Buntut Perpisahan di Hotel Berbintang, Bupati Tulungagung akan Panggil Kepala SDN 1 Kampungdalem

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - SDN 1 Kampungdalem Tulungagung menggelar perpisahan siswa kelas 6 di Hotel Crown Victoria Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (1/6/2025).

Acara ini dikemas dengan Tasyakuran dan Farewell Party, serta diselenggarakan oleh paguyuban orang tua siswa.

Biaya yang dikenakan Rp 385.000 untuk 1 siswa dan 1 wali murid.

Jika ada tambahan undangan, maka ditambah biaya Rp 120.000 per orang.

Kegiatan ini dilaksanakan setelah Bupati Tulungagung mengeluarkan larangan acara perpisahan atau sejenisnya di luar lingkungan sekolah.

Informasi yang didapat media, SDN 4 Kampungdalem juga melakukan hal yang sama.

Bedanya acara tasyakuran dilaksanakan di Hotel Lojikka Tulungagung pada Sabtu pekan sebelumnya.

Semua juga dikemas dengan acara orang tua siswa, bukan atas nama sekolah.

Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, mengaku belum tahu secara pasti informasi itu.

Baca juga: Orangtua Protes Siswa SMP Bayar Rp 400 Ribu untuk Acara Perpisahan di Hotel, Kepsek: Mereka Panitia

Karena itu, pihaknya akan memanggil kepala sekolah, untuk dimintai keterangan.

"Kami sudah keluarkan instruksi, tidak boleh ada acara perpisahan di luar lingkungan sekolah. Akan saya panggil kepala sekolahnya," ucap Gatut Sunu Wibowo, Senin (2/6/2025).

Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung, Rahadi P Bintara, mengatakan, tidak ada laporan dari sekolah terkait kegiatan itu.

Namun menurut informasi yang didapatnya, kegiatan itu adalah tasyakuran yang diadakan orang tua/wali.

Mereka menggunakan anggaran dari orang tua/wali.

"Tidak usah negatif thinking, mungkin orang tuanya ingin rasa syukur, anaknya melewati tingkat SD. Kan boleh saja," jelasnya.

Yang tidak boleh, lanjutnya, adalah kegiatan purnawiyata di luar sekolah.

Saat disebut kegiatan itu untuk mengakali larangan bupati, Pipit, panggilan akrabnya, mengaku tidak setuju.

Menurutnya, kegiatan itu bukan sekadar mengubah nama dengan esensi kegiatan yang sama.

"Kita tidak bisa mengintepretasikan," tandasnya.