Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jalan Rusak, Jenazah Pensiunan Guru Digotong 30 KM, Warga Prihatin karena Bukan Orang Sembarangan

Jenazah pensiunan guru digotong 30 KM akibat jalanan rusak, warga sampai prihatin karena kondisi memprihatinkan tersebut.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Timur/Sekdes Padang Balua, Seko, Bonar Suito
TOKOH DAERAH DITANDU - Warga dan Babinsa Seko membawa peti berisi jenazah purnabakti guru menuju rumah duka di Seko, Senin (19/5/2025). Warga harus berjalan kaki sekira 30 kilometer karena kondisi jalan yang rusak. 

TRIBUNJATIM.COM - Begitu mengenaskan nasib jenazah tokoh daerah ketika hendak dimakamkan.

Salah seorang tokoh di Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan meninggal dunia.

Seorang purnabakti guru sekolah dasar (SD) di Desa Padang Balua, Kecamatan Seko, Luwu Utara meninggal dunia usai menjalani operasi pengangkatan tumor di RSUD Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada Sabtu (17/5/2025).

Sekretaris Desa Padang Balua, Bonar Suito mengatakan purnabakti guru tersebut bernama Matius, tokoh yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Seko.

“Matius didiagnosis menderita tumor di bagian paha dan menjalani operasi pada Sabtu pagi di RSUD Wahidin, namun takdir berkata lain, ia mengembuskan napas terakhir pada pukul 23.05 Wita di hari yang sama,” kata Bonar saat dikonfirmasi, Selasa (20/5/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Timur, Rabu (21/5/2025).

Pada Minggu (18/5/2025) pagi, jenazah Bonar diberangkatkan dari Makassar menuju Palopo.

“Setibanya di Palopo, jenazah disemayamkan terlebih dahulu di rumah keluarga lalu dilanjutkan ke Masamba Luwu Utara untuk dibawa ke rumah duka di Seko,” jelasnya.

Pada Senin (19/5/2025) dini hari, jenazah diberangkatkan ke kampung halaman di Seko menggunakan ambulans. 

“Setelah menempuh perjalanan darat hingga ke wilayah Dusun Palandong, Desa Embona Tana yaitu dusun pertama saat memasuki Kecamatan Seko, jenazah kemudian dibawa secara estafet oleh warga,” tambahnya. 

Menurut Babinsa Seko, Serda Rahmat Saman, warga dan kerabat membawa jenazah Matius yang berada dalam peti dengan berjalan kaki.

Baca juga: Mbak Dewi Tinjau Rumah Warga Terdampak Longsor di Kediri, Pertimbangkan Relokasi

“Warga dan kerabat berjalan kaki sekira 30 kilometer menuju rumah duka melewati jalan rusak, karena bertahun-tahun tidak mendapat perbaikan,” ujar Rahmat.

Lanjut Rahmat, proses pengantaran jenazah berlangsung dramatis karena warga yang membawa jenazah harus melawati jalan berlumpur.

Diketahui jalan menuju Seko tak dapat dilalui kendaraan. Hal itu dikarenakan jalan tersebut berlumpur dan banyak lubang.

Karena itu, masyarakat berharap agar perbaikan jalan tersebut dapat menjadi prioritas pemerintah daerah.

TANDU JENAZAH - Warga dan Babinsa Seko membawa peti berisi jenazah purnabakti guru menuju rumah duka di Seko, Senin (19/5/2025). Warga harus berjalan kaki sekira 30 kilometer karena kondisi jalan yang rusak.
TANDU JENAZAH - Warga dan Babinsa Seko membawa peti berisi jenazah purnabakti guru menuju rumah duka di Seko, Senin (19/5/2025). Warga harus berjalan kaki sekira 30 kilometer karena kondisi jalan yang rusak. (Tribun Timur)

Kasus serupa juga dialami oleh sebuah desa yang memiiki seorang ibu hamil di dalamnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved