Berita Viral
Penghasilannya Rp 60 Juta, Bu Imudd Ungkap Jatuh Bangun Jualan Sambal, Kampung Suami Jadi Sumber Ide
Inilah kisah sukses ibu tiga anak bernama Imudd Farid Ilyas. Imudd kini berpenghasilan Rp 60 juta per bulan dari jualan sambal tuna.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah sukses ibu tiga anak bernama Imudd Farid Ilyas.
Imudd kini berpenghasilan Rp 60 juta per bulan dari jualan sambal tuna.
Produk sambal asap tuna racikan Imudd bisa dirasakan saat berkunjung ke Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Keunikan sambal ini bukan hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada proses pembuatannya.
Ditemui di kediamannya, BTN Sanur 2, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Imudd Farid Ilyas menjelaskan bahan baku meracik sambal.
Salah satunya menyiapkan ikan tuna yang telah diasap hingga matang dari Kabupaten Sinjai.
"Tentu yang utama ikan asap tuna yang sudah matang dan disuwir-suwir, kemudian cabai, bawang merah, sereh, bawang putih, kaldu jamur dan gula aren," kata Imudd, Selasa (27/1/2025).
Tahap pertama membuat sambal tuna adalah menyiapkan kompor dan wajan sembari panaskan minyak.
Masukkan bawang merah dan bawang putih yang telah dihaluskan untuk digoreng.
Poses selanjutnya tuangkan cabai merah yang sudah halus dan diaduk.
Tahap ini memerlukan waktu 15 menit.
Kemudian masukkan gula aren dengan tambahan garam dan sereh.
Setelah itu, olahan ikan asap tuna yang telah disiwir-siwir dituang ke dalam wajan.
Goreng dan aduk seluruh bumbu hingga merata.
Tunggu beberapa saat dan sambal siap ditiriskan.
"Kalau prosesnya bisa sampai dua jam karena bumbu-bumbunya dimasukkan secara bertahap," ucap Imudd, melansir dari TribunTimur.
Baca juga: Pendapatannya 40 Juta Sebulan, Paiman Tak Menyesal Budidaya Maggot, Berawal dari Khawatirkan Sampah
sambal asap tuna yang baru saja diolah kemudian didiamkan hingga hangat dan siap dikemas.
Untuk proses pemasaran, Imudd menyiapkan toples ukuran 150 mililiter.
sambal asap tuna yang diproduksi Imudd biasanya laris terjual hingga 120 kemasan per hari.
"Bisa sampai ratusan, dalam per hari itu paling sedikit 35 sampai 50 kemasan (toples)," ujarnya.
Usaha rumahan ini mulai dirintis Imudd tahun 2018.
Kala itu, Imudd kerap mencicipi sambal asap tuna di kampung halaman suaminya di Sinjai.
Berbekal dari pengalaman itu, ibu tiga anak ini memulai bisnisnya.
"Disitulah muncul ide untuk bikin sendiri dan dijual," sebutnya.
Baca juga: Penghasilannya Rp 30 Juta Sebulan, Edwin Penjual Kopi Gerobak Ternyata Lulusan Teknik, Jaga Kualitas
Bagi Imudd, membangun usaha dari nol tidaklah mudah.
Lika-liku pernah ia lalui karena sulitnya mendapat pelanggan.
Namun berkat kegigihannya, kini ia mendapat omzet hingga Rp 60 juta per bulan.
"Paling sedikit itu omzet Rp 800 ribu per hari, kalau ramai penjualan bisa Rp2 juta sampai Rp3 juta, kalau per bulan ya rata-rata sampai Rp60 juta," jelasnya.
sambal tuna ala Imudd menjadi favorit pegawai kantoran.
Bahkan tak jarang, warga yang hendak umrah ke tanah suci harus membawa bekal sambal olahan Imudd.
"Ada juga penjualan ke negara Brunei, tapi melalui keluarga yang ada di sana," urainya.
Bagi Anda yang ingin menikmati lezatnya sambal asap tuna, bisa mendatangi outlet Maraja di kediaman Imudd.
Pemesanan juga dapat dilakukan melalui akun instagram @Maraja Food&Drink dan kurir lokal.
sambal asap tuna telah berlabel halal.
Dibanderol Rp25 ribu per kemasan.
Tak hanya sambal, beragam jenis kuliner dapat dijumpai di outlet Maraja milik Imudd seperti aneka puding, sop buah hingga kue.
Kisah Sukses Lain
Kecintaan terhadap kuliner tertentu ternyata bisa melahirkan banyak inspirasi untuk meningkatkan skill memasak dan merintis usaha.
Pengalaman ini dibagikan oleh Dias Istiana. Berawal dari kesukaannya terhadap pasta dan pastry, Dias mulai belajar membuat sendiri dan coba-coba menjualnya. Dari sini lahirlah bisnis kuliner rumahan Delicio Pasta yang terletak di Manyar, Kota Surabaya.
Dalam sesi wawancara dengan Tribun Jatim, Dias bercerita awal mula membangun usaha kuliner ini pertama pada tahun 2017 ketika masih berkarir di suatu perbankan di Sidoarjo.
“Saya basicnya bukan baker, tapi saya suka makanan asin creamy seperti sekarang jadi saya buat yang saya dan keluarga suka ternyata banyak teman kantor yang pesan,” ungkap Dias, Senin (5/5/2025).
“Sampailah akhirnya saya harus resign dan memilih mengurus anak. Karena terbiasa kerja, jadi saya tekuni yang saya bisa dan bisa saya kembangkan,” lanjutnya.
Baca juga: Kue Koin Mozarella Viral di Kediri, Pelaku UMKM Senang Laku Ratusan Picis per Hari
Ia mengawalinya dengan membuat lasagna yakni lembaran pasta yang ditumpuk dengan isian daging dan saus keju. Selain itu juga makaroni panggang. Saus, keju dan kulit lasagnanya dibuat homemade.
Dias merintis usahanya bukan hanya di lingkungan tempat kerja. Ia juga sempat berjualan di car free day dan berkolaborasi dengan catering wedding.
“Jadi saya nge-sub di catering itu selama dua tahun kemudian pindah ke Yogyakarta,” sebutnya.
Proses bisnisnya bukan tanpa tantangan. Sebagai UMKM perintis saat itu Dias harus membaca peluang pasar. Apalagi harus berpindah ke Yogyakarta dengan penyesuaian selera.
“Tetapi di Yogyakarta ternyata beda seleranya dengan di Surabaya, di sana cenderung tidak suka makanan saus, pada saat itu. Kemudian pandemi, saya balik ke Surabaya dan saya kembangkan ini dengan menu yang lebih banyak lagi,” ujarnya.
Pasta dan pastry ini dikatakan Dias bisa dikreasikan berbagai macam. Menu pasta sebanyak lima menu, dan pastry tujuh menu. Semuanya memiliki varian berbeda.
Ia juga menyediakan pilihan frozen food seperti kebab untuk pilihan pesanan.
“Orang jualan pasta kayak tidak musiman, bukan makanan yang viral ramai lalu hilang. Tapi ada terus yang penting berkembang, ada inovasi, harus dikreasikan lagi,” ungkapnya.
Baca juga: Kisah Sukses Pemuda Kediri Kembangkan Bisnis Tabulampot, Ubah Lahan Sempit Jadi Kebun Produktif
Berkreasi dalam kuliner bukan tanpa tantangan.
Sepanjang berbisnis, ia juga sempat menemukan kegagalan dalam resep.
Beda adonan, bisa juga berbeda tampilan yang diinginkan dan mempengaruhi rasa. Seperti berkali-kali tidak mengembang maupun tidak berhasil.
“Pasta berhasil tidaknya sesuai selera, tapi kalau pastry beda adonan bisa tampilannya tidak bagus dan rasanya beda. Sampai akhirnya berani jual itu sudah berapa kali percobaan,” sebut Dias.
Market olahan pasta dan pastry ini tidak hanya diminati di Surabaya tetapi juga luar kota berbagai kalangan.
Hanya saja untuk pengiriman luar kota, Dias perlu mempersiapkan packingan khusus untuk menjaga kualitas makanan yang dibuatnya.
“Pelanggan ada yang instansi dan luar kota. Pasta bisa luar kota, hanya kota yang suport dengan pengiriman satu hari sampai dengan packaging khusus. Kerjasama dengan instansi dan ada pesanan dari aplikasi khusus ASN Surabaya,” tutupnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
berpenghasilan Rp 60 juta per bulan dari jualan sa
sambal asap tuna
Imudd Farid Ilyas
Sulawesi Selatan
kisah sukses
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Halangi Mobil Ambulans, Pengemudi Innova Ditarik Sopir Suruh Lihat Kondisi Pasien, Kini Minta Maaf |
![]() |
---|
Sebut 4000 Siswa Sudah Keracunan MBG, Guntur Romli Minta Program Dievaluasi: Pemerintah Harus Serius |
![]() |
---|
Warga Kadung Percaya Kades untuk Balik Nama Sertifikat Tanah, Uang Rp96 Juta Lenyap Ditipu Eks PNS |
![]() |
---|
Viral Orang Malas Mandi Disebut Tanda Gangguan Jiwa, Benarkah? ini Penjelasan Psikolog |
![]() |
---|
Ditipu Hozizeh, Isqomariyah Malah Dipalak Polwan Rp17,5 Juta Agar Pencabutan Laporan Segera Diproses |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.