Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

JATIM TERPOPULER: Angka Stunting Jatim Terbaik Kedua Nasional hingga Kecelakaan Tragis di Jember

3 Berita terpopuler Jatim Kamis, 29 Mei 2025. Angka stunting Jatim terbaik kedua Nasional hingga kecelakaan tragis di Jember.

|
KOLASE Istimewa/TribunJatim.com/Dokumen Satlantas Polres Jember
BERITA JATIM TERPOPULER - (Kiri) Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, Pemprov Jatim konsen untuk terus menurunkan angka stunting sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen, dan merupakan yang terbaik kedua nasional setelah Bali, Rabu (28/5/2025). (Kanan) Polisi olah tempat kejadian perkara kecelakaan tunggal mobil di Jalan Slamet Riyadi Kelurahan Baratan Kecamatan Patrang Jember, Jawa Timur, Rabu (28/5/2025) Penumpang umur 16 tahun tewas dalam kecelakaan tunggal di Jalan Raya Slamet Riyadi Kecamatan Patrang Jember. 

TRIBUNJATIM.COM - Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Kamis 29 Mei 2025.

Berita pertama upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menurunkan angka prevalensi stunting berbuah manis. 

Kemudian petugas Kejaksaan Negeri (Kejari) Ponorogo menggeledah Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Ponorogo selama 7 jam. Mulai pukul 13.00 sampai 20.00 WIB, Selasa (27/5/2025).

Selanjutnya nasib nahas dialami Ananda Shafa Arista Putri, remaja putri tersebut tewas dalam kecelakaan tunggal di Jalan Raya Slamet Riyadi Kecamatan Patrang Jember, Jawa Timur, Rabu (28/5/2025).

Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Kamis (29/5/2025) di TribunJatim.com.

  1. Angka Stunting Jatim Terbaik Kedua Nasional, Khofifah Terus Kejar Target hingga Zero Stunting
GUBERNUR - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, Pemprov Jatim konsen untuk terus menurunkan angka stunting sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen, dan merupakan yang terbaik kedua nasional setelah Bali, Rabu (28/5/2025).
GUBERNUR - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, Pemprov Jatim konsen untuk terus menurunkan angka stunting sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen, dan merupakan yang terbaik kedua nasional setelah Bali, Rabu (28/5/2025). (Istimewa/TribunJatim.com)

Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menurunkan angka prevalensi stunting berbuah manis. 

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemkes RI tanggal 26 Mei 2025, prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen, dan merupakan yang terbaik kedua nasional setelah Bali.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, Pemprov Jatim memang konsen untuk terus menurunkan angka stunting sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. 

"Alhamdulillah, prevalensi stunting kita turun signifikan dari yang sebelumnya 17,7 persen di 2023. Dan bahkan kita ini jadi yang terbaik kedua nasional dan terbaik pertama se-Pulau Jawa. Tentu ini prestasi membanggakan semua elemen strategis Jawa Timur yang telah bekerja keras kolaboratif," kata Gubernur Khoififah, Rabu (28/5/2025).

“Namun yang kami pastikan upaya kita tidak akan berhenti dan semakin semangat untuk mewujudkan tidak ada kasus stunting baru (zero stunting) di Jawa Timur,” imbuh Khofifah.

Baca juga: RPJMD Kediri 2025-2029, Bupati Mas Dhito Targetkan Nol Stunting dan Pengangguran Turun

Baca juga: Pemkab Bojonegoro Gandeng EMCL Atasi Kemiskinan dan Stunting Lewat Program GAYATRI

Berdasarkan data SSGI, Jawa Timur menjadi terbaik kedua setelah Bali yang memperoleh angka 8,7 persen.

Berdasarkan data SSGI 2024 yang sudah dirilis, terdapat 22 kabupaten/kota atau sebanyak 70,96 persen yang mengalami penurunan dan 9 kabupaten/kota atau sebanyak 29,04 persen yang mengalami kenaikan dibanding tahun 2023.

Hal ini, sebut Gubernur Khofifah, merupakan wujud nyata dari berbagai intervensi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pemerintah kabupaten/kota, Dinas Kesehatan, Tim Penggerak PKK sebagai mitra pemerintah, serta berbagai organisasi masyarakat seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, dan Unicef serta institusi pendidikan.

Dengan begitu, capaian ini merupakan hasil dari sinergitas banyak pihak terkait.

"Kita berkolaborasi dengan banyak sekali lintas sektor, mitra pemerintah, dan mitra pembangunan. Semua yang terlibat harus diapresiasi karena pemerintah tidak bisa menjalankan ini sendiri, harus digerakkan di semua lapisan masyarakat," tuturnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved