Berita Viral
12 Tahun Soleh Nabung Rp93 Juta di Koperasi Gagal Berangkat Haji, Dana Macet Ulah Pengurus: Nyesek
Keinginan pria ini berangkat haji di 2025 pupus lantaran dana yang dipersiapkan tak bisa dicairkan.
TRIBUNJATIM.COM - Keinginan pria ini berangkat haji di 2025 pupus lantaran dana yang dipersiapkan tak bisa dicairkan.
Selama 12 tahun menabung, pria tersebut tak bisa tarik uang tunai di tabungannya sendiri.
Pasalnya, koperasi tempat ia menabung tengah bermasalah akibat ulah pengurus.
Dana yang ditabung di koperasi macet.
Kisah pilu ini dialami Soleh, warga Kecamatan Sindang, Indramayu, Jawa Barat.
Dirinya harus menunda keberangkatannya ke Tanah Suci setelah menunggu belasan tahun.
Baca juga: Setelah Nabung Rp15 Ribu Tiap Hari, Marpuah Penjual Jajanan Berangkat Haji di Usia 93: Nungguin Lama
Soleh diketahui tidak mampu melunasi pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) walau dijadwalkan bisa berangkat tahun ini.
Penyebabnya, karena uang tabungan sebesar Rp 93 juta miliknya di KSP Mitra Jasa Indramayu tidak bisa dicairkan.
Ia pun berusaha ikhlas dan memilih berprasangka baik sembari terus berikhtiar memperjuangkan haknya.
“Saya nabung haji di sini, tapi mungkin karena Allah SWT belum menghendaki, sabar dahulu ditunda, mungkin insya Allah tahun depan diundang kembali ke Baitullah,” ujar dia kepada Tribun Cirebon, Rabu (4/6/2025).
Soleh adalah salah satu nasabah yang hari ini datang ke kantor KSP Mitra Jasa Indramayu menuntut penjelasan.
Ia juga jadi salah satu nasabah yang vokal memperjuangkan haknya lewat pengeras suara.

Pantauan Tribun Cirebon, Soleh juga bercerita soal gagalnya ia berangkat ke Tanah Suci tahun ini lantaran karena tabungan macet kepada pengurus koperasi.
Lewat cerita itu, ia sangat berharap adanya sedikit itikad baik dari pihak koperasi.
Di sisi lain, Soleh tidak menampik berangkat ibadah haji ke Tanah Suci sudah menjadi impiannya bersama sang istri.
Ia pun rutin menabung sejak 2013 silam.
Besaran setiap kali menabung tidak menentu, tergantung keuntungan yang didapat dari usaha fotocopy miliknya.
“Kalau dirasa-rasa memang nyesek pemberangkatan harus ditunda, tapi mungkin sudah qodarullah,” ucap dia.
Soleh menceritakan, selain dirinya, banyak pula nasabah yang memiliki masalah beragam dan membutuhkan uang tabungan mereka.
Seperti untuk membayar utang, mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan masih banyak lagi.
Oleh karenanya, Soleh berharap ada jalan tengah yang bisa dijadikan solusi agar masalah tabungan macet di KSP Mitra Jasa Indramayu tidak berlarut-larut.
Minimalnya pihak koperasi bisa mencicil untuk pengembalian uang milik nasabah jika pencairan tidak bisa dilakukan menyeluruh.
“Harapannya ada solusi lah dari masalah ini,” ujar dia.
Baca juga: Tak Sadar Pacar Punya Niat Jahat, Uang Celengan dan Tabungan Wanita ini Raib Rp 28 Juta
Kasus serupa, pencairan dana Rp8,5 M di Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) Kulon Progo, mengalami kendala.
Akibat pencairan dana yang macet ini, sejumlah nasabah menjerit dan terlilit utang.
Mereka menggelar unjuk rasa meminta kepastian nasib tabungan mereka di BUKP.
Diberitakan, sekitar 250 nasabah terpaksa menunggu pencairan uang mereka.
Tak main-main, totalnya mencapai Rp4,2 miliar di BUKP Wates di Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lalu di BUKP Galur juga mengalami masalah serius dalam pencairan dana sebanyak Rp4,3 miliar.
Salah satu nasabah, Suroso (62) yang juga seorang pedagang angkringan, mengungkapkan keputusasaannya.
Warga Bendungan ini telah menunggu pencairan dana sebesar Rp12.000.000 yang sudah ditabungnya sejak 2019.
"Saya bertahan sampai uang didapatkan," kata Suroso saat ditemui di depan kantor BUKP, Senin (6/5/2025).
Ia membutuhkan dana tersebut untuk biaya wisuda anaknya di Semarang, namun terpaksa mencari pinjaman dari arisan dan orang lain karena BUKP tidak dapat mencairkan dananya.
Baca juga: Jeritan Nasabah Dana Rp 8,5 M di BUKP Tak Bisa Dicairkan, Terlilit Utang Imbas Tabungan Tertahan
Suroso juga mengalami kesulitan saat menggelar pernikahan anaknya, di mana ia kembali tidak bisa mencairkan tabungannya.
Setiap kali ia datang ke BUKP, dirinya hanya diminta untuk bersabar.
"Akibatnya, saya dikejar tagihan pinjaman," keluhnya.
Penghasilan dari angkringan, imbuhnya, juga tidak cukup untuk mengembalikan pinjaman yang diambilnya.
Staf BUKP Wates, Tenti, menjelaskan bahwa pencairan dana masabah macet lantaran adanya rush atau pengambilan uang besar-besaran oleh nasabah.
"Mereka mau ambil dana, sementara dalam proses penyelesaian. Semua nasabah akan ditangani sama."
"Kami memang dalam penyelesaian. Tapi kalau dikejar-kejar, kami malah kurang fokus," ungkap Tenti.
Pendamping nasabah, Nasib Wardoyo, juga menyoroti masalah ini.
Ia menyebutkan bahwa ada nasabah yang sudah mengalami kesulitan pencairan sejak tiga tahun lalu, dan masalah ini semakin menguat belakangan.
"Kebetulan Pak Suroso ini pedagang angkringan di depan rumah saya. Dia mengeluhkan kasusnya pada saat itu," kata dia.
Nasib berharap pemerintah provinsi dapat turun tangan, mengingat BUKP merupakan badan usaha provinsi yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 1989.
"Dalam pelaksanaannya, BUKP menghimpun dana masyarakat tapi kemudian tidak mampu membayarkannya."
"30 persen saja yang bisa disalurkan dari dana yang dihimpun. 70 persennya ke mana?" tanya dia.
Ia menekankan pentingnya penyelesaian segera, karena masyarakat kecil menyimpan uang untuk keperluan yang sudah terencana, seperti pernikahan, berangkat haji atau umrah, hingga khitan.
Nasib dan para nasabah berniat untuk mengadukan masalah ini hingga ke Pemprov dan DPRD provinsi, serta berharap keluhan mereka didengar oleh Gubernur DIY.
"Sehingga tidak perlu ada korban seperti ini lagi," tutup Nasib.
Ibu Tiri Tak Diundang ke Pernikahan Anak yang Sudah Dirawatnya 23 Tahun, Alasannya Bikin Suami Heran |
![]() |
---|
Jamaludin Berenang ke Singapura Demi Kerja Serabutan, Gaji di Indonesia Tak Cukup |
![]() |
---|
Sosok Anggota DPRD yang Minta Maaf Setelah Ucapkan 'Rampok Uang Negara dan Habiskan', Kini Dipanggil |
![]() |
---|
Kekayaan Hasan Nasbi Mantan Kepala PCO yang Kini Ditunjuk Jadi Komisaris Pertamina |
![]() |
---|
Main HP saat Diarahkan hingga Suruh Tenaga Outsourcing Bersihkan Rumahnya, Sekdis Koperasi Dicopot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.