Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Lega Mbah Tasripan Sudah Tinggal di Kosan Milik Wabup Bukan Lagi Gubuk, Tak Perlu Pungut Rongsokan

Nasib pria lanjut usia bernama Tasripan tinggal di gubuk padahal punya anak TNI viral di media sosial.

Tangkapan layar video Instagram @sidoarjo_baik
DAPAT BANTUAN - Tasripan, warga Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dapat bantuan dari Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana. Tasripan tinggal di kos-kosan nyaman bukan lagi gubuk tak layak huni, Minggu (25/5/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib pria lanjut usia bernama Tasripan tinggal di gubuk padahal punya anak TNI viral di media sosial.

Tasripan merupakan warga Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Tasripan tinggal seorang diri di gubuk tak layak huni yang tak jauh dari tanggul Lumpur Lapindo. 

Tasripan telah bertahan hidup di tempat itu sejak 2013.

Ia menggantungkan hidup dari mengumpulkan barang-barang rongsokan. 

Ironisnya, salah satu anaknya diketahui merupakan anggota TNI.

Baca juga: 12 Tahun Mbah Tasripan Tinggali Gubuk Padahal Punya Anak TNI, Kecewa Tak Diperhatikan: Enggak Ngerti

Namun sang ayah tetap dibiarkan hidup dalam keterbatasan.

“Sering datang, tapi tidak pernah memberi apa-apa,” ungkap Tasripan saat dikunjungi oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Hj Mimik Idayana, pada Selasa (20/5/2025).

Namun baru-baru ini, Mimik Idayana memberikan tempat tinggal yang layak untuk Tasripan yaitu sebuah kos-kosan.

Diketahui kos-kosan tersebut milik Mimik Idayana yang diberikan untuk Tasripan.

"Gimana Pak enak?" tanya mimik melansir dari unggahan Instagram @sidoarjo_baik, Rabu (21/5/2025), dikutip dari Tribun Jateng.

"Nanti mandi, ganti baju baru, istirahat.. Panjenengan disini aja, enak.." lanjut Ida.

KISAH MBAH TASRIPAN - Mbah Tasripan belasan tahun hidup di gubuk tak layak, terlantar oleh anak-anaknya. Padahal ada yang berpangkat TNI.
KISAH MBAH TASRIPAN - Mbah Tasripan belasan tahun hidup di gubuk tak layak, terlantar oleh anak-anaknya. Padahal ada yang berpangkat TNI. (Instagram/mimikidayana)

Punya Anak Dua

Menurut pengakuannya, Tasripan memiliki dua orang anak.

Satu tinggal di Malang, sementara satunya lagi menetap di daerah Kali Tengah, Sidoarjo. 

Salah satunya merupakan abdi negara.

Namun, perhatian yang diberikan kepada ayah mereka nyaris tak terlihat.

Kehadiran Wabup Mimik ke lokasi merupakan respons dari laporan warga mengenai keberadaan gubuk reyot yang dihuni Tasripan

Saat tiba di tempat, Mimik tak mampu menyembunyikan rasa iba melihat kondisi lansia tersebut.

“Bapak, saya punya rumah dan kos-kosan. Kalau mau, tinggal di sana saja. Tak perlu lagi memungut rongsokan, semua kebutuhan akan disediakan,” ujar Mimik menawarkan bantuan.

Dengan suara lirih, Tasripan akhirnya menyetujui tawaran tersebut.

Baca juga: Mbah Sarta Ingin Dedi Mulyadi Bantu Operasi Cucunya Jadi Laki-laki, Organ Vital Tak Jelas Dari Kecil

“Mau,” jawabnya pelan.

Mimik segera mengajaknya untuk meninggalkan gubuk tersebut tanpa perlu membawa barang-barang lamanya. 

“Sekarang ikut saya saja. Barang di sini biar ditinggal, nanti kami robohkan. Baju dan perlengkapan semua akan kami sediakan,” ucapnya.

Tasripan pun diajak membersihkan diri dan disiapkan untuk beribadah di masjid. 

Mimik bahkan membelikannya sarung dan pakaian baru serta menuntunnya langsung menuju tempat tinggal baru yang lebih layak.

Ketika ditanya tentang anak-anaknya, Tasripan hanya berkata,

“Mereka tidak paham kondisi orang tua.”

Namun Mimik dengan tulus menenangkan,

“Sekarang tidak usah sedih, Bapak punya saya.”

Aksi kemanusiaan ini dilaksanakan bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo sebagai bagian dari kepedulian pemerintah daerah terhadap warganya yang membutuhkan.

“Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai pemerintah untuk memastikan tidak ada warga yang terabaikan,” tegas Hj Mimik Idayana.

Baca juga: Honor Sebulan Rp 7 Juta, Mbah Sukiman Disebut Warga Naib Kambing, Tekuni Profesi Unik Sejak 90an

Kisah lainnya datang dari sosok Mbah Bingah yang viral pungut sampah para pendaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Namun kini Mbah Bingah telah berhenti melakukan hal tersebut.

Padahal, Mbah Bingah melakukan itu sejak 2015.

Video Mbah Bingah saat memungut sampah para pendaki di Gunung Merbabu viral di media sosial.

Video itu di antaranya diunggah oleh akun Instagram @mountain****.

Pemilik akun juga menuliskan keterangan dalam video viral tersebut.

"Kisah Mbah Bingah, Tiap Hari Naik Turun Gunung Memanggul 40 Kilogram Sampah Para Pendaki".

Dalam video itu terlihat Mbah Bingah memanggul tumpukan sampah yang telah dimasukkan dalam plastik berukuran besar.

Ia tampak semangat menggendong tumpukan sampah itu sampai ke rumahnya.

Berdasarkan keterangan unggahan itu, video Mbah Bingah memungut sampah merupakan peristiwa pada 2014.

Tetangga Mbah Bingah, Sumail mengatakan, aktivitas Mbah Bingah memungut sampah Gunung Merbabu berlangsung dari tahun 2015 sampai 2017 atau selama dua tahun.

"Untuk Mbah Bingah itu mulai dari tahun 2015 sampai tahun 2017. Tahun 2017 awal sudah berhenti (mungut sampah)," kata Sumali saat dihubungi, Senin (28/4/2025), dikutip dari Kompas.com via TribunJabar.

Baca juga: Tiap Hari Jalan Kaki Jualan Kue Cubit, Mbah Narta Terpaksa Makan Sekali Sehari Demi Nabung Rp30 Ribu

Menurut Sumali, alasan Mbah Bingah memungut sampah berupa barang bekas di Gunung Merbabu lantaran peduli lingkungan.

"Sepengetahuan saya sih berhubung sampah di atas menumpuk jadi kepedulian dia untuk mengambilnya. Juga untuk menambah ekonomi dia," katanya. 

Mbah Bingah imbuhnya merupakan petani, di mana setiap hari pergi ke ladang. 

Ladang Mbah Bingah dekat dengan tempat pembuangan sampah pendaki di Obyek Wisata Gancik atau dekat pintu rimba. 

Mbah Bingah memanfaatkan waktu istirahat dengan mengambil sampah barang bekas untuk kemudian dia bawa pulang.

Sampah botol bekas itu Mbah Bingah pilah kemudian dijual untuk kebutuhan tambahan di rumah. 

"Dia kan petani, jadi berhubung ladangnya dekat situ. Dia istirahat sambil ngumpulkan barang bekas contohnya botol bekas air minum seperti itu," tambah warga Selowangan, Kacamatan Selo, Boyolali ini.

Alasan Mbah Bingah tidak lagi memungut sampah di Merbabu karena usianya sudah tua.

Kemudian, aturan para pendaki yang diwajibkan membawa turun sampahnya seusai mendaki Gunung Merbabu. 

"Iya, pertama itu (usia sudah tua). Kedua sampah sudah dikondisikan dari basecamp masing-masing. Jadi sampah yang dibawa para pendaki harus dibawa pulang ke basecamp. Dan di situ kemungkinan ada pengecekan atau apa," ungkap dia.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved