Reaksi Bupati Jalan yang Biasa Dilewati Diperbaiki Warga Lewat Urunan, 10 Tahun Rusak Tak Diperbaiki
Perbaikan jalan oleh warga itu pun mendapat respons dari Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, yang menjanjikan adanya perbaikan.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Selama 10 tahun jalan rusak, warga Desa Kombangan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, akhirnya bergerak mandiri patungan memperbaiki.
Padahal jalan tersebut dekat rumah Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, dan tiap hari dilewati oleh sang pejabat.
Namun, nyatanya jalan rusak tersebut juga tak kunjung diperbaiki.
Baca juga: Roy Suryo Heran Ada Lembar yang Hilang dari Skripsi Jokowi, Bantah Alasan Peradi Bersatu: Konyol
Kondisi tersebut sudah berlangsung kurang lebih 10 tahun.
Adapun jalan tersebut yang menghubungkan Desa Kombangan ke Desa Katol, Kecamatan Geger.
Diketahui, jalan kabupaten tersebut merupakan akses utama warga setempat.
Bahkan, di jalan ini juga Bupati biasa melintas saat pulang ke rumahnya di Desa Katol.
Akhirnya, warga melakukan perbaikan secara swadaya.
Koordinator gotong royong, Lutfinul Hakim mengaku, jalan di desanya sudah sejak 10 tahun terakhir tak pernah diperbaiki.
Ia bersama warga desa sudah melakukan perbaikan dengan material seadanya beberapa kali.
Namun, jalan kini rusak parah sehingga warga desa kembali memperbaiki secara swadaya.
"Itu sudah lama rusak, sekitar 10 tahun belum diperbaiki oleh pemerintah," ujarnya, Selasa (20/5/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Jadi kami pernah perbaiki, sudah rusak lagi karena memang materialnya enggak kuat."
"Lalu sekarang kami perbaiki lagi karena rusak parah," imbuh Lutfinul

Kerusakan jalan semakin diperparah oleh kondisi hujan yang kerap mengguyur desa tersebut.
Akibatnya, material jalan terkikis dan terbawa air hujan, sehingga jalan semakin rusak dan berlubang.
"Karena kami tunggu tidak kunjung ada perbaikan, maka selama seminggu kami buka donasi di jalan untuk biaya perbaikan ini," imbuhnya.
Selama seminggu, uang terkumpul sekitar Rp6 juta, dan beberapa warga turut menyumbang bahan material.
Setelah dana terkumpul, warga bergotong-royong melakukan perbaikan jalan.
"Totalnya sekitar Rp6 juta, ada juga yang ngasih material, salah satunya kepala desa nyumbang semen," ucapnya.
Setelah dikerjakan selama dua hari, jalan penghubung dua desa tersebut kini bisa dilalui.
Meski begitu, diperkirakan hasil perbaikan tak bertahan lama, sebab tidak menggunakan aspal.
"Ya, kami cuma bisa berharap segera diperbaiki oleh pemerintah."
"Rumah Pak Bupati juga di Katol, jadi kalau ke sana lewat jalan ini juga," ungkapnya.
Baca juga: Yakup Hasibuan Heran Ijazah Jokowi yang Diuji Digital, Roy Suryo Pucat Keilmuannya Dipertanyakan
Perbaikan jalan oleh warga itu pun mendapat respons dari Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, yang menjanjikan adanya perbaikan di tahun ini.
Lukman mengaku, Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah merencanakan perbaikan jalan sepanjang 22 kilometer tersebut.
Jalan tersebut menghubungkan Kecamatan Arosbaya ke Kecamatan Geger hingga Kecamatan Tanah Merah.
"Jadi sistem pengerjaannya nanti akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap awal itu dari Kecamatan Arosbaya hingga ke Desa Campor Kecamatan Geger," ungkapnya, Kamis (22/5/2025).
Sedangkan tahap dua akan dikerjakan mulai jalan Desa Kombangan hingga Kecamatan Tanah Merah.
Lukman juga mengaku akan melakukan pelebaran untuk ruas jalan yang menjadi akses lokasi wisata.
Seperti Aer Mata Ebhu dan Makam Agung di Kecamatan Arosbaya, serta wisata Bukit Geger dan makam Potre Koneng di Kecamatan Geger.
"Supaya wisata religi di ruas jalan itu bisa terintegrasi lebih baik, kami juga akan melakukan pelebaran jalan di akses jalan itu," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bangkalan, Rizal Mardiansyah, menegaskan, perbaikan jalan di tiga kecamatan tersebut kini sudah masuk tahap perencanaan.
"Betul, tahun ini akan dilakukan perbaikan jalan di tiga kecamatan itu. Saat ini sudah masuk tahap perencanaan," jelasnya.
Sedangkan untuk rencana pengerjaan fisik perbaikan itu, ia mengaku akan dilakukan segera mungkin.
Pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk perbaikan jalan sepanjang puluhan kilometer tersebut.
"Untuk anggarannya nanti saya cek dulu. Kalau pengerjaan fisik, kami upayakan secepatnya."
"Itu nanti pengerjaannya dibagi jadi dua tahap," pungkas Rizal.
Sebelumnya, Rizal mengaku akan mengecek lokasi kerusakan jalan tersebut.
"Kami nanti akan cek, kebetulan saya masih dinas luar kota," ujarnya saat itu.
Baca juga: Siswa SDN Belajar di Kelas Mirip Kandang Ternak, Pemerintah Kini Tegas Pindahkan, Beri Sepeda Gratis
Seorang pensiunan guru SD di Desa Padang Balua, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, meninggal dunia.
Ia meninggal dunia usai menjalani operasi pengangkatan tumor di RSUD Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada Sabtu (17/5/2025).
Sekretaris Desa Padang Balua, Bonar Suito mengatakan, purnabakti guru tersebut bernama Matius, tokoh yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Seko.
"Matius didiagnosis menderita tumor di bagian paha dan menjalani operasi pada Sabtu pagi di RSUD Wahidin."
"Namun, takdir berkata lain, ia mengembuskan napas terakhir pada pukul 23.05 WITA, di hari yang sama," kata Bonar saat dikonfirmasi, Selasa (20/5/2025), seperti dikutip dari Tribun Timur, Rabu (21/5/2025).
Pada Minggu (18/5/2025) pagi, jenazah Bonar diberangkatkan dari Makassar menuju Palopo.
"Setibanya di Palopo, jenazah disemayamkan terlebih dahulu di rumah keluarga lalu dilanjutkan ke Masamba Luwu Utara untuk dibawa ke rumah duka di Seko," jelasnya.
Pada Senin (19/5/2025) dini hari, jenazah diberangkatkan ke kampung halaman di Seko menggunakan ambulans.
"Setelah menempuh perjalanan darat hingga ke wilayah Dusun Palandong, Desa Embona Tana yaitu dusun pertama saat memasuki Kecamatan Seko, jenazah kemudian dibawa secara estafet oleh warga," tambahnya.
Menurut Babinsa Seko, Serda Rahmat Saman, warga dan kerabat membawa jenazah Matius yang berada dalam peti dengan berjalan kaki.
"Warga dan kerabat berjalan kaki sekitar 30 kilometer menuju rumah duka melewati jalan rusak, karena bertahun-tahun tidak mendapat perbaikan," ujar Rahmat.

Lanjut Rahmat, proses pengantaran jenazah berlangsung dramatis karena warga yang membawa jenazah harus melawati jalan berlumpur.
Diketahui, jalan menuju Seko tak dapat dilalui kendaraan.
Hal itu dikarenakan jalan tersebut berlumpur dan banyak lubang.
Karena itu, masyarakat berharap agar perbaikan jalan tersebut dapat menjadi prioritas pemerintah daerah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Bupati Bangkalan Murka 2 Pegawai Kantor Camat Nyabu, Panggil BKPSDM Segera Pecat: Keterlaluan |
![]() |
---|
Ikut Acara di Rumah Dinas Bupati, Siswi Meninggal Dunia Imbas Pemkab Tak Siapkan Ambulans |
![]() |
---|
30 Produk Game Edukatif Buatan Guru-guru SD di Surabaya Dipamerkan, Langsung Diuji Coba Siswa |
![]() |
---|
Digitalisasi Pajak Desa, Pemkab Bangkalan Kerja Sama dengan Fastpay, Dongkrak Pendapatan Asli Daerah |
![]() |
---|
Akhirnya Pegawai Puskesmas yang Ngopi 2 Jam di Warkop saat Piket Dimutasi, Wabup: Mati Lampu Katanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.