Berita Viral
Pendapatannya 40 Juta Sebulan, Paiman Tak Menyesal Budidaya Maggot, Berawal dari Khawatirkan Sampah
Warga Desa Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Paiman ini mendapat omzet Rp 40 juta sebulan dari budidaya maggot
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah sukses Paiman, yang menjalankan budidaya maggot.
Warga Desa Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Paiman ini mendapat omzet Rp 40 juta sebulan dari budidaya tersebut.
Pria berusia 42 tahun itu menceritakan awal mula bisnis yang dijalaninya.
Awalnya, Paiman prihatin terhadap sampah organik yang banyak ditemui di sekitar rumahnya.
Di sisi lain, ada banyak peternak ayam dan lele yang membutuhkan pakan ternak bernutrisi, serta pehobi memancing untuk umpan.
Dari situ, dia mengawali usahanya budidaya maggot dari kotak kecil seukuran nampan di dapur rumah.
Langkah ini ia lakukan sebagai sarana mengolah sampah organik rumah tangga, sekaligus menjadi solusi memperbaiki perekonomian keluarga.
Maggot hasil budidaya awalnya ia jual sebagai pakan burung, umpan mancing, serta digunakan sebagai pakan lele yang juga ia ternakkan.
“Ternak lele kecil yang diberi pakan maggot dapat dipanen satu hingga dua bulan lebih cepat dibandingkan dengan yang hanya diberi makan pur atau cacing,” jelas Paiman saat ditemui di kediamannya sekaligus tempat budidaya maggot dalam acara Jurnalis Press Touring: Kurban Se-Ngaruh Itu yang digelar Dompet Dhuafa, Selasa (21/5/2025), melansir dari Kompas.com.
Ia menjelaskan bahwa harga jual maggot cukup bervariasi tergantung jenis dan bentuknya.
Untuk telur maggot, yang biasa digunakan sebagai bibit budidaya rumahan, dijual sekitar Rp 2.500-Rp 4.000 per gram.
Sementara maggot basah—yang biasa dijadikan pakan burung atau umpan pancing—berkisar Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per kilo. Sedangkan, maggot kering yang telah menjadi prepupa yang biasa digunakan untuk pakan ikan, bisa mencapai harga Rp 30.000 per kg.
Baca juga: Dulu Buruh Pabrik, Suryadi Kini Raup Rp200 Juta karena Budidaya Alpukat, Nekat Meski Tak Punya Lahan
“Pembelian ini rutin dilakukan, karena kan setiap hari pasti ada yang mancing, burung-burung mereka juga setiap hari harus makan,” ujar Paiman.
Jika tidak ada pembeli, maggot tidak terbuang sia-sia. Paiman akan kembali menggunakannya untuk pakan lele.
Meski menjanjikan, Paiman menghadapi keterbatasan modal untuk pengembangan bisnis. Namun, dia berhasil mengatasi persoalan itu ketika mendapat bantuan dari program pemberdayaan dan pendampingan maggotin dari Dompet Dhuafa pada tahun 2023.
| Pecatan Polisi Pasrah Istrinya Bakal Dinikahi Aiptu I yang Dua Kali Digerebek Selingkuh |
|
|---|
| Gol Rizky Ridho Masuk Puskas Awards 2025, Apa itu? Lihat Cara Votingnya |
|
|---|
| Nasib Firman, Guru SD Disuruh Minta Maaf usai Merekam Video Kelas yang Plafonnya Ambruk |
|
|---|
| Siswi Miskin Pakai Sandal karena Sepatu Rusak Tapi Malah Digunting Guru, Ortu Tak Mampu Belikan Baru |
|
|---|
| Dulu Divonis Dokter Tak Bisa Hidup sampai Umur 4 Tahun, Bayi Tanpa Otak Kini Rayakan Ultah ke 20 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Pendapatannya-40-Juta-Sebulan-Paiman-Tak-Menyesal-Budidaya-Maggot-Berawal-dari-Khawatirkan-Sampah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.