati Jalan Berlumpur Sindir Gubernur, 15 Tahun Tak Diperbaiki
Saat ditanya mengenai perasaan terhadap profesinya, Aan mengaku merasa malu.
Ia merasa pekerjaan ini bertolak belakang dengan harapannya, namun keadaan memaksanya untuk melakukannya.
Mencari pekerjaan di daerah yang baru ia huni bukanlah hal yang mudah, sementara keluarganya membutuhkan nafkah.
"Kalau bilang enaknya, ya kayak begini. Tidak ada enaknya sebenarnya. Tapi disyukuri aja, yang penting bisa makan dan ngirim," ungkap ayah tiga anak itu.
Meskipun demikian, Aan merasa bersyukur bisa melakukan pekerjaan ini di Lombok, yang menurutnya memiliki sosial yang baik dan aman.
Ia berharap, profesinya ini hanya bersifat sementara.
Dengan harapan dapat kembali berkumpul bersama keluarganya saat bulan puasa tiba, Aan berencana untuk mengumpulkan uang dan membuat SIM agar bisa kembali bekerja sebagai sopir.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kisah Ridho Terpaksa Berhenti Kuliah karena Tak Punya Biaya, Kerja Paruh Waktu Tak Bisa Mencukupi |
![]() |
---|
Sosok Ida Yulidina, Istri Menkeu Purbaya Pernah Jadi Model Majalah, Gaya Hidupnya Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Apa Itu Nepo Baby? Disorot Mendagri Tito Karnavian saat Bahas Gaya Hidup Pejabat: Jangan Flexing |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Widiyanti Putri, Menteri Pariwisata Diduga Mandi Air Galon saat Kunjungan Kerja |
![]() |
---|
Pengakuan FT Sebar Video Wahyudin Moridu 'Rampok Uang Negara', Kesal Minta Nikah Tak Dituruti? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.