Pantas Guru SD Santai 3 Tahun Bolos Kerja Tapi Tetap Digaji, Kepsek Justru Bungkam: Sudah Tidak Usah
Rekan kerja sempat memberikan nasihat kepada sang guru agar kembali aktif mengajar, tapi justru tak diindahkan.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang guru olahraga berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sebuah Sekolah Dasar (SD) tengah jadi sorotan publik.
Pasalnya guru SD di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ini diduga sudah hampir tiga tahun tak pernah hadir di sekolah untuk mengajar.
Kendati bolos kerja selama hampir tiga tahun, guru berinisial RHP tersebut tetap menerima gaji dan tunjangan setiap bulan.
Informasi ini dibenarkan oleh sejumlah rekan kerja RHP, jika sang guru masih mendapatkan upah sebagaimana Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif lainnya.
Mereka mengungkapkan bahwa guru olahraga tersebut sudah lama tidak tampak di lingkungan sekolah.
"Kalau di ruang guru mejanya sih ada, tapi kalau orangnya saya belum ketemu," ujar Tono, salah satu guru kelas di sekolah tersebut saat dikonfirmasi Kompas.com.
"Coba tanya ke kepala sekolah saja, Mas, yang lebih tahu," imbuhnya.
Akan tetapi, pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah SDN Parangbatu 1, Tri Kuntari, menolak memberikan keterangan.
Ia tak mau bicara ketika dikonfirmasi soal keberadaan dan status kepegawaian RHP.
"Maaf, Mas ya, saya enggak mau, sudah tidak usah," ucap Tri Kuntari singkat, saat ditemui dalam acara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di GOR Tenis Indoor Kodim 0811 Tuban, Kamis (8/5/2025).
Rekan seprofesi RHP, Rudi Priyono, juga mengungkapkan bahwa ia sempat memberikan nasihat kepada RHP agar kembali aktif mengajar.
Tetapi saran tersebut tidak diindahkan RHP.
"Sudah pernah saya sarankan agar masuk dan tetap mengajar di sekolah," kata Rudi Priyono, saat ditemui Kompas.com, Kamis (8/5/2025).
"Tetapi beliau memiliki prinsip sendiri, ya tidak bisa memaksakan," tambahnya.
Baca juga: Terlanjur Bayar Rp24 Juta, Pria Tertipu Beli Motor di Facebook, Penjual Kirim Video Barang Dikemas
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Abdul Rahmat, membenarkan bahwa RHP memang tidak menjalankan tugasnya selama beberapa waktu terakhir.
Pihaknya telah menindaklanjuti kasus tersebut.
Ia pun menyerahkan prosesnya ke Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) setempat.
"Iya benar, Mas, ini sudah diproses dan sudah disampaikan ke BKPSDM, nanti hasilnya kita sampaikan," ujar Abdul Rahmat kepada Kompas.com, Jumat (9/5/2025).
Abdul Rahmat juga menyebutkan bahwa selain RHP, ada sejumlah guru lain di lingkungan Dinas Pendidikan Tuban yang tengah dievaluasi kinerjanya.
"Sebetulnya tidak hanya RHP, tetapi ada beberapa guru juga yang saat ini sedang proses evaluasi kinerjanya," tambahnya.

Sosok RHP tentu berbeda dengan pengabdian guru honorer bernama Agus Hermanto (36) yang mengajar di pelosok Kabupaten Banyuwangi, Jatim.
Pasalnya, perjuangan Agus Hermanto dalam dunia pendidikan meski dirinya hanya guru honorer, patut diapresiasi.
Tak tanggung-tanggung, ia rela menjemput muridnya agar mau sekolah.
Diketahui, Agus mengajar anak-anak di SMP 3 Satu Atap Wongsorejo, Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, sebuah kampung di pinggir kawasan hutan.
Sejak tahun 2009, Agus mengajar dengan status honorer di usia masih muda.
Dengan segala keterbatasan yang ada, ia tetap lulus dan meneguhkan hatinya tetap memilih jalan pengabdian sebagai guru.
Agus mengatakan, menurutnya menjadi guru bukan hanya soal mengajar.
Namun lebih kepada menjadi motivator, penggerak, sekaligus penjaga mimpi bagi anak-anak di daerah pelosok.
"Pagi masuk kelas saya tidak langsung mengajar, ada sesi dialog dahulu," ungkap Agus mengawali ceritanya, Senin (5/5/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Bertanya apa kabarnya, bagaimana semangatnya, dan apakah ada kendala. Setelah itu baru pelajaran," imbuhnya.
Agus pun menceritakan perjuangannya berkali-kali mendatangi rumah-rumah warga untuk membujuk orang tua agar mengizinkan anaknya bersekolah.
Tidak jarang, ketika ada siswa yang tidak masuk saat ujian, ia akan menjemputnya sendiri.
Agus bahkan sampai membangunkan, menunggu hingga mandi, lalu membonceng siswa dengan motor ke sekolah.
"Ngajar di pelosok itu capek, tapi begitu lihat anak-anak semangat belajar, hati ini rasanya hangat. Capeknya hilang," kata Agus.
Baca juga: Kerja untuk TNI, Keluarga Korban Ledakan Amunisi Garut Tak Terima Adiknya Disebut sebagai Pemulung
Agus juga kerap mendoktrin anak-anak pedesaan agar tidak minder dengan kilauan kota.
Justru dari desa, Agus menyatakan, harapan tidak pernah sirna.
Perjuangan Agus pun menarik perhatian Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang mengunjunginya secara langsung ke rumah sang guru dan memberikan hadiah laptop.
Ipuk berharap laptop tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik.
"Terima kasih atas kunjungan Ipuk. Laptop ini akan saya manfaatkan untuk mengakses referensi, dan menjangkau dunia pendidikan yang lebih luas," tutur Agus.
Bupati Banyuwangi menuturkan, Agus adalah sebuah potret ketulusan.
Ia memuji Agus yang masih muda tetapi pengabdiannya luar biasa.
Karena setiap harinya, Agus harus terbiasa melintasi jalanan berbatu dan menanjak, menempuh medan sulit untuk satu tujuan, memastikan tidak ada anak desa yang putus sekolah hanya karena kendala biaya atau letak geografis.
"Di saat banyak orang seusianya mencari kenyamanan kerja, dia justru memilih tetap bertahan di daerah terpencil," ujar Ipuk.

Menurutnya, perjuangan Agus bukan hanya soal mengajar, tapi soal menyalakan harapan.
Guru muda tersebut adalah teladan yang patut diapresiasi atas dedikasinya dalam mengabdi.
Dari cerita Agus, Ipuk akan lebih mengoptimalkan berbagai program daerah untuk anak-anak putus sekolah.
Salah satunya dengan Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).
Garda Ampuh berfokus menjaring anak putus sekolah dan membantunya kembali ke bangku sekolah melalui berbagai skema.
"Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas dedikasi Mas Agus."
"Kami juga kian semangat untuk menjalankan berbagai program pendidikan, utamanya pengentasan anak putus sekolah," katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
JATIM TERPOPULER: Kecelakaan Maut di Tuban hingga Kasus Penyimpangan Dana BOS SMK 2 PGRI Ponorogo |
![]() |
---|
Atlet Tuban Harus Bersabar, Bonus Porprov Jatim 2025 Baru Cair November saat Hari Jadi Kabupaten |
![]() |
---|
Kades Grogi, Koperasi Desa Merah Putih Tutup usai Sehari Diresmikan Prabowo, Mitra Putus Kontrak |
![]() |
---|
Kepala Dinas Koperasi Akui Peran BUMN Belum Maksimal di KDMP Tuban |
![]() |
---|
4 Fakta Sejarah dan Asal-Usul Tuban, Kota Wali di Jawa Timur, Lokasi Makam Sunan Bonang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.