Dorong Kemandirian, Puluhan Warga Binaan Lapas Bondowoso Dibekali Pelatihan Membatik
Puluhan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas klas II B Bondowoso diajari membatik motif daun singkong, blue fire dan kopi
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Ndaru Wijayanto
Ringkasan Berita:
- Puluhan warga binaan Lapas Kelas IIB Bondowoso mengikuti pelatihan membatik motif khas Bondowoso seperti daun singkong, blue fire, dan kopi selama 10 hari.
 - Pelatihan dilakukan oleh House of Ijen Batik bekerja sama dengan BLK Bondowoso menggunakan teknik batik cap yang dinilai lebih mudah dan terjangkau.
 - Tujuan pelatihan adalah membekali WBP dengan keterampilan agar setelah bebas dapat mandiri dan tidak kembali melakukan tindak pidana.
 
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu
TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Puluhan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas klas II B Bondowoso diajari membatik motif daun singkong, blue fire dan kopi. Motif batik khas Bondowoso.
Pelatihan diberikan selama 10 hari oleh House of Ijen Batik Bondowoso, yang berkolaborasi dengan Balai Latihan Kerja (BLK) setempat sejak Kamis (30/10/2025).
Menurut Owner House Of Ijen Batik, Andre, yang menjadi instruktur pelatihan, menjelaskan para WBP diajarkan membatik dengan teknik batik cap. Yaitu, metode membatik menggunakan alat bernama stem batik.
Dia menyebut pemilihan teknik ini karena prosesnya dinilai lebih mudah. Kemudian harganya lebih terjangkau.
“Harapannya, setelah keluar dari lapas, para WBP bisa melanjutkan usaha batik ini,” katanya dikonfirmasi Senin (3/11/2025).
Pelatihan ini merupakan kali ke dua dilakukan. Dan Para WBP selalu mengikuti dengan penug antusias.
“Alhamdulillah, mereka cukup antusias dan cepat tanggap dalam belajar. Karena batik cap lebih mudah, jadi proses pembelajarannya juga lebih cepat,” ungkapnya.
Baca juga: Branding Kopi dan Batik Bondowoso Melalui Kompetisi Cup Taste dan Design
Sementara itu, Kasi Binadik Giatja Lapas Bondowoso, Mamatrono, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali para WBP dengan keterampilan. Sehingga, harapannya setelah bebas mereka bisa mandiri. Tidak kembali melakukan tindak pidana.
"Kalau mereka punya keterampilan, otomatis bisa punya penghasilan halal dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ujarnya.
Hasil batik dari para WBP, akan dipasarkan, dan hasil penjualannya dikembalikan kepada para peserta yang terlibat dalam proses pembatikan.
Dia melanjutkan selama ini pihaknya membekali pra WBP dengan berbagai keterampilan. Seperti pertanian hidroponik dan pengelasan.
“Mereka harus dibina di sini, baik pembinaan kepribadian maupun kemandirian seperti yang saat ini kita laksanakan,” pungkasnya.
Baca juga: Hari Batik, Lucunya Anak TK di Bondowoso Belajar Mewarnai Motif Daun Singkong dan Topeng Kona
| Bubur Ketan Legendaris di Bondowoso Selalu Ramai Pembeli, Samuji Pertahankan Resep Sejak 1985 | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Kecelakaan di Bondowoso, Bus Ladju Tabrak Pohon di Depan Kantor PWI, Diduga Hilang Kendali | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Kecelakaan di Tikungan Bondowoso, Honda Win Adu Banteng Dengan CB150, Dua Pengendara Dilarikan ke RS | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Lapas Bondowoso Panen Perdana 45 Kg Sawi Hidroponik, Dikirim ke SPPG untuk Program MBG | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Istri Kaget Saat Hendak Wudhu, Temukan Suami Jatuh ke Sumur di Bondowoso Saat Hujan Deras | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
			:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Para-warga-binaan-Lapas-Bondowoso-saat-belajar-teknik-batik-cap-oleh-House-Of-Ijen-Batik.jpg)
                
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
											
											
											
											
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.