Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Suriyono Menurut Dosen Pembimbing Skripsinya, Raih Gelar Sarjana di Usia 60 Tahun: Tepat Waktu

Sosok Suriyono, lulusan SMAK Hikmah Mandala Banyuwangi tahun 1986 itu lulus dan meraih gelar Sarjana Agroteknologi Pertanian Untag Banyuwangi.

Dok Untag Banyuwangi/freepik.com
CERITA SURIYONO - Momen kelulusan Suriyono dan resmi menjadi Sarjana Agroteknologi Pertanian. Sosok Suriyono diungkap oleh dosen pembimbing skripsinya. 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini sosok Suriyono yang gigi dalam meraih mimpinya menjadi sarjana.

Di usia 60 tahun, ia berhasil meraih mimpinya menjadi sarjana.

Suriyono resmi menjadi Sarjana Agroteknologi Pertanian.

Seorang pria duduk di sebuah ruangan di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi. Wajahnya ramah, dan garis-garis halus di wajahnya menggambarkan perjuangan hidup yang telah dilaluinya.

Dia adalah Suriyono, seorang pria berusia 60 tahun. Usia yang tak lagi muda tak menjadi penghalang untuk menggapai impiannya meraih gelar sarjana.

Lulusan SMAK Hikmah Mandala Banyuwangi tahun 1986 itu lulus dan meraih gelar Sarjana Agroteknologi Pertanian Untag Banyuwangi.

"Saya dulu lulus SMA tidak punya uang untuk lanjut kuliah," kata Suriyono mengawali ceritanya, Selasa (27/5/2025).

Baca juga: Sempat Dibilang Roy Suryo Angka di Bawah 2, Nilai IPK Jokowi Selama 5 Tahun Kuliah di UGM Terungkap

Setelah lulus SMA, dia mencoba peruntungannya bekerja sebagai kernet pengantaran bahan material, hingga akhirnya ia diterima sebagai pekerja di sebuah pabrik pengemasan makanan ekspor hingga kini.

Giat bekerja, Suriyono juga giat mengelola keuangannya dengan baik, hingga memiliki usaha sampingan bagi hasil jual beli kambing yang memberdayakan petani lokal.

"Setelah terkumpul uang yang cukup, timbul keinginan saya yang dahulu untuk kuliah. Maka dari itu saya jual kambing-kambing saya, saya niatkan kuliah," ucap Suriyono.

Niatnya bulat. Ia dengan mantap mendaftarkan diri untuk menjadi mahasiswa Untag Banyuwangi.

Dia pun telah mempersiapkan diri untuk belajar di samping aktivitas shift kerjanya sehari-hari.

Suriyono akan menyesuaikan waktunya untuk memastikan dapat belajar maksimal.

Bahkan, dia rela belajar di malam hari hingga jelang subuh untuk memahami materi-materi perkuliahan.

"Setelah isya saya belajar, kalau ngantuk saya tidur, terbangun nanti baca lagi. Karena saya berpikir bahwa waktu saya terbatas, jadi kapan lagi saya belajar," tuturnya.

Suriyono adalah angkatan 2019 dan sempat cuti 3 semester. Namun, perjuangan yang sempat berhenti ia bayar kembali dengan semangat untuk lulus.

Baginya, tak masalah ia lelah belajar karena ilmu yang dia dapatkan itu tak semua orang bisa mendapatkannya.

Sehingga, ketika memiliki kesempatan, Suriyono memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

"Yang terpenting adalah niat, kemudian semangat, baru uang," tutur Suriyono.

Menariknya, meski waktunya tersita untuk bekerja dan belajar, dia dapat memaksimalkan keduanya.

Bahkan, Suriyono mendapatkan predikat pekerja terbaik dari tempatnya bekerja.

Kini, setelah mendapatkan gelar sarjananya, Suriyono mengaku lebih percaya diri. Dukungan pun terus mengalir kepadanya, dan dia bahkan kini mendapatkan promosi jabatan.

"Dulu pernah ada yang meragukan, termasuk dari biaya juga, tapi saya percaya ketika Allah bilang jadi, maka jadi. Meski pun berat prosesnya, tapi sekarang saya jadi (lulus)," tuturnya.

Baca juga: Penjelasan Kampus soal Mahasiswi Ditangkap setelah Unggah Meme Prabowo-Jokowi, Orangtua Minta Maaf

Sosok disiplin

CERITA SURIYONO - Momen kelulusan Suriyono dan resmi menjadi Sarjana Agroteknologi Pertanian.
CERITA SURIYONO - Momen kelulusan Suriyono dan resmi menjadi Sarjana Agroteknologi Pertanian. (Dok Untag Banyuwangi/freepik.com)

Dosen pembimbing skripsi Suriyono, Yusmia Widiastuti, memuji semangat Suriyono untuk menjalani bimbingan skripsi di tengah aktivitas kerjanya.

Diakui Yusmia, Suriyono adalah sosok yang semangat, pantang menyerah, dan rajin, yang juga menular kepadanya untuk semangat menyelesaikan tugas-tugasnya.

Kolaborasi mereka juga terjalin dengan baik.

Selain semangat Suriyono, Yusmia juga bersedia menyesuaikan waktu bimbingan dengan kerja shift Suriyono.

"Saya tidak langsung tanya besok bimbingan jam berapa, tapi saya tanya bapak besok shift apa. Setelahnya baru kami mengatur jam bimbingan," tutur Yusmia.

Terkenang di ingatan Yusmia dan para dosen Untag Banyuwangi, Suriyono adalah orang yang tepat waktu.

Baca juga: UGM Ungkap Kasmudjo Bukan Sembarang Asisten Dosen, Rismon yang Dilaporkan Jokowi Murka: Belajar Dia

Bahkan, dia dengan tenang akan menunggu dosen pembimbingnya hingga datang.

Pernah sekali waktu, di waktu yang disepakati pada pukul 16.00 WIB, Suriyono yang pulang kerja langsung menuju Untag Banyuwangi untuk mendapatkan bimbingan meski cuaca tengah hujan lebat.

"Pak Sur tidak pakai jas hujan, kebasahan dari rambut hingga bajunya. Saya yang khawatir takut bapak jatuh sakit," ujar Yusmia disambut tawa kecil Suriyono.

Selain itu, Yusmia pun kadang terheran-heran, sebab dengan beban tugas yang besar di sela-sela pekerjaannya, ia bertanya-tanya kapan Suriyono beristirahat.

Dia menyelesaikan seluruh tanggungjawab dengan baik, dan percaya bahwa hasil akhir akan sesuai dengan upaya yang dilakukan.

"Ketika KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Gombengsari, Pak Sur bukan sekadar melihat, tetapi juga turun sebagai petani. Penilaian dari teman-teman di Gombengsari untuk Pak Sur positif sekali," puji Yusmia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved