Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Banjir Trenggalek Kirim Lautan Sampah ke Pantai Gemah Tulungagung, Pokdarwis Berharap Bantuan

Banjir Trenggalek kirim lautan sampah ke Pantai Gemah Tulungagung, Pokdarwis berharap bantuan pihak-pihak terkait: Wisatawan bisa lari kalau begini.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
DIPENUHI SAMPAH - Kondisi Pantai Gemah di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang dipenuhi sampah, Selasa (27/5/2025). Lautan sampah ini dampak banjir di wilayah Kabupaten Trenggalek.  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dampak banjir bandang di Kabupaten Trenggalek, sejak Senin (19/5/2025) lalu, menyebabkan Pantai Gemah di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, berubah menjadi lautan sampah.

Bukan hanya di Gemah, deretan pantai dari Pantai Midodaren, Bayem, dan Klatak juga dipenuhi berton-ton sampah.

Banjir di Trenggalek masuk ke Sungai Parit Raya yang bermuara di Bendungan Niyama, Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Tulungagung.

Saat debit air dari Trenggalek terus meningkat, Bendungan Niyama dibuka.

"Sebenarnya tanggal 15 itu sudah dibuka. Puncaknya saat terjadi banjir bandang di Trenggalek sekitar tanggal 19 Mei," ujar Ketua Pokdarwis Pantai Gemah, Imam Rojikin, Selasa (27/5/2025).

Akibatnya semua material yang masuk ke sungai terbuang ke laut, masuk ke Teluk Popoh.

Ombak lalu menyebarkan sampah-sampah dari sungai ini mendarat di sepanjang garis pantai.

Menurut Rojikin, panjang garis pantai di Kecamatan Besuki sekitar 2 kilometer.

"Semua terdampak karena kami dekat dengan pembuangan Bendungan Niyama," jelasnya.

Baca juga: Sukses di Muncar dan Balak, Banyuwangi Perluas Pengolahan Sampah Sirkular Gandeng Austria dan UEA

Pokdarwis Pantai Gemah kesulitan membersihkan sampah karena volumenya terlalu besar.

Setidaknya dibutuhkan 2 alat berat, masing-masing 1 ekskavator dan 1 bulldozer untuk proses pembersihan.

Berkaca pada kejadian serupa di tahun 2024, dibutuhkan biaya sekitar Rp 50 juta.

Rojikin merinci, setiap alat berat biaya sewanya Rp 450.000 per jam, sehingga butuh Rp 900.000 per jam.

Satu hari alat berat bekerja selama 8 jam, sehingga butuh biaya Rp 7,2 juta per hari.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved