Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Matangkan Sarana Transportasi Terintegrasi, Khofifah Bahas Pembangunan LRT dengan Dubes Inggris

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Pemprov Jawa Timur terus mematangkan pembangunan sarana transportasi terintegrasi di wil

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Fatimatuz Zahroh
ANGKUTAN PUBLIK - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat bertemu Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey di Hotel Grand Mercure Kota Malang, Rabu (28/5/2025). Dalam pertemuan ini Gubernur Khofifah dan Duta Besar Dominic Jermey membahas rencana transportasi massal LRT untuk Kota Surabaya. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Pemprov Jawa Timur terus mematangkan pembangunan sarana transportasi terintegrasi di wilayah Gerbangkertasusila.

Terutama untuk penghubung di Surabaya Raya, dikatakannya sarana transportasi massal di Kota Surabaya kini tengah menjadi prioritas untuk direalisasikan dalam waktu dekat.

Ia menyebutkan, pihaknya sudah membahas rencana realisasi transportasi massal untuk menghubungkan antar kawasan di Kota Surabaya dengan Duta Besar Inggris di Indonesia yaitu Dominic Jermey. Ia bahkan sudah merekomendasikan agar moda transportasi yang digunakan nantinya adalah LRT.

“Insya Allah bulan depan mudah-mudahan hasil feasibility study (FS) dari pemerintah Inggris sudah bisa diluncurkan,” tegas Khofifah, Senin (2/6/2025). “Dan kalau opsinya adalah trem ataukah MRT, maka saya sampaikan lebih baik menggunakan LRT saja,” tegasnya.

Lebih lanjut, dalam pertemuan dengan Duta Besar Inggris pekan lalu, Khofifah menegaskan bahwa yang dibahas adalah gambaran studi kelayajan transportasi perkotaan berbasis rel di Surabaya hasil kajian dari PwC dan Mott MacDonald yang dilakukan tahun 2024-2025.

Studi kelayakan ini merupakan hasil tindak lanjut dari pra-FS JICA dengan fokus survei terkini terkait transportasi public di wilatah metropolitan Surabaya untuk tiga koridor. 

Untuk koridor barat ke tengah yaitu dari Unesar-Darmo, kemudian koridor utara ke tengah yaitu dari Pasar Turi-Wonokromo dan koridor pusat ke selatan yaitu dari Wonokromo-Juanda.

Dalam kajian tersebut diberikan opsi untuk koridor Unesa-Darmo menggunakan Trem dengan estimasi biaya Rp 8,1 trilliun. Kemudian opsi untuk koriodr dari Darmo-Pasar Turi menggunakan trem dengan estimasi biaya Rp 12,76 trilliun. Sedangkan dari Wonokromo-Juanda ditawarkan opsi menggunakan MRT dengan estimasi biaya Rp 20,96 trilliun.

Dari bahasan tersebut, LRT dikatakan Khofifah adalah moda transportasi massal yang paling memungkinkan. Sebab jika MRT, berdasarkan kajian, biaya yang dibutuhkan terlampau mahal. Sedangkan jika opsinya trem, kondisi dalam Kota Surabaya sudah cukup padat dan trem hanya bisa digunakan di dalam kota. 

“Nah sedangkan kita butuh yang bisa menghubungkan wilayah aglomerasi Surabaya. Maka yang memungkinkan adalah dengan LRT,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Nyono menegaskan pembahasan tersebut dilakukan Gubernur Khofifah saat pertemuan dengan Dubes Inggris untuk Indonesia di Kota Malang pekan lalu. Pembicaraan terkait transportasi massal tersebut cukup urgent seiring dengan semangat Jatim Akses yang digaungkan Gubernur Khofifah. 

“Jadi memang ada opsi-opsi yang dipaparkan, nah jika dihitung-hitung memang daripada trem atau MRT yang memungkinkan adalah LRT. Maka Ibu Gubernur minta LRT saja. Ini nanti dikaji lagi,” tegasnya. 

Angkutan berbasis kereta LRT di Kota Surabaya ini nantinya akan terintegrasi dengan Surabaya Regional Railway Line (SRRL) adalah proyek kereta api regional yang menghubungkan Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Dikatakan Nyono, update dari proyek SRRL ini sendiri masih dibahas keta tantara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan.

“Rencananya akan dilakukan lelang tahun ini. Tapi saat ini belum, sekarang masih dibahas antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan. Terkait pembiayaan terutama terkait loan nya,” pungkas Nyono.

Nilai loan pinjaman untuk proyek Surabaya Regional Railways Line (SRRL) fase 1 adalah sekitar Rp 3,6 triliun dari total proyek sebesar Rp 4,9 triliun. Pinjaman ini berasal dari Bank Pembangunan Jerman KfW.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved